Wednesday 29 March 2017

Proyek Keluarga #day6

Adik demam hari ke 4, tapi kekeuh ga mau diajak periksa. Dan akhirnya kami memutuskan untuk berlibur di rumah hari ini.

Setelah mengantar Ayah dan Kakak berangkat kerja dan sekolah, saya mengajak adik berjalan-jalan di sekitar kompleks agar tidak bosan, karena seharian kemarin sudah 'ngendon' di kamar.

Dan tak disangka, kami berdua menemukan induk ayam yang gaduh di dalam selokan. Kami pun penasaran apa yang terjadi dengan induk ayan tersebut dan memutuskan untuk mendekat.

Ternyata, ketika kami mendekat, induk ayamnya ketakutan dan berlari meninggalkan 2 ekor anak ayam yang basah dan kedinginan. Si adik pun segera meminta saya untuk menolongnya. Saya pun meminta adik menggiring dari sisi sebelah dan saya menunggu di sisi yang lain.

Alhamdulillah kami berhasil menolong 2 anak ayam yang terjebak masuk selokan. Menangkapnya dan meletakkannya di jalan, dan dengan segera induk ayam mendatangi anak-anaknya. Sayangnya kami menemukan 1 lagi anak ayam yang telah mati di selokan tersebut. Rupanya anak-anak ayam itu sudah beberapa lama masuk ke selokan dan kedinginan sampai akhirnya ada yang mati.

#TantanganHari6
#Level3
#MyFamilyMyTeam
#KuliahBunSayIIP

Proyek Keluarga #day5

Libuuuur, mau apa ya?

Kebetulan tetangga pulang memancing dan mengantari kami 3 ekor ikan nila hasil memancing. Tiba-tiba si kakak punya ide. Kita bakar ikan yuk. Dia pun menawarkan diri untuk membeli arang. Ayah menyiapkan alat untuk memanggang dan juga kipas serta minyak tanah untuk menyalakan bara.

Sementara saya ditemani adik yang sedang demam segera menyiangi ikan dan menyiapkan  bumbu. Ayah dan kakak sibuk menyalakan bara api.

Tak lama kemudian, kami sibuk menyelesaikan proyek bakar ikan. Alhamdulillah, sekitar 30 menit kemudian, telah tercium bau harum 3 ekor ikan nila panggang yang siap untuk disantap.

Selamat makan...

#TantanganHari5
#Level3
#MyFamilyMyTeam
#KuliahBunSayIIP

Monday 27 March 2017

Proyek Keluarga #day4

Sejak kemarin adik demam, dan hari ini masih kurang enak badan, sehingga tidak masuk sekolah. Namun karena saya tidak bisa ijin untuk tidak masuk kerja, akhirnya si adik diangkut ke puskesmas menemani saya.

Adik mengikuti kegiatan saya di puskesmas hingga jam 12 siang, dan dilanjutkan dengan kegiatan puskesmas keliling ke desa tamiang. Alhamdulillah sangat kooperatif walaupun badannya masih sumeng-sumeng.

Hingga jam 2 dan harus menunggu 1 jam lagi untuk menjemput si kakak, maka saya ajak adik untuk bersilaturahim ke tempat seorang teman yang hampir 6 bulan tidak berjumpa, karena kepindahan beliau keluar kota. Saat ini sedang mengunjungi suaminya yang masih dinas di kota tanjung.

Seusai bersilaturahim, adik saya ajak menjemput kakak, dan kemudian pulanglah kami ke rumah. Tak disangka, ketika anak-anak mandi dan bersiap sholat ashar, saya menerima telepon dari seorang teman yang terkena musibah. Maka selepas sholat ashar, saya ajak kakak dan adik untuk mengunjungi rumah teman tersebut.

Proyek beres-beres rumah hari ini belum terlaksana, karena ada beberapa halangan, namun terganti dengan kunjungan silaturahim. Ya, hari ini kami belajar mengenai pentingnya menyambung silaturahim.


#TantanganHari4
#Level3
#MyFamilyMyTeam
#KuliahBunSayIIP

Sunday 26 March 2017

Proyek "Rumahku Surgaku" #day3

Minggu tlah tiba, minggu tlah tiba, hatiku gembira...

Minggu berarti libur? Iya, setelah sekian lama tidak libur dihari minggu, karena banyak kegiatan, kami memutuskan meneruskan proyek keluarga hari minggu ini. Berkegiatan di rumah.

