Friday 28 April 2017

Mengamati Gaya Belajar Anak #day2

Mbah Der pagi itu mengeluarkan 'benda unik'. Terompet buatan sendiri, yang dibuat dari botol bekas, gelas bekas minuman kemasan, sedotan dan pipa, sambil meniupnya. Dan segeralah mereka penasaran.

"Apa itu Mbah? Aku nyoba, aku nyoba".

Mereka pun berebut. Mbah Der pun mengajak Duo Binar untuk membuatnya satu lagi. Tak lama kemudian, Duo Binar duduk di teras sambil mengamati dan sesekali ikut mencoba membuatnya. Melubangi pipa, tapi kali ini yang dipakai adalah spidol, dan gelas plastik, memotong bagian bawah botol dan melubangi tutupnya.

Setelah terompet buatan sendiri telah jadi, mereka meniupnya bersahutan, dan sesekali berkhayal. Menirukan sirine ambulan, menirukan peluit, kapal siar dan lain sebagainya.

Si kakak dengan penuh penasaran, mencecar Mbah dengan beberapa pertanyaan. Kenapa bisa bunyi? Kenapa begini, kenapa begitu dan lain sebagainya.

Acara meniup terompet pun baru berakhir ketika menjelang adzan dzuhur. Mereka pun bilang, nanti di Tanjung kita bikin ya Bu...

#day2
#level4
#tantangan10hari
#kuliahbunsayiip
#gayabelajaranak

Mengamati Gaya Belajar Anak #day1

Game level 4 di kuliah bunda sayang menantang saya untuk mengamati gaya belajar anak. Terus terang, saya sampai saat ini masih sedikit bingung dengan gaya belajar mereka. Gimana ga bingung, lha wong gaya belajar saya sendiri saja masih ga pasti.

Kebetulan, hari Sabtu kemarin, anak-anak diajak berenang oleh saudara ke Pemandian Kendedes di Singosari. Dengan senang hati mereka bersiap-siap untuk segera berangkat.

Sesampai di sana, si kakak yang memang senang berenang, dan segera memperagakan berbagai gaya, termasuk berenang gaya ikan paus. Hehehe, lucu juga idenya. Setelah menyelesaikan berenangnya, dia segera menuju seluncuran untuk bermain.

Si adik, yang lebih aktif, namun sedikit takut dengan air, hanya bermain-main di tepi kolam dan belajar melompat ke kolam dari tepinya. Mengulang beberapa kali, kemudian berlari keliling wahana, melompat-lompat lagi dan seterusnya. Ketika sesekali kepalanya masuk ke air, dan dia berusaha tampak berani, saya hanya nyengir dari kejauhan.

#day1
#tantangan10hari
#level4
#kuliahbunsayiip
#gayabelajaranak

Sunday 23 April 2017

Berlibur di Pemandian Kendedes Singosari

Hari ke 2 di Malang, enaknya kemana ya? Berhubung Duo Binar ingin berenang, dan kami harus bersilaturahim ke beberapa sanak saudara, maka kami memutuskan untuk pergi menuju arah Singosari.

Selain bisa ke rumah sepupu, yang sudah hampir 2 tahun tidak berjumpa, di Singosari juga terdapat beberapa arena bermain air. Kolam pemandian Kendedes dan mata air Sumber Awan yang sering menjadi target wisata dan juga arena perkemahan.

Setelah bersilaturahim, kami segera meluncur ke Pemandian Kendedes, yang jaraknya sekitar 1 km dari Candi Singosari - peninggalan Kerajaan Singosari.

Tiket masuk untuk orang dewasa Rp 10.000, dan untuk anak TK - SD sebesar Rp 7.000, dengan tiket parkir mobil Rp 5.000. Cukup terjangkau. Di pintu masuk, disajikan kolam yang dipenuhi oleh ikan koi. Pemandangan ini cukup menarik minat anak-anak, namun begitu mendengar teriakan dan suara air, mereka langsung berlari menuju tempat pemandian.

