Saturday 13 May 2017

Aliran Rasa Mengamati Gaya Belajar Anak

Game level 4. Mengamati gaya belajar anak.

Mungkin selama ini saya adalah seorang ibu yang kurang peka terhadap anak. Duuuh, kasian banget ya yang jadi anaknya...

Tapi, semenjak mengikuti kuliah bunda sayang ini, khusunya level 4 ini, saya jadi tahu, kalo si kakak ini seorang pengamat yang detail, suka penasaran dengan sejarah terjadinya sesuatu, misalnya tahun berapa kereta api ini dibuat, kapan pertama kali penyakit rabies ditemukan, dan lain sebagainya.

Sedangkan si adik, tipe yang ga bisa anteng. Dulu saya suka cerewet, kalo nemani ngaji, dia suka goyang-goyang, atau pegang-pegang bibir, wajah dan lain sebagainya. Ternyata kebutuhannya akan bergerak belum terpenuhi. Saat ini, jika sedang mengaji, saya sediakan pensil untuk diketuk-ketuk di meja, atau bola pingpong untuk dipegang-pegang. Dan goyangan badannya pun berkurang.

Dan saya pun semaikn menikmati keseruan menjadi ibu.

#level4
#kuliahbunsayiip
#gayabelajaranak
#aliranrasa

Saturday 6 May 2017

Mengamati Gaya Belajar Anak #day10

"Ada pameran buku Gramedia lho di Saraba Kawa", cerita saya tadi pagi saat sarapan. "Enaknya kapan ya kita ke sana?"

Ternyata, ketika saya berangkat kerja, Duo Binar diajak Ayah jalan-jalan ke pameran buku. Saat saya pulang, mereka memamerkan 7 buah komik yang mereka dapat saat di pameran.

"Murah-murah Bu, yang ini harganya 10 ribu-an," jelas mereka sebelum saya tanya.

Si kakak segera melahap 7 buah komik tersebut, sambil duduk di pojok kamar. Sedangkan adik, ketika saya tanya, "kok ga baca buku?", dia hanya menjawab "aku nanti dibacakan ibu aja pas mau tidur."

#day10
#tantangan10hari
#level4
#kuliahbunsayiip
#gayabelajaranak

Mengamati Gaya Belajar Anak #day9

Main apa sore ini?

Diawali bermain sepatu roda, ketika istirahat dekat rak sepatu dan menemukan tali, permainan berganti. Satu naik sepeda, dan satu lagi pakai sepatu roda sambil memegang tali, terus ditarik.

Capek. Ganti lagi permainan.

Salah satu ujung tali diikat ke pagar, dan ujung satunya dipegang hingga tali terentang. Ya, main lompat tali. Tak disangka, permainan lompat tali ini menarik minat anak-anak tetangga sekitar.

Akhirnya, 5 orang anak bermain lompat tali. Duo Binar, sebagai anak yang paling besar, bergantian memegang tali. Ketika salah satu bertugas memegang tali, yang satu bertanggung jawab mengatur antrian.

#day9
#tantangan10hari
#level4
#kuliahbunsayiip
#gayabelajaranak

Mengamati Gaya Belajar Anak #day8

Saatnya pulang. Jadwal penerbangan jam 6 pagi, maka kami harus sudah berangkat jam 4. Sesampainya di bandara, seperti biasa, mereka tidak bisa diam. Berkeliling dari stand ke stand, masuk Periplus (dan setelahnya laporan "Ibu, bukunya pake bahasa Inggris semua"), melihat aquarium, beberapa photo booth (tapi ga mau di foto).

Penerbangam Semarang - Banjarmasin kali ini harus transit di Surabaya. Dan begitu pula ketika sampai di Bandara Surabaya. Naik turun eskalator dan sebagainya. Karena saya kelelahan mengikuti, akhirnya saya biarkan mereka berkeliling sendiri.

Sampai Banjarmasin menjelang dzuhur, dan kami masih harus menempuh perjalanan darat selama kurang lebih 5 jam. Mereka tampak kelelahan dan akhirnya tertidur di mobil. Alhamdulillah, akhirnya sampai juga kami di rumah saat adzan maghrib. Apa yang pertama kali mereka lakukan? Menjemput kucing-kucingnya yang dititipkan ke tetangga.

#day8
#tantangan10hari
#level4
#kuliahbunsayiip
#gayabelajaranak

Mengamati Gaya Belajar Anak #day7

Hari terakhir di Semarang. Huuuu sedih rasanya ketika harus kembali meninggalkan kampung halaman...

Duo Binar hari ini menghabiskan waktunya bersama ketiga saudara sepupunya. Lomba balap sepeda, sampai ke sawah sambil melihat Kakek, bermain bola, lempar balon, sampai susun balok dan bermain mobil-mobilan.

Mereka tampak bahagia. Semoga kami segera diberi kesempatan untuk bisa mudik kembali.

#day7
#tantangan10hari
#kuliahbunsayiip
#level4
#gayabelajaranak

Mengamati Gaya Belajar Anak #day6

Sore yang cerah. Duo Binar sudah kangen main air. Kami memutuskan untuk mencoba berenang di Lakers BSB Semarang.

Dari rumah, Duo Binar sudah siap dengan baju renangnya. Ketika Ayah masih sibuk membayar tiket masuk, mereka sudah tidak sabar untuk masuk kolam renang.