Dimulai dengan melanjutkan beres-beres kamar, dan Duo Binar semangat mengepel lantai, dan saya membersihkan ruang tamu dan dapur. Namun, kegiatan mengepel lantai ini ternyata banyak sekali iklannya.

Diawali dari menemukan sebuah bola pingpong di balik lemari, dilanjutkan dengan main bola dengan raket bulutangkis. Kemudian dapat ide memakai meja. Saat mengangkat meja ke ruang depan, ternyata bola pingpong tertindih dan penyok :D. Dan saya diminta untuk memperbaikinya dengan memasukkannya ke dalam air mendidih. Emang ga meleleh ya, tanya saya. Engga Bu, coba lihat di buku ini. Memang cara memperbaikinya seperti itu, katanya.

Kegiatan bermain bola berhenti ketika si adik merasa pusing bdan ternyata badannya demam. Oke, kegiatan mereka di stop dulu, dan sayalah yang melanjutkan mengepel lantai.



#TantanganHari3
#Level3
#MyFamilyMyTeam
#KuliahBunSayIIP

Saturday 25 March 2017

Proyek "Rumahku Surgaku" #day2

Sabtu, harusnya menjadi hari kedua menjalankan proyek keluarga kami. Namun, kegiatan rutin hari sabtu yang cukup padat membuat saya merasa sedikit kesulitan mencari waktu.

Hari ini, kami hanya sempat sedikit merapikan kamar. Menjemur kasur dan merapikan rak buku sekolah. Duo Binar mengangkat sendiri.kasur-kasur mereka untuk dibawa keluar rumah. Ayah memang sengaja mencarikan kasur yang cukup ringan, agar saya dan anak-anak bisa mengangkatnya sendiri.

Sore hari menjelang maghrib, sambil menunggu waktu adzan, saya ajak mereka untuk merapikan rak buku. Tapiiii, ternyata merapikan rak buku tidak semudah menata lemari pakaian atau mengangkar kasur. Karena, ketika mereka menemukan buku-buku lamanya, kegiatan akan terhenti sejenak, dan berganti dengan acara membaca buku.

Fiuuuuh, sampai suara murattal mulai terdengar dari masjid, menata rak buku tak kunjung selesai. Akhirnya saya putuskan untuk menghentikannya, dan segera bersiap-siap ke masjid. Mudah-mudahan, proyek merapikan rak buku bisa berjalan lancar esok hari.

#TantanganHari2
#Level3
#KuliahBunSayIIP
#ProyekKeluarga

Friday 24 March 2017

Panen Sawi Hidroponik

Dua bulan berjalan, kami belajar bercocok tanam hidroponik. Di bulan pertama, bibit kami terima dari bapak yang merakit hidroponik yang kami pesan, dan alhamdulillah sawi dapat kami panen 1 bulan kemudian dengan subur dan segar.

Bulan kedua, kami mencoba dengan bibit yang kami semai sendiri. Kebetulan ayah memilih jenis sawi pakcoy dan sawi yang sering digunakan untuk campuran bakso atau mie ayam yang bertangkai hijau. Saya kurang tahu namanya :D.

Setelah 30 hari, dan saatnya panen, inilah hasil yang kami dapatkan...

Sebaskom penuh sawi. Horeeee...

Sebanyak 16 batang sawi berhasil kami panen, dan kemudian saya pun langsung membaginya menjadi beberapa kantong untuk diantar sebagian kepada tetangga. Alhamdulillah bisa sedikit berbagi.

Selain memanen sawi, kami sekalian melakukan penyemaian kembali. Mudah-mudahan dalam 3 hari ke depan sudah bisa dipindah ke rak hidroponiknya. Dan mudah-mudahan, beberapa hari mendatang, segera menyusul lagi hasil paben sawinya, karena rak hidroponik yang kami pesan ini memuat 50 pcs lubang. Yang artinya 34 batang sawi menunggu dipanen.

Proyek "Rumahku Surgaku" #day1

Dapat tantangan bikin proyek keluarga di kelas bunda sayang IIP bulan ke 3.

Setelah berdiskusi dengan ayah dan anak-anak, kami memutuskan untuk membuat proyek merapikan rumah dengan judul "Rumahku Surgaku". Kesibukan yang padat dalam 2 minggu terakhir membuat kami semua 'tidak sempat' mengurus rumah, sehingga sangat berantakan.