Yang bikin rasa khawatir saya dan suami hilang adalah begitu kami mengetahui bahwa air yang dipakai di pemandian ini adalah air dari mata air yang selalu mengalir. Jadi airnya selalu segar dan bersih. Rasa dingin air ternyata tidak mengalahkan rasa penasaran anak-anak dengan air. Wahana yang ada menurut saya sesuai dengan tiket masuk yang sangat terjangkau.

Begitu lewat waktu ashar, saya sudah wanti-wanti ke anak-anak agar segera menyelesaikan bermain airnya, agar tidak kesorean sampai ke rumah. Kebetulan juga hujan mulaibturun ribtik-rintik sehingga mereka pun mengakhiri sesi bermain airnya.

Sunday 16 April 2017

Family Gathering di PonPes Hidayatullah

Minggu yang kami tunggu-tunggu. Acara family gathering kelas 5 dan 6 SDIT An Nahl di Pondok Pesantren Hidayatullah Maburai. Duo Binar belum kelas 5 dan 6 sih, tapi kami dapat tawaran untuk mengikutinya karena kebetulan saya jadi pengurus komite.

Beberapa kali mengunjungi PonPes Hidayatullah ini, bikin anak-anak ketagihan, karena suasananya memang asyik. Alamnya yang masih alami, dan cukup luas, disertai dengan adanya kolam ikan yang bisa dipakai bermain air menjadi daya tarik sendiri buat anak-anak. Mbolang ceritanya.

Kegiatan dimulai dengan perkenalan orang tua, kemudian mengajak anak-anak berkeliling pondok. Acara inti pada hari ini adalah pemberian materi P3K untuk anak-anak dari tim ERT (Emergency Respons Team) ADARO. Mas pemberi materinya cukup lucu, jadi anak-anak merasa happy. Setelah sesi tanya jawab dan pembagian doorprize, acara dilanjutkan dengan kegiatan outdoor. Telah disiapkan arena flying fox oleh panitia. Anak-anak dan bapak-bapak ngantri main flying fox, ada juga yang mancing, ibu-ibunya menyiapkan makan siang.

Kegiatan flying fox juga menjadi daya tarik tersendiri, karena flying fox nya melintas diatas kolam. Jadi seru banget. Malah ada beberapa anak yang sengaja menceburkan diri ke kolamnya.

Setelah makan siang dan sholat dzuhur, acara ditutup dengan pemberian donasi ke pondok pesantren. Alhamdulillah acara berjalan lancar. Anak-anak senang, dan bapak-bapak bisa saling berkenalan.

Saturday 15 April 2017

Aliran Rasa "My Family Project"

Alhamdulillah, akhirnya berhasil juga menyelesaikan game level 3 di Kelas Bunda Sayang IIP, dengan tema "My Family Project". Walaupun menyelesaikan tantangan ini tidak dengan tertib alias loncat-loncat, karena Duo Binar yang sakit bergantian.

Dengan adanya tantangan ini, saya merasa bahwa keluarga kami makin kompak dalam menjalani kegiatan-kegiatan yang seringkali muncul secara spontan. Selain itu, antusias suami dan anak-anak dalam mengambil peran di suatu kegiatan sungguh patut diacungi jempol.

Tantangan dan game dalam Kuliah Bunda Sayang ini, ternyata sangat berkaitan, dimulai dari komunikasi produktif dan kemandirian anak. Dan ketika keluarga kami berhasil menjalankan dua tantangan sebelumnya walapun dengan tertatih-tatih, ternyata keberhasilan tersebut sangat membantu keberhasilan tantangan di level selanjutnya.

Saya pun semakin semangat mengikuti Kuliah Bunda Sayang, dengan dukungan suami dan anak-anak yang suka iseng bertanya, "tantangan selanjutnya apa Bu"?

Semoga, perjalanan mengikuti Kuliah Bunda Sayang ini dapat semakin mengikata kebersamaan kami. Aamiin...

