Sunday 19 August 2018

Siap Berubah, Siap Berkarya


Keluarga (orang) yang punya mimpi besar, tidak akan disibukkan dengan hal-hal yang remeh.

Deg! Kata-kata Ustadz Harry Santosa, dalam acara seminar Mendidik Anak Zaman Now dengan Kekuatan Fitrah, yang diselenggarakan di Gedung Informasi Kabupaten Tabalong, 12 Agustus 2018, terasa menampar saya. Yaaaa, kami sekeluarga telah merumuskan nama hometeam kami, Omah Semut, namun tidak berlanjut dengan merajut mimpi. Nama yang terlalu cantik jika dibiarkan terlantar begitu saja.



Beberapa hari kemudian, saya secara tak sengaja, menonton video pendek, percakapan Ustadz Anis Matta dan Ustadz Bakhtiar Nasir, dalam acara Saling saapa, yang membahas tentang kepemimpinan. Disebutkan oleh Ustadz Anis Matta, bahwa sesungguhnya negara ini, ibarat naik mobil besar, dengan muatan yang banyak, dan berjalan sangat pelan. Oleh karena itu, diperlukan GPS baru, dan (mungkin) supir baru yang dapat membawa kendaraaan besar ini berjalan lebih baik dengan tujuan yang lebih baik.

Dan lagi-lagi, percakapan ini menampar saya, karena saya merasa, bahwa saya merasa menjadi seorang supir yang gagal, yang tidak bisa membawa banyak perubahan untuk kendaraan yang kami tumpangi bersama-sama.

Hari ini, saya membaca buku kenangan tentang Hernowo Hasim, yang berjudul Mengikat Makna Selamanya. Dalam buku tersebut dinyatakan bahwa beliau adalah orang yang monumental, yang membawa banyak perubahan dalam dunia literasi Indonesia. Dan buku ini sukses membuat saya merenung, apa sesungguhnya yang telah saya berikan untuk lingkungan saya? Ketika harimau mati meninggalkan belang, dan gajah mati meninggalkan gading, lalu apa yang saya tinggalkan?




Seketika saya teringat dengan buku Cracking Values karya Renald Kasali yang membuat saya kembali terhenyak. Bahwa perjalan sebuah korporasi (dalam buku ini, yang dicontohkan dalah revolusi dalam Pertamina), tergantung pada langkah yang dimbil oleh pemimpin. Pemimpin yang memiliki visi dan leadership, akan sangat mempengaruhi keberhasilann. Dan saya?

Malam ini, saya merenung, setelah tertampar dan terhempas berkali-kali, hanya dalam waktu satu pekan. Dan akhirnya berhasil membangkitkan semangat menulis (kembali, setelah sekian lama libur), untuk terus maju, bergerak, menentukan arah tujuan dan terus berproses. Amanah yang telah diberikan kepada saya, baik sebagai manajer Omah Semut, supir mobil Puskesmas Wirang, dan juga ban serep dari berbagai macam komunitas, mengharuskan saya untuk terus memperbaiki diri.

Hasil Talent Mapping yang saya anggap bahwa saya tidaklah cocok menjadi seorang pemimpin, karena saya ya memang begini orangnya, tidaklah bisa dijadikan suatu alasan. Karena sesungguhnya dalam suatu team, kita bergerak bersama, menuju perubahan yang lebih baik. Dan justru hasil Talent Mapping itu menunjukkan bahwa manusia, karena ketidak sempurnaanya, memerlukan orang lain. 


Seperti pesan Allah dalam firmanNya

“Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum 
 sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.”
[Ar-Ra’d/13:11].


dan juga Hadits riwayat Ibnu Umar Radhiyallahu’anhu:
Dari Nabi Shallallahu alaihi wasallam bahwa beliau bersabda: Ketahuilah! Masing-masing kamu adalah pemimpin, dan masing-masing kamu akan dimintai pertanggungjawaban terhadap apa yang dipimpin. Seorang raja yang memimpin rakyat adalah pemimpin, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap yang dipimpinnya. Seorang suami adalah pemimpin anggota keluarganya, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap mereka. Seorang istri juga pemimpin bagi rumah tangga serta anak suaminya, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap yang dipimpinnya. Seorang budak juga pemimpin atas harta tuannya, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap apa yang dipimpinnya. Ingatlah! Masing-masing kamu adalah pemimpin dan masing-masing kamu akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dipimpinnya.



Jadi, teruslah berproses Adis, jangan pernah menyerah, siaplah untuk berubah, dan berkarya!!!



No comments:

Post a Comment