Tuesday 28 February 2017

Melatih Kemandirian #day2

Taraaaaaa...

Hari ke2 melatih kemandirian Duo Binar. Hasilnya?

Alhamdulillah untuk si Mas berjalan lancar, sudah mau berangkat tidur sendiri, dan tidak memanggil-manggil lagi di tengah malam. Semoga bisa berlanjut dengan 'aman'.

Untuk Adik, alhamdulillah  dia bangun sebelum subuh, dan segera menuju ke kamar mandi dengan sendirinya. Tapi olalaaaa, kemanjaannya beralih, minta disuapin. Padahal sehari-hari kalau lapar langsung ambil nasi dan lauk sendiri tanpa ditawari. Makannya pun lahap. Hari ini perlu saya bujuk-bujuk untuk meneruskan kebiasaan makannya yang sudah sangat mandiri. Belum berhasil, dan saya akhirnya kalah dengan memberikan tawaran 'ibu suapin 2 sendok aja ya."

Malam ini, sebelum tidur, saya ajak berdiskusi dulu tentang kebiasaan bangun subuh, dan dia meminta untuk dipasang alarm sebelum adzan. Dan segera saya siapkan.

Semoga besok berjalan lancar. Aamiiin...


#tantangan10hari
#hari2
#melatihkemandirian
#kelasbunsayiip
#bundasayang

Monday 27 February 2017

Melatih Kemandirian #day1

Hmmm, melatih kemandirian. Satu tantangan buat saya. Karena saya selama ini masih suka merasa ga tega, kasihan. Tapi saya tahu bahwa suatu saat saya harus tega melakukannya, karena saya tidak selamanya bersama mereka. Dan inilah saatnya.

Merenung dan berdiskusi dengan suami, akhirnya kami memutuskan melatih kemandirian untuk berani tidur sendiri untuk si Mas. Kami hanya bertugas mengantarkan ke kamar, membacakan buku, menemani berdo'a dan kemudian ditinggal. Selama ini kami terkadang masih menungguinya sampai benar-benar tertidur dan baru berani meninggalkannya.

Protes? Iya, si Mas pun bertanya, kenapa? Kan cuma sebentra aja Ibu nungguinnya? Paling cuma beda 10 menit, katanya. Saya jelaskan bahwa Mas sudah besar, sudah waktunya berani berangkat tidur sendiri. Gimana kalo nanti Mas sekolah jauh dari Ibu sama Ayah? Kan harus bisa tidur sendiri tuh, jawab saya.

Tantangan kemandirian untuk si Adek adalah bangun sendiri ketika Subuh. Adek terkadang sudah bangun saat adzan subuh tapi masih males-malesan di kasur. Dan kalo sedang kumat manjanya, dia minta digendong ke kamar mandi. Duh ini yang saya masih suka ga tega. Ga papa gendong ke kamar mandi asal Adek bisa sholat tepat waktu.

Ketika Adek diberi tahu, wajahnya langsung cemberut. Tapi...

Bismillah, insyaAllah jika kami konsisten untuk melaksanakannya, kami bisa. Mas bisa, Adek bisa...

Yes, I can...

#tantangan10hari
#hari1
#melatihkemandirian
#kelasbunsayiip

Homemade Banana Ice Cream

Mendadak diajak Ayah ke Banjarmasin untuk servis mobil. Dan langsung galau, karena banyak makanan di rumah. Biasanya kalo ada rencana pergi keluar kota, maka beberapa hari sebelumnya ga akan nyetok di kulkas. Akhirnya pisang yang ada pun hanya sempat memasukkan ke dalam kulkas.

Sepulang dari Banjarmasin, saya pun bingung dengan pisang-pisang dingin yang menumpuk di kulkas. Iseng-iseng googling mencari resep olahan pisang, dan saya dapat resep homemade banana ice cream dari jtt punya mba Endang.

Akhirnya pagi hari sebelum berangkat kerja, saya sempatkan untuk memotong-motong pisang menjadi ukuran kecil dan memasukkannya ke dalam freezer. Sepulang kerja, alhamdulillah sudah beku dan siap untuk dieksekusi. Karena blender saya agak sedikit ringkih, yaaaa faktor usia lah, maka saya membaginya menjadi beberapa bagian. Memblender pisang-pisang beku menjadi halus, dan menambahkan satu sachet susu bubuk full cream. Dan kemudian membekukannya kembali.