Tuesday 11 April 2017

Minyak Kelapa VS Minyak Kelapa Sawit

Bulan lalu, ketika kami berlibur ke Banjarmasin, kami menyempatkan diri untuk mampir ke Giant Extra di pal 7. Ketika berkeliling, secara tak sengaja saya melihat minyak goreng merk Ikan Dorang. Saya pun membujuk suami untuk membeli minyak tersebut. Perlu usaha yang lumayan agar dapat "anggukan" dari Ayah, karena harganya hampir 3 x lipat harga minyak goreng biasa. Dengan alasan nostalgia, akhirnya Ayah mengangguk pasrah.

Sesampainya di rumah, saya pun segera mencari tahu apa kelebihan minyak goreng yang terbuat dari kelapa dibanding minyak goreng yang terbuat dari kelapa sawit. Ini merupakan pe er dari suami, kalau mau di acc untuk pembelian minyak goreng kelapa yang selanjutnya.

Sunday 9 April 2017

Karnaval Tabalong Etnik Festival

Karnaval yang digadang-gadang jadi puncak acara kegiatan Tabalong Etnik Festival 2017 berlangsung hari Minggu, 9 April 2017. Duo Binar sudah menanti-nanti acara ini.

Awalnya saya ragu mengajak mereka berdua, karena mereka sedang dalam masa penyembuhan, dan kebetulan pula Ayah dinas keluar kota. Namun, tak disangka, ada perintah dari Dinkes ke PKM Tanta untuk menjadi tim kesehatan, dan saya ditawari menjadi salah satunya. Dan mendadak saya punya ide, gimana kalau nonton karnavalnya sambil jadi tim kesehatan? Tentunya anak-anak bisa nonton dari dalam ambulance tanpa harus berpanas-panas ria. Ketika saya utarakan ide ini kepada Duo Binar, mereka pun setuju.

Karnaval TEF 2017 ini menampilkan berbagai pesona adat suku Dayak dan Banjar sebagai suku asli daerah Tabalong. Kostumnya lucu-lucu. Asyik dan menarik. Sayangnya menurut saya pemilihan waktunya kurang tepat. Karena acara baru dimulai jam 14.00 WITA, tentu dapat dibayangkan betapa kasihannya para peserta, yang sudah berdandan dan harus membawa aneka aksesoris yang melekat dibadannya. Belum lapi peserta wanita yang harus memakai high heels. Saya lihatnya saja merasa capek.

Alhamdulillah, dari sekian banyak peserta, hanya ada 3 orang yang mampir ke posko kami untuk beristirahat sejenak karena kelelahan dan kepanasan. Alhamdulillah pula Duo Binar dapat menikmati karnaval ini dan melupakan sakitnya.

Friday 7 April 2017

Proyek Keluarga #day10

Jum'at barakah...

Horeeee, hari jum'at datang. Kami sekeluarga biasa mengantar sampah-sampah anorganik yang telah kami pilah ke bank sampah. Berhubung hari jum'at kemarin kami libur memilah sam pah dan mengantarnya karena si adik sedang sakit, maka jumlah sampah hari ini yang harus kami pilah cukup banyak.

Adik bertugas menyusun sampah kertas agar rapi, dan si kakak membersihkan dan merapikan botol dan gelas mineral. Saya sendiri bertugas menyusun kardus dan bungkus-bungkus plastik kemasan sabun, minyak goreng dan lain sebagainya.

Ba'da ashar, kami segera mengantarnya ke bank sampah. Namun sayang, kami tidak sempat menunggu dan menyaksikan penimbangan, karena harus mengikuti les tahsin untuk yang pertama kalinya.

#tantanganhari10
#level3
#MyFamilyMyTeam
#KuliahBunSayIIP

Tuesday 4 April 2017

Ketika Hidayah Menyapa

Alhamdulillah...