Hari pertama ini, saya mengajak anak-anak untuk memulai dengan merapikan lemari pakaiannya. Menyortir, melipat dan menatanya kembali ke dalam lemari. Alhamdulillah mereka cukup antusias. Karena, selain menemukan baju-baju kesayangan yang terselip, saya mengajak mereka melipat kaus dalam dengan model baru, sehingga mereka semangat untuk mencoba.

Setelah menyelesaikan tugas dengan lemari pakaian, saya tanya mereka, besok dilanjutkan dengan merapikan apa. Ternyata  mereka memuruskan untuk merapikan lemari buku-bukunya.

#TantanganHari1
#ProyekKeluarga
#KuliahBunSayIIP

Wednesday 15 March 2017

Aliran Rasa Melatih Kemandirian

Bismillahirrahmanirrahim...

Materi melatih kemandirian yang telah diberikan di kulaih bunda sayang ini benar-benar membantu. Bagaimana tidak?

Dalam 1 minggu ini, saya disibukkan dengan kegiatan persiapan seminar, plus tugas-tugas laporan dari puskesmas, yang artinya waktu untuk rumah cukup tersita. Alhamdulillah, anak-anak mengerti, dan tidak lagi ada terikan ibu tolong nyalakan lampu kamar mandi, ibu minta tolong siapin makan, dan lain sebagainya.

Mereka sudah mulai mengerti kenapa saya harus tegas dan tega untuk melatih kemandiriannya, setelah berusaha konsisten selama 2 minggu sebelumnya.

Semoga saya bisa tetap konsisten dalam menerapkan ilmua yang sudah saya dapatkan ini. Aamiin..

Saturday 11 March 2017

Melatih Kemandirian #day10

Apa kabar dengan tantangan kemandirian adik?
Kemarin malam, adik membangunkan saya, meminta untuk diantar ke kamar mandi. Alhamdulillah, dengan kesadaran sendiri, sehingga tidak ada tragedi 'mengompol' lagi.

Malam ini, menjelang tidur, setelah melaksanakan ritual pipis, gosok gigi, wudhu dan sholat isya, kami membuat perjanjian untuk bangun jam 2 (dengan bantuan alarm) agar bisa pipis ke kamar mandi.

Yup, 2 jam lagi menjelang jam 2 dini hari. Semoga saya bisa bangun untuk menemani adik ke kamar mandi.

#tantangan10hari
#melatihkemandirian
#kuliahbunsayiip

Melatih Kemandirian #day9

Bagaimana kelanjutan si kakak dengan tantangan kemandiriannya?

Berangkat tidur sendiri masih susah-susah gampang, tapi mengingat penyebabnya adalah 'meniru saya', jadi saya pun harus introspeksi diri, dan bersama-sama berjuang untuk berani tidur sendiri. Alhamdulillah malam ini aman.

Tantangan yang lain adalah mencuci piring sendiri. Hari ini si kakak mencuci piring setelah makan pagi dan makan siang. Untuk makan malam belum terlaksana karena keburu ngantuk. Si kakak sudah rewel ingin istirahat. Ya sore tadi berangkat les memilih naik sepeda.

Sejauh ini berjalan lancar. Semoga besok bisa lebih baik lagi. Aamiin.

#tantangan10hari
#kulaihbunsayiip
#melatihkemandirian

Melatih Kemandirian #day8

Hari ke 8 ini saya ingin menuliskan perjuangan saya dalam berlatih menyetir mobil. Terus terang saya masih sering takut-takut untuk lebih berani dalam mengendarai mobil. Selama masih bisa naik sepeda motor, saya lebih memilih naik sepeda motor.

Pagi tadi, hujan turun cukup deras ketika saya hendak berangkat kerja. Dan sabtu ini, mendadak saya harus pergi sendiri. Berita kematian tetangga mengharuskan ayah untuk ikut serta mengurusi keperluan pemakaman, dan saya harus berangkat kerja dengan membawa anak-anak plus mampir ke pasar.

Si ayah pun memaksa untuk naik mobil saja. Dengan sedikit terpaksa, karena tidak ada pilihan lain, akhirnya saya berangkat naik mobil, walaupun saya berpikir tujuh keliling bagaimana  cara parkir di pasar nanti. Dan kemudian berangkatlah saya bersama Duo Binar.