Sepulang jemput anak-anak sekolah, pisang halus yang sudah dibekukan ladi diblender ulang. Nah ini tips untuk membuat es krim yang super lembut. Semakin banyak kita mengulang proses membekukan - memblender - membekukan - memblender, maka semakin lembut es krim yang dihasilkan. Tapi saya hanya mengulangnya 2x, karena anak-anak sudah tidak sabar.

Dengan sedikit topping choco chips dan selai blueberry, banana ice cream siap disantap. Horeeee......

Wednesday 15 February 2017

Komunikasi Produktif Itu...

Komunikasi. Suatu hal yang kita lakukan sehari-hari, bahkan sejak lahir. Namun, walaupun telah terbiasa melakukannya, tidak semua orang mampu berkomunikasi secara produktif meskipun usia beranjak dewasa. Seperti saya contohnya. 35 tahun berkomunikasi, masih belum juga ahli.

12 gaya komunikasi yang populer (yaitu memerintah, menyalahkan, meremehkan, membandingkan, memberi cap, menasehati, mengancam, membohongi, menghibur, mengkritik, menyindir, menganalisa) namun tidak produktif ini seringkali saya lakukan, baik kepada suami, anak, teman dan juga diri saya sendiri. Dan efeknya? Membuat hidup saya menjadi 'menderita'. Kenapa? Karena pantulan energi negatif yang selama ini saya pancarkan semakin banyak.

Itu dulu. Saat ini, saya sedang berjuang untuk mempraktikkan komunikasi produktif. Dan bersama kelas bunda sayang, saya merasa lebih mudah melaksanakan perubahan ini karena adanya panduan, teman yang senasib sepenanggungan, dan juga mentor yang berpengalaman.

Baru berjalan satu bulan, dan saya merasa sedikit melakukan perubahan dengan gaya komunikasi. Namun efek yang saya rasakan sungguh luar biasa. Saya bisa ngobrol santai dan berbicara dengan suami dan anak-anak tanpa emosi dan tanpa nada tinggi. Respon yang mereka berikan pun saya rasakan sungguh luar biasa.

Saya menikmati hasilnya, dan saya tahu, perjuangan pembelajaran ini tidak berhenti disini. Saya harus terus belajar, menerapkan kaidah-kaidah komunikasi produktif. Belajar mendengar, belajar berempati, kontak mata, bahasa non verbal,memilih waktu yang tepat dan lain sebagainya.

Semoga saya bisa selalu istiqamah. Aamiin...

#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Apa Yang Harus Saya lakukan Agar Ayah Tidak Menikah Lagi?

Saya mengakhiri pillow talk kami malam ini dengan pertanyaan "apa yang harus saya lakukan agar Ayah tidak menikah lagi?"

***
Obrolan kami malam ini tentang pernikahan, dan akhirnya mulai ngelantur kemana-mana.

Tentang si A, yang terkenal sebagai pria flamboyan, dan ternyata baru punya istri muda, walaupun istrinya menurut saya sungguh cantik jelita.

Tentang si B, yang memutuskan berpisah dengan suami, karena melihat sms mesra seorang wanita di hp suaminya.

Tentang C dan D, pasangan yang sungguh saya kenal tampak tanpa masalah, dan ketika terakhir saya bertemu, ternyata mereka telah berpisah karena suami menikah lagi tanpa sepengetahuan sang istri.

Tentang E, F , G dan seterusnya.

Pernikahan adalah hal yang kompleks, karena menyatukan dua orang yang berbeda, dan juga menyatukan dua keluarga yang kemungkinan sangat bertolak belakang.

Ada banyak tantangan di dalamnya. Ada yang berhasil melewatinya meski terseok- seok, ada juga menyerah di tengah jalan.

Teringat dengan nasehat seorang mentor dikala pelatihan, agar tak pernah lupa mendoakan suami, karena godaan selalu ada.

Poligami, walaupun halal dan diperbolehkan, namun saya pribadi saat ini belum sanggup untuk menerima dan menjalaninya. Sedangkan perselingkuhan, tentu saja adalah hal yang haram, karena memang telah dijelaskan dalam AlQur'an.