Sungguh bahagia tak terkira, ketika suami mengajak si sulung mendengarkan kajian salah seorang ustadz via Youtube. Dan ketika isi kajian tersebut 'menyindir' keadaan keluarga kami, mereka bisa saling mengingatkan sambil bercanda.

Saya dan suami berasal dari keluarga yang awam masalah agama. Alhamdulillahnya, orangtua kami selalu mengajarkan untuk melaksanakan sholat 5 waktu, dan jangan lupa membaca Al Qur'an. Ya, sebatas itu. Dan kami pun memulai pernikahan dengan kodal agama yang minim. Sekedar menjalankan kewajiban sholat, puasa, selesai.

Ketika saya mulai berkecimpung di suatu kajian, saya mulai sedikit terbuka, tentang betapa pentingnya untuk belajar ilmu agama. Ilmu yang selama ini dianaktirikan. Namun untuk mengajak suami serta membuka hati dan pikirannya bukan hal yang mudah.

Tetapi akhir-akhir ini, saya melihat suami mulai rajin tilawah, dan mendengar kajian-kajian ustadz via online. Mulai mengajak diskusi anak-anak tentang akhirat, padahal selama ini yang dibahas hanya masalah duniawi saja. Si kakak pun sudah semangat 45 mengerjakan sholat 5 waktu di masjid.

"Ayah tuh pengen lho kayak ayahnya kakak X, masak sambil nunggu jualan sambil baca Qur'an. Ayah masih sering pegang HP aja nih."

"Ibuuuu, aku ke masjid dulu ya, aku mau jadi anak sholih, ga mau jadi anak sholihah."

"Pengen ga Mas nanti kita kumpul lagi di surga? Ayah sih pengen, tapi Ayah nih takut banget nanti ga bisa masuk surga. Rasanya masih ga pantes."

"Waduh, kalo hafalanmu sudah sampai disitu, dan Ayah belum, nanti di surga, kamu di surga yang diatasnya Ayah dong. Trus nanti dadah dadah sama Ayah dari atas?" --> "Ya enggak lah Yah, nanti Ayah kuajak naik ke atas kok."

Sungguh bahagia rasanya ketika saya mulai mendengar diskusi-diskusi kecil seperti ini. Ya, ketika hidayah itu menyapa, sambutlah dia. Jangan pernah lepaskan.

Proyek Keluarga #day9

Saatnya panen, horeeee...

Setelah 2 minggu yang lalu panen sawi hidroponik, sore tadi ba'da ashar, kami memutuskan untuk panen lagi. Ya beberapa batang sudah tampak besar dan menunjukkan siap untuk dipanen.

Alhamdulillah, panen sore ini dapat 14 buah 'pohon' sawi. Duo Binar pun langsung bertanya, mau dibagi kemana Bu?

Saya berikan kesempatan mereka untuk memutuskan, dan akhirnya mereka berdua bersepeda sambil membawa 4 kantong sawi untuk dibagikan ke tetangga.

#TantanganHari9
#Level3
#MyFamilyMyTeam
#KuliahBunSayIIP

Sunday 2 April 2017

Minuman Jeruk Segar #day8

"Ibu, kita bikin minuman jeruk yuk," pinta Adik.
"Aku juga mau, boleh dibawa sekolah kah Bu?" tanya Kakak.
"Boleh, silahkan." jawab saya.

Segera mereka berbagi tugas. Kakak dan adik bertugas membelah jeruk dan memerasnya, dan saya dapat tugas membuat air gula.

4 butir jeruk telah diperas, dan kemudian mereka membaginya menjadi 2. Punya kakak dimasukkan ke dalam botol minumnya, untuk bekal sekolah. Sedangkan punya adik sebagian segera diminum, dan sebagian dimasukkan ke dalam kulkas.

Proyek sederhana kami hari ini.

#TantanganHari8
#Level3
#MyFamilyMyTeam
#KuliahBunSayIIP

Tabalong Ethnic Festival 2017

Tabalong Ethnic Festival, merupakan salah satu kegiatan yang cukup ditunggu-tunggu oleh masyarakat Tabalong. Ya, karena ini merupakan sesuatu yang baru -baru berjalan beberapa tahun ini- dan minimnya wisata di sini.