Sepulang kerja, saya mampir ke pasar, dan sedikit bernafas lega, karena pasar tidak seramai  yang saya bayangkan. Dan kebetulan pula saya dapat tempat parkir yang cukup nyaman. Panduan dari juru parkir cukup membantu. Meskipun hati berdebar-debar takut menyerempet mobil sebelah, tapi sampai saya keluar dri pasar, semua berjalan lancar.

Komentar ayah ketika saya sudah sampai rumah "nah bisa kan? Kalo ga dipaksa gitu, trus kapan bisanya?" Dan saya pun nyengir. Ga tau nih ayah kalo sepanjang jalan saya kepikiran caranya parkir.

Alhamdulillah...

#tantangan10hari
#kulaihbunsayiip
#melatihkemandirian

Friday 10 March 2017

Melatih Kemandirian #day7

Saya bertanya kepada diri saya sendiri. Apakah hanya saya yang maju mundur dalam melaksanakan tantangan kemandirian ini?

Tadi malam mas kembali meminta ditemani tidur. Saya pantang menyerah menolak dan memintanya untuk berani tidur sendiri.

Dengan wajah sedih, diapun berangkat tidur. Alhamdulillah sampai tengah malam masih aman, tanpa ada rengekan.

Tapi kemudian, saya kembali merenung. Apa yang menyebabkan si mas belum benar-benar berani tidur sendiri? Saya sama sekali tidak pernah menakut-nakutinya dengan hal-hal yang memyeramkan.

Dan mendadak, saya menemukan AHA...
Ya, saya pun seringkali ketakutan tidur sendiri. Ketika si ayah tugas keluar kota, saya suka 'nebeng' tidur di kamar anak-anak, dengan alasan 'takut tidur sendiri'. Nah lhoooo, jadi sebetulnya, tantangan kemandirian berani tidur sendiri ini bukan hanya berlaku untuk mas, tapi untuk semua. Heheheh...

Siap menerima tantangan ini? Bismillahirrahmanirrahim, siap atau tidak, saya harus tetap siap dan yakin bisa. Aamiin...

#tantangan10hari
#hari7
#kuliahbudsayiip
#melatihkemandirian

Ayah dan Pengasuhan Anak

Dalam beberapa diskusi masalah pengasuhan anak yang saya ikuti, banyak ibu-ibu yang curhat bahwa suaminya kurang bersedia turut campur dalam hal ini. Entah karena sibuk bekerja, atau alasan-alasan lainnya. Dan saya pun merasakannya. Padahal banyak pakar parenting bahwa sentuhan ayah sangatlah penting bagi masa depan anak. Sayangnya yang hadir dan mendengar hal ini adalah ibu-ibu yang cukup kesulitan untuk menyampaikan hal ini kepada sang ayah.

Saran dari pakar-pakar parenting adalah terus istiqamah mengajak dan mendo'akannya, semoga ayah tergerak hatinya. Padahal mengajak suami untuk hal-hal yang menurutnya tidak menarik adalah hal yang tidak mudah. Ketika saya menyadari bahwa pesan saya via WA yang cukup panjang, hanya dilewatkan, maka saya mencoba mengirimkannya kepada seorang teman wanita yang suaminya sudah 'sadar' tentang peran sang ayah. Kemudian meminta tolong suami teman untuk menshare ke suami saya. Jalan yang panjang untuk ditempuh karena pesan tersebut harus keliling terlebih dahulu.

Tapi begitulah pria, mereka lebih mudah menerima saran dari para pria lain daripada menerima pesan dari perempuan, terutama dalam hal-hal pengasuhan anak. Mungkin karena egonya yang masih tinggi.

Selain pesan berantai, saya mencoba melibatkan anak-anak untuk mengajak ayah bermain dan berkegiatan lain. Awalnya sih ogah-ogahan juga,  dan tampak malas terlibat bersama anak.

Tapi itu dulu. Belakangan ini, saya merasa bahwa ayah telah berubah. Apakah 180°? Tidak. Bagi saya perubahan sekecil apapun tetap berarti. Ketika si ayah berinisiatif mengajak Duo Binar berkegiatan di hari sabtu, bagi saya itu adalah suatu prestasi. Atau membaca buku bersama dan kemudian mendiskusikannya. Sengaja pulang saat istirahat siang agar bisa mengajak anak-anak ke masjid juga sesuatu yang luar bisa.