Oleh karena itu, percakapan saya tutup dengan pertanyaan "apa yang harus saya lakukan agar Ayah tidak menikah lagi?"

Tentang Paha dan Komunikasi Produktif

Dalam perjalanan pulang dari luar kota, kami singgah di salah satu gerai restoran cepat saji. Kami segera masuk dan mengantri untuk memesan makanan. Dan sampailah giliran kami.

I : Mas, Adik, mau makan apa?
M : Aku yang itu Bu.
Mba pramusaji : Mau pake paha atas atau paha bawah dek?
M : emmm... (mikir)
I : Ayo Mas, jangan lama-lama mikirnya, antrinya banyak.
M : emmmmm, Bu, emangnya paha ada yang diatas?

Dan kami pun ga bisa menahan tawa. Ternyata yang dia pikirin itu toh.

***
Pengalaman konyol ini saya tuliskan di fb, dan mendapat cukup banyak respon.

Namun, satu hal yang menjadi perhatian saya, bahwa peristiwa ini terjadi karena komunikasi yang kurang produktif antara saya, Mas dan Mba pramusaji.

Ya, ilmu komunikasi produktif, harus dibawa dan diterapkan dimana saja, karena kita berkomunikasi dimana saja, kapan saja ,dan dengan siapa saja. Tidak melulu di rumah.

Siap untuk berkomunikasi produktif? Bahkan dengan diri sendiri?


Anjing yang Masuk Surga

"Ibu, ada ga sih anjing yang masuk surga?" tanya Arsya ketika kami melihat segerombolan anjing yang sedang tidur-tiduran di bawah pohon saat bersepeda pagi tadi.

"Em, kayaknya ada Dek, tapi Ibu belum pasti, nanti kita cari dulu ya," jawab saya.

"Emang kenapa anjingnya masuk surga Bu, dia kan najis," lanjutnya.

"Nah itu Ibu belum tau, nanti ya cari dulu jawabannya."

Sepanjang jalan, saya pun penasaran, ada ga sih anjing yang masuk surga? Seingat saya, ada kisah anjing yang cukup terkenal, yaitu anjingnya ashabul kahfi dan anjing yang kehausan dan ditolong oleh wanita pezina.

Malam ini baru kesampainan saya menuntaskan rasa penasaran, karena sepulang bersepeda, Duo Binar sudah dijemput teman untuk bermain bersama dan saya harus segera bersiap ke tempat kerja. Nasib kerja di pelayanan kesehatan, ketika yang lain libur, tapi saya engga 😑.

Dan berikut hasil pencarian saya.

● Anjing para pemuda Ashabul Kahfi, yang konon bernama Qithmir, dipercaya sebagai satu-satunya anjing yang masuk surga. tapi saya belum menemukan dalil yang tepat untuk ini. Kisah Ashabul Kahfi ini dimuat dalam surat Al Kahfi ayat 10-26.

● Anning yang kehausan dan diberi minum oleh seorang pelacur, yang dikisahkan masuk surga adalah sang pezina, bukan anjingnya.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu dari Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam , beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seorang wanita pezina telah mendapatkan ampunan. Dia melewati seekor anjing yang menjulurkan lidahnya dipinggir sumur. Anjing ini hampir saja mati kehausan, (melihat ini) si wanita pelacur itu melepas sepatunya lalu mengikatnya dengan penutup kepalanya lalu dia mengambilkan air untuk anjing tersebut. Dengan sebab perbuatannya itu dia mendapatkan ampunan dari Allâh Azza wa Jalla.
(Hadits riwayat oleh Imam Bukhari dalam kitab Shahih beliau rahimahullah, hadits ini shahih)

Jadi, apa benar ada anjing yang masuk surga? Wallahu a'lam.

Monday 13 February 2017

Belajar MPASI di KE MPASI AIMI Kalsel

Duh, telat ga sih, anak udah umur 8th dan 6th baru mau ikutan KE MPASI? Mudah-mudahanan engga ya, karena ilmunya bisa dipakai sepanjang hayat. Siapa tahu Duo Binar bakalan punya adek lagi (*ngarep.com).

Sebetulnya motivasi utama ikut KE MPASI adalah agar bisa belajar dan mengajari lingkungan sekitar saya plus pasien-pasien di puskesmas (pengennya sih datang dari satu posyandu ke posyandu lain, sambil praktek).