Rupanya, mulai tahun ini, TEF digarap lebih profesional, dengan menetapkan waktu 1-9 April, sejak jauh - jauh hari. Tidak seperti tahun - tahun kemarin, yang jadwal berubah - ubah sesuai dengan "kepentingan penguasa". Kalo pejabatnya kebetulan ga bisa, dipindah jadwalnya. Nah, tahun ini tidak. Supaya iklan mengenai TEF bisa tersebar luas, dan para wisatawan dari luar kota tidak "kecelik" (apa yo bahasa Indonesia nya?).

Hari ini saya dan keluarga berkesempatan melihat sedikit kegiatan TEF. Sayangnya pas pembukaan tadi malam ga bisa datang, karena gerimis dan adik lagi sakit. Sayangnya lagi, musik panting yang dijadwalkan mulai main jam 15.00 WITA ternyata masih sedang dipersiapkan. Akhirnya kami ke sana hanya untuk foto - foto saja.

Berikut jadwal kegiatan TEF selama 1 minggu ini. Yang biasanya menjadi penarik minat wisatawan dan juga warga adalah karnaval yang dijadikan acara penutup. Mudah - mudahan nanti pas tanggal 9 April bisa diberi kesempatan untuk nonton karnavalnya. Aamiin...

Saturday 1 April 2017

Proyek Keluarga #day7

Waaaah, sudah hari minggu lagi. Apa nih kegiatan hari ini?

Setelah beberapa hari menemani adik yang lagi sakit, hari ini kami memutuskan untuk bersih-bersih halaman. Ayah bertugas memotong dahan-dahan pohon mangga dan phpn ceri yang sudah tak cantik lagi. Saya membuat lubang biopori, karena komposter sedang disiapkan untuk panen, dan si kakak menyapu daun-daun yang berserakan.

Lalu adik? Karena sedang dalam masa pemulihan, dan belum benar-benar fit, kali ini adik menemani kami berkegiatan sambil membaca buku di teras rumah.

#TantanganHari7
#Level3
#MyFamilyMyTeam
#KuliahBunSayIIP

Ketika Campak Menyerang

Ruam itu muncul di hari ketiga demam. Masih bingung, ini kenapa ya? Kaya 'keringet buntet' istilahnya orang Kawa, tapi kok si adik ga mengeluh gatal.

Malam harinya, semakin banyak di daerah punggung dan dada. Wajah? Penuh. Ditambah lagi cerita adik kalau tadi pagi sempak muntah 2x dan BAB yang encer 2x. Saya langsung curiga campak.

Kebetulan hari sabtu sebelum adik sakit, adik ikut ke puskesmas, dan kebetulan pula ada pasien yang saya curigai menderita campak. Hasil lab nya belum keluar jadi masih curiga. Tapi kan adik sudah imunisasi? Eh tapi kan imunisasi tidak mencegah penyakit? Saya bertanya-tanya terus. Dan sebelumnya juga ada beberapa pasien yang saya curigai campak dengan riwayat imunisasi yang lengkap.

Nah lhooooo, tapi ya sudah lah. Yang penting sekarang gimana caranya adik tetap berjuang untuk melawan sakitnya. Minum alhamdulillah mau. Air putih hangat jadi favorit. Makan? Maunya nyemil buah aja. Sempat makan nasi dan ayam goreng sedikit. Minum obat yang harus dengan perjuangan saya merayunya. Sampai demam 39,6° pun dia ga mau minum obat. Akhirnya saya ajak dia beremdam air hangat, kompres dan skin to skin contact, biar cepet turun panasnya.

Hari ini, hari ke 6 demam, ruam di dada dan punggung mulai berkurang, dan menjalar ke arah tangan dan kaki. Mudah-mudahan bisa segera sehat kbali dan bisa segera bermain seperti biasanya. Amiin...