Apresiasi kepada sang ayah tak kalah penting. Ucapan terima kasih, pujian hebat, keren, dan yang lain-lain sering saya sampaikan ketika ayah telah selesai berkegiatan bersama mereka. Pujian yang tampak lebay kadangkala saya munculkan, walaupun ayah tahu kalo 'digombalin' dan kemudian tersipu-sipu. Ah tapi tak masalah. Yang penting, ayah sudah berusaha hadir untuk membersamai mereka.

Tuesday 7 March 2017

Melatih Kemandirian #day6

2 hari ini Ayah lembur dan pulang kerja menjelang isya. Dan itu artinya saya mengatasi segala keruwetan rumah seorang diri. Bagi saya, itu tantangan tersendiri, yang selama ini cukup "ketergantungan" dengan suami.

Beberapa hal yang bisa saya lakukan hari ini tanpa bantuan suami adalah :
● memasang galon. Horee, ternyata saya bisa juga lho
● menyelesaikan tugas pagi memasak, mencuci, merapikan rumah dan mengurus anak-anak sebelum berangkat sekolah tanpa bantuan Ayah. Biasanya ketika Ayah sedang tidak sibuk, kami berbagi peran. Tantangan buat saya agar bisa mengerjakan sendiri, dan selesai tepat pada waktunya.

Untuk Adik, malam ini sudah tidak mengompol lagi. Dan mendadak membuat kejutan. Ketika saya sedang melipat baju, dan dia minta digorengkan telur dadar, saya memintanya untuk menunggu sebentar. Tak disangka, mungkin karena dia merasakan lapar yang amat sangat, Adik membuat telur dadar sendiri. Mulai dari memecah telur, memberinya sedikit garam dan lada, mengocok, menyalakan kompor, memasak, makan, hingga mencuci piring dia lakukan sendiri. Saya pun kemudian iseng-iseng menawarkan, gimana kalo Adik besok jadwal bikin sarapan? Kan udah pinter nih bikin telur dadar. Dia pun menyanggupinya.

Kita lihat besok pagi ya....

#tantangan10hari
#day6
#kuliahbunsayiip
#melatih kemandirian

Sunday 5 March 2017

Melatih Kemandirian #day5

Tantangan kemandirian...

2 hari ini si kakak mengikuti kegiatan ESQ Kids perdana yang di laksanakan di Pendopo Bupati Tanjung. Materi-materi yang diberikan keren. Mengenai character building, bagaimana membangun karakter anak-anak. Ada sesi dimana orangtua boleh masuk untuk mengikuti kegiatan. Alhamdulillah, si kakak makin berani dan makin percaya diri, termasuk dalam hal tidur sendiri. Semoga bisa berlanjut. Dan besok waktunya mendiskusikan tantangan kemandirian yang baru buat dia. Saya sih kepengen dia mandiri dan bertanggungjawab dengan piring yang dia gunakan setelah makan. Semoga saja dia mau menerima tantangan ini.

Untuk adik, alhamdulillah sukses dengan rutinitas bangun pagi dan segera bersiap-siap menjelang subuh. Tak disangka, 2 malam ini dia kembali mengompol. Entah kenapa. Biasanya jika kurang enak badan, atau sedang kepikiram sesuatu, dia memang terkadang mengompol. Tapi 2 hari ini dia tampak ceria, tidak ada tanda-tanda sakit dan ga ada masalah. Pagi ini, saya ajak dia berdiskusi. Kira-kira apa penyebabnya dan bagaimana mengatasinya.
"Aku juga ga tau Bu, padahal aku sudah pipis tadi malam pas mau tidur."
"Nah nati malam gimana? Mau dibangunkan Ibu untuk diaja pipis?"
"Iya mau."
"Jam berapa adik mau dibangunkan?"
"Malam ini jam 10 ya Bu, besok jam 11, besoknya lagi jam 12, terus kaya itu, sampai jam 5 pagi."
"Oke deh, jadi kita mulai nanti malam ya. Siap."
"Siap!!!"

Semoga berhasil. Semangat semangat semangat!!!

Saturday 4 March 2017

Melatih Kemandirian #day4

Hari ke-empat...

Sambil terus mengamati perkembangan anak-anak, saya berusaha untuk kembali menengok diri saya sendiri. Di sisi mana saya kurang mandiri?