Masalah penyakit degeneratif di Indonesia makin hari makin meningkat jumlah kasusnya. Penyakit ini bisa dicegah dan ditanggulangi dengan perubahan pola hidup, salah satunya adalah pola makan yang benar. Nah pola makan ini kan dibentuk dari usia sedini mungkin, jadi saya pengen bisa mengedukasi untuk menerapkan pola makan sehat ini.

Lalu apa aja sih yang diajarkan di KE MPASI?
Prinsip MPASI adalah sesuai dengan Pedoman Gizi Seimbang. Sayangnya masih banyak orang yang belum mengenal ini. Kalaupun sudah kenal, kadang belum rela melepas 4 Sehat 5 Sempurna yang ternyata sudah ekspired sejak 1994. Lama banget ya....

Kami belajar mengelompokkan jenis makanan dengan games, seru lho, jd benar-benar mgerti kelompok2 makanan. Trus lanjut belajar tekstur dan kuantitas makanan yang diberikan kepada si baby. Ini juga via games dan dilanjutkan dengan praktek membuat makanan sesuai usia. Ada 6 bulan, 6,5 s/d 9bulan, 9 s/d 12 bulan, 12 s/d 24 bulan.

Materi terakhir yang disampaikan adalah tantangan dalam memberikan MPASI. Antara lain adalah GTM, bayi sakit, ibu bekerja, dll. Kelas ini ditutup dengan demo membuat cemilan yang kaya kalori, untuk anak-anal dengan BB kurang.

Dua Binar yang udah datang menjemput, dan melihat demo masaknya bilang, "baunya harum banget Bu, boleh ga aku minta?"

Sunday 5 February 2017

Membersamai Anak

Membersamai. Ya, berkegiatan bersama. Bukan hanya hadir secara fisik dan menemani mereka.

Hari ini, Alhamdulillah saya mendapat kesempatan membersamai Duo Binar, mulai dari pagi hingga menjelang tidur kembali.

Selesai berenang, Mas memilih untuk bermain bersama kucing-kucingnya. Sedangkan Adek memilih mencuci sepeda. Ketika melihat Adek bermain air, Mas tertarik untuk memandikan 2 kucing kecilnya. Akhirnya kegiatan kami di halaman depan rumah adalah bermain air. Yang satu memandikan kucing, yang satu mencuci sepeda.

Sambil menunggu waktu dzuhur, mereka bersepeda keliling kompleks dan saya menyiapkan makan siang. Ba'da sholat dzuhur dan makan siang, saya mengajak mereka untuk beristirahat, dan membacakan mereka buku cerita. Mas memilih "Petualangan Pencari Tujuh Saudara" sedangkan Adek memilih buku "Cerita di Waktu Badai."

Bangun menjelang ashar, Adek kembali memilih untuk bersepeda. Kalau saya amati, si Adek ini cenderung suka dengan kegiatan fisik, dan selalu kepengen ketemu teman, untuk sekedar menyapa. Sedangkan Mas lebih anteng, suka dengan kegiatan di dalam rumah. Mas memilih bermain lego. Setelah sholat Ashar, mereka bersiap-siap untuk les memanah. Saya berkesempatan menemani mereka berdua, karena kebetulan Ayah sedang mengikuti pelatihan. Legiatan memanah berakhir menjelang maghrib.

Ba'da maghrib, kami mengaji dan murajaah hafalan, makan malam sembari ngobrol. Sambil menunggu isya, mereka saya ajak untuk membantu melipat baju. Setelah isya, kembali mereka berdua meminta untuk dibacakan buku. Mas memilih Komik Kuark, dan Adek melanjutkan "Cerita di Waktu Badai."

Saya berharap mendapatkan banyak kesempatan untuk bisa membersamai mereka dalam berbagai kegiatan. Semoga dapat terwujud kedepannya. Aamiin.

Saturday 4 February 2017

Ketika Adek Bicara Pernikahan

"Ibu, tahu ga? Aqillah nanti pas besar mau menikah sama Maulida."

"Oh ya?" jawab saya. "Adek tahu dari mana?"

"Aqillahnya bilang sendiri sama aku."

"Trus, Maulidanya bilang apa?

"Aku ga tau. Hmmm mungkin Maulidanya ga tau juga."