Kami memulai dengan mencoba kolam mini. Seperti biasa, kakak langsung mencoba beberapa wahana permainan yang ada. Jika saat berenang sebelumnya dia memakai gaya paus, kali ini dia memakai gaya ikan hiu. Dan si adik yang disasar sebagai korban hiu pun teriak-teriak sambil melarikan diri. Setelah hari mulai tampak mendung dan hujan rintik-rintik datang, kami berpindah menuju kolam air hangat dan menghabiskan waktu hingga menjelang senja.

#day6
#tantangan10hari
#kuliahbunsayiip
#level4
#gayabelajaranak

Friday 5 May 2017

Mengamati Gaya Belajar Anak #day5

Hari kedua di Semarang. Ayah mengajak kami untuk berkeliling kota Semarang. Terakhir kali kami pulang ke Semarang, belum ada Bus Trans Semarang, oleh karena itu, Ayah mengajak untuk mencobanya.

Dari rumah nenek, halte hanya berjarak sekitar 500m. Sekitar 15 menit menanti, BTS sudah datang. Wah ternyata peminatnya banyak juga lho. BTS nya penuh. Tapi walaupun penuh, masih terasa nyaman, dan tampak bersih terawat.

Tujuan pertama kami adalah bangunan bersejarah Lawang Sewu. Ternyata disinilah sejarah perkeretaapian Indonesia berasal. Ketika menemukan bacaan mengenai Lawang Sewu dan Kereta Api, si Kakak langsung 'anteng' membaca, dan mengamati beberapa model kereta api. Sedangkan si Adik lebih suka keliling dari satu ruangan ke ruangan lain.

Kami mengakhiri kunjungan ke Lawang Sewu dengan berfoto-foto di kereta api.

#day5
#tantangan10hari
#level4
#kuliahbunsayiip
#gayabelajaranak

Thursday 4 May 2017

Mengamati Gaya Belajar Anak #day4

Apa sih yang ditunggu-tunggu Duo Binar ketika berlibur ke Semarang?

Main ke sawah. Iya, main ke sawah. Liburan terakhir kami ke Semarang, mereka diajak Ayag dan Kakek ke sawah, dan berhasil memancing 2 ekor belut. Ternyata pengalaman tersebut membuat mereka ketagihan.

Bagun pagi, selesai mandi dan sholat subuh, mereka langsung bertanya "kapan ke sawah?"
Si kakek pun menjelaskan, bahwa berangkat ke sawahnya agak siangan, kalau matahari sudah terbit, biar jalannya kelihatan.

Ketika kakek siap berangkat ke sawah, mereka pun segera mengekor, dengan berlari-lari kecil. Sawah yang berjarak kurang lebih 300 meter dari rumah pun segera menyambut Duo Binar. Mereka segera berlarian, mengamati tanaman kacang panjang, mencoba memetik dan kemudian belajar memakannya dalam keadaan mentah. Setelah sampai di tengah sawah, mereka pun bertanya, kapan kita mancing belutnya? Kakek menjelaskan bahwa padi sudah mau dipanen, jadi belum bisa mencari belut.

Kekecewaan segera terobati ketika melihat kakek menarik tali-tali yang terentang diatas padi untuk menghalau burung. Aku mau nyoba, aku mau nyoba....

Setelah capek menarik tali, mereka saya ajak melihat ke sawah sisi lain, dimana tampak beberapa orang yang sedang memanen padi. Melihat bapak-bapak yang memotong padi dengan ani-ani, adik pun bertanya, "ibu bisa kaya itu? Kayaknya kok gampang ya?" Hihihi, saya jawab kalau saya belum pernah mencoba, dan tidak mungkin untuk mencoba di sini, karena takut merusak hasil panen beliaunya.

Kami pun kembali keliling persawahan, dan melihat seorang bapak yang tampak sedang mencuci sesuatu di sana. Ketika kami menghampiri, ternyata si bapak sedang mencuci usus kambing. Waaaa, baru kali ini kami menyaksikan sendiri proses membersihkan bagian-bagian perut hewan. Biasanya tinggal makan.

Tak terasa hari sudah siang, dan matahari mulai terasa menyengat. Kami memutuskan untuk pulang.

#day4
#tantangan10hari
#level4
#kuliahbunsayiip
#gayabelajaranak

Mengamati Gaya Belajar Anak #day3

Tak terasa, liburan 4 hari di Malang sudah terlewati. Saatnya menuju ke Semarang. Duo Binar memilih untuk naik kereta api, karena di Kalimantan, transportasi ini belum tersedia.

Sejak pagi hari, Duo Binar sudah ga sabar.  Terus bertanya, kapan berangkat, ke stasiun naik apa, dan sebagainya.

Sesampainya di stasiun, mereka mengikuti Ayah untuk print out tiket, dan meminta untuk segera naik ke atas gerbong, padahal waktu keberangkatan masih 1 jam lagi. Dan seperti biasa, ketika sampai di atas gerbong, si kakak melihat berkeliling dan melihat pemberitahuan di stasiun mana saja kereta akan berhenti. Sedangkan si adik, segera mengajak saya berjalan-jalan untuk menghitung jumlah gerbong yang ada. Jadilah kami berdua berjalan dari gerbong 5, ke gerbong 1, dan balik lagi le belakang hingga gerbong 8.

Saat kereta berangkat, hampir sepanjang jalan mereka sibuk pindah dari jendela sebelah kanan ke sebelah kiri, begitu seterusnya. Atau saling berteriak memberitahukan apa yang mereka lihat di masing-masing sisi jendela.

Sesampainya di Stasiun Semarang Poncol, mereka pun berkata "asyik ya naik kereta, nanti kapan-kapan lagi ya".

#tantangan10hari
#day3
#kuliahbunsayiip
#level4
#gayabelajaranak