Kebetulan pula Ayah sedang dinas keluar kota, dan disitulah kemudian saya merasa, bahwa ada hal-hal yang saya sangat bergantung dengan suami. Pengalaman pertama setelah menikah dan tinggal di daerah yang cukup terpencil, tanpa sinyal dan tanpa kendaraan, membuat saya ketergantungan dengan suami dalam hal-hal yang berhubungan dunia luar. Kebiasaan selama 2 tahun itu terbawa hingga sekarang.

Membayar tagihan air, listrik, internet, membeli galon dan tabung gas, iuran keamanan dan kebersihan, hampir semua hal-hal tersebut dilakukan oleh suami. Dan saya baru mengambil alih ketika suami sedang tidak berada di rumah. Jika masih ada suami, maka saya tinggal lapor, dan masalah pun terselesaikan.

Saya akhirnya membuat komitmen untuk diri saya sendiri. Bahwa saya harus bisa dan siap untuk melakukan hal-hal tersebut, tanpa harus merepotkan suami. Jika pun saya tidak bisa melakukannya sendiri, saya harus tahu kemana saya meminta bantuan.

Untuk anak-anak, alhamdulillah hari ini target si kakak untuk berangkat tidur sendiri dapat dilakukan dengan baik. Tinggal menjaga agar dapat konsisten. Sedangkan adik, bisa menjalankan kesepakatan mengenai bangun tidur pagi dengan bantuan alarm.

Semoga besok bisa berjalan lebih baik. Saya, suami dan anak-anak. Aamiin...

#tantangan10hari
#hari4
#kuliahbunsayiip
#melatihkemandirian

Friday 3 March 2017

Si Pencuri Hati

"Ibuuuu, bangun," teriak Arsya.

"Kenapa Dek, Ibu pusing nih. Ibu istirahat sebentar ya," jawab saya dari balik selimut.

"Buka dulu sebentar," jawabnya.

"Ini ceri buat Ibu," katanya sambil menyodorkan 2 genggam buah ceri ketika saya membuka selimut.

"Waaaa, banyaknya, gimana tadi Adek ngambilnya?"

"Ada yang sampai ke atas atap. Aku bisa lho."

"Wah hebat, makasih ya."

"Iya, ini obat biar Ibu cepat sembuh."

***
Ah, entahlah. Sakit kepala saya langsung hilang. Si kecil ini punya empati yang luar biasa. Beberapa kali saya merasakannya sendiri, dan sering juga melihatnya berempati kepada lingkungan, baik teman, hewan dan juga tumbuhan.

Menawarkan es krim ketika saya mengeluh capek saat menjahit begitu banyak lambang baju pramuka.

Mengambilkan segelas air minum ketika saya terbatuk-batuk karena tersedak.

Bersikap konyol saat ayah datang kerja sehingga senyum ayah langsung mengembang.

Menangis sedih ketika saya tidak sengaja menabrak anak kucing. Setelah selesai menangisi si kucing, mendadak dia menangis lagi. Ketika saya tanya lebih lanjut, ternyata dia takut saya masuk neraka gara-gara menabrak kucing. Sesi ini kami lanjutkan dengan nangis berdua.

Mengajak teman ke rumah, menawarkan makan dan minum ketika tahu temannya tidak bisa masuk ke rumah karena orangtuanya lupa menitip kunci.

Dan banyak lagi kejadian lainnya yang mungkin tidak bisa diceritakan. Tapi sungguh, dia benar-benar pencuri hati.

Thursday 2 March 2017

Melatih Kemandirian #day3

Ternyataaaa, tantangan melatih kemandirian tidak semudah yang saya bayangkan. Saya harus berani tega dan tegas. Mungkin sebetulnya itu yang menjadi sumber utama masalah. Masih sering merasa kasihan kepada anak.

Hari ketiga, si kakak kembali minta ditemani berangkat tidur. Saya berupaya untuk tetap konsisten agar si kakak belajar tidur sendiri. Berhasil. Namun di tengah malam si kakak gelisah. Saya menuju ke kamar kakak, berusaha menenangkan dan mengajak untuk tidur kembali. Namun disini saya sempat menemani hingga dia tertidur. Duh, saya jadi berasa bersalah.

Untuk si adik, alhamdulillah sudah semangat bangun pagi menjelang subuh, dengan bantuan alarm yang dia minta. Tanpa disertai bermanja-manja. Kami pun membuat kesepakatan bahwa akan menyalakan alarm tiap pagi.

Jalan masih panjang. Masih