"Oh, gitu ya." sambil menganggukkan kepala dan menahan tawa. Anak-anak sekarang, masih SD sudah ngomong pernikahan. "Kalo Adek gimana?"

"Aku ga tau, aku nanti menikah sama siapa. Ibu tau ga?"

"Wah Ibu juga ga tau. Ibu dulu ketemu ayah pas udah besar. Ayah udah kerja."

"Oh, kalo gitu, aku nanti mikirnya kalo pas udah besar aja."

"Oke deh. Boleh aja. Nanti cerita ya sama Ibu, mau menikah sama siapa."

"Sip."

***
Percakapan singkat kami dalam perjalanan, sepulang ngantar si Kakak les bahasa Inggris.

Sebetulnya saya cukup kaget juga ketika tiba-tiba Adek membicarakan masalah pernikahan. Tapi mungkin ini adalah salah satu kesempatan bagi saya untuk memasukkan nasehat, dan merefleksikan pengalaman ketika saya dan si Ayah bertemu.

#hari10
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Berenang

"Hari ini kita berenang yuk Bu."
"Iyaaaa, kita kan lama ga berenang."

"Berenang sama siapa? Ayah kan ga ada, Ibu juga lagi mens, ga boleh nyemplung kolam."

"Kami berdua aja, ibu nemani aja."

"Berani ya?"

"Iya, janji. Kami berani berdua aja."

***
Deal.
Akhirnya kami menghabiskan waktu liburan minggu ini dengan berenang.
Saya, hanya menemani di samping kolam.
Dan akhirnya mereka berani nyemplung berdua saja.

#hari9
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahhunsayiip

Thursday 2 February 2017

Belajar Berempati - Ketika Si Putih Hilang

"Si Putih mana Bu?" tanya Duo Binar sepulang sekolah.

Seperti biasa, begitu masuk rumah, yang dilakukan adalah mengabsen kucing-kucingnya.

"Nah itu, tadi siang pas Ibu mau kasih makan, ga ada. Udah dipanggil-panggil ga datang juga," jawab saya. "Kira-kira kemana ya?"

"Ibu sih, aku kan sudah bilang, kucingnya masukin kandang aja, biar ga hilang. Kalo ada yang nyuri gimana? Kalo ketabrak gimana?"

"Kan kasihan to kalo masuk ke kandang, nanti mau maem, mau buang air, mau main gimana?"

"Nab kalo hilang kaya ini, gimana? Si Hitam jadi ga ada temannya," sambil nangis. "Ibu harus tanggung jawab."

"Tanggung jawab gimana? Nyari putih?"

"Iya, kalo ga ketemu, kita beli kucing buat teman Hitam."

***
Weleh weleh weleh...
Sungguh, ini jadi tantangan untuk mempraktekkan komunikasi produktif. Lalu apa yang saya lakukan?

"Ya udah, Mas Bintang sama Adek ganti baju dulu yuk, setelah itu kita cari Si Putih bareng-bareng."

Kami bertiga keliling rumah melakukan pencarian. Sampai akhirnya mereka kelelahan, dan sedih.

"Ibu tau kok, Mas sama Adek sedih, kucingnya hilang. Kita do'akan aja yuk, semoga yang menemukan Si Putih sayang sama Si Putih, trus dirawat baik-baik."

"Ajak main Si Hitam yuk, biar ga kesepian." ajak saya.

Sembari bermain dengan Si Hitam, saya mengajak mereka ngobrol bagaimana sebaiknya kita memperlakukan hewan peliharaan dengan baik, salah satunya adalah dengan tidak mengurungnya.

***
"Ibuuuuuu, Si Putih ada di rak bukuku," teriak Adek saat menyusun buku sekolahnya ba'da sholat Maghrib.

Hehehe, yang diributin dari tadi ternyata sesang meringkuk di rak buku. Rupanya dia sedang tidak enak badan.

#hari8
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Wednesday 1 February 2017

Penyayang Binatang

"Ibu, ada anak ayam masuk selokan," teriak Arsya dari halaman. "Ayo Bu, cepetan ke sini, kita bantu dia naik."

Saya pun keluar, dan melihat anak ayam tidak berhasil melompat ke atas karena selokan yang terlalu dalam. Kami berdua berusaha menangkap anak ayam dan mengeluarkannya dari selokan.

***

"Ibu, itu kenapa kambingnya?" tanya Bintang ketika kami jalan-jalan sore melewati kebun di salah satu ruas jalan di kompleks Pertamina.

Setelah kami amati dari kejauhan, ternyata tali yang mengikat si kambing tersangkut pada dahan pohon, sehingga kambingnya tidak bisa pergi jauh, hanya berputar-putar di sekitar, dan semakin ruwet pula talinya.

"Ayo Bu, kita lepaskan," rengek Bintang.

"Nah, Ibu takut Mas, kalo nanti diseruduk sama kambingnya gimana?" Antara kasihan dan rasa takut saya melihat seekor kambing jantan berukuran besar dengan tanduk yang menantang.

"Ayo Bu, lepaskan, kasihan kambingnya," rengeknya lagi.

Dengan takut-takut, saya mencoba melepas tali si kambing yang menyangkut di dahan pohon. Si kambing berdiam sambil menatap saya.

Akhirnya setelah tali lepas, si kambing langsung berlari menuju kekawanannya yang sudah berada di kejauhan sambil mengembik-embik senang.

***

Hmmm, Duo binar rupanya memiliki empati yang baik kepada para binatang. Alhamdulillah. Sebetulnya masih banyak lagi kelucuan-kelucuan mereka ketika berinteraksi dengan para binatang.

Semoga Duo Binar bisa meneladani Rasulullah yang juga penyayang binatang.

Rasulullah bersabda yang artinya; “Tuhan yang Maha Penyayang memberikan kasih sayang-Nya kepada orang-orang yang penyayang. Jika kamu menunjukan kasih sayangmu pada mereka yang ada dimuka bumi, maka di surga, Dia akan menunjukan kasih sayang-Nya padamu.” (Abu Isa Muhammad ibn Sawrah al Tirmidzi).


Pillow Talk

Pillow Talk. Bukan ngomongin bantal yaaa, atau ngomong sama bantal. Tapi ngobrol bersama suami, hanya berdua, menjelang tidur malam, setelah anak-anak tidur.

Hal ini, awalnya tak sengaja kami lakukan. Tapi setelah beberapa lama kami melakukannya, dan dilakukan dengan rutin, saya dan suami menemukan kenyamanan di sana.

Yang diomongin apa? Mulai dari hal yang serius, visi misi keluarga, impian dan cita-cita, sampai hal-hal yang aneh, seperti ngomongin artis (ga penting banget ya) atau sekedar berkhayal.

Pernah kami berkhayal memajang baliho dengan foto kami berdua, untuk mencalon sebagai bupati dan wakil bupati. Namun khayalan Ayah saya tolak mentah-mentah. Bukan karena apa-apa, tapi karena rumah dinas bupati dan wakil bupati terpisah jauh. Nah saya kan ga sanggup kalo rumah berjauhan, dan ga bisa ketemu setiap saat.

Obrolan yang serius pun pernah kami lakukan. Seperti ketika kami perlu menggenjot ibadah -ibadah kami yang mulai keteteran. Akhirnya kami memutuskan untuk mulai menjalankan satu persatu sunnah Rasul. Saya bagian membangunkan Ayah saat sholat tahajud, dan Ayah mengingatkan untuk sholat dhuha.

Nah, yang tadi malam kami lakukan, saya ingin meminta bantuan. Saya bercerita kalau saya kecapaian, karena mesin cuci yang belum selesai diservis, sehingga saya harus mencuci dengan tangan. Saya berniat meminta bantuan suami untuk mengurus beberapa kegiatan yang harus dilakukan di pagi hari.

Tak disangka, si Ayah langsung menawarkan bantuan. "Ya udah, Ibu nyuci aja, Ayah yang bikinkan sarapan."

Iyessss, hati saya bersorak. Alhamdulillah berhasil...

"Terima kasih Ayah, ga usah tiap hari ga papa kok, kalo Ayah lagi ga repot aja," jawab saya.

Ternyata jika kaidah-kaidah komunikasi produktif dijalankan, seperti memilih waktu yang tepat, intonasi suara yang terjaga, adanya kontak mata, komunikasi bisa berjalan dengan lancar.

Bagi yang masih kesulitan untuk ngobrol santai dengan suami, mungin pillow talk ini bisa dicoba. Dimulai dari obrolan ringan dulu saja.

#hari7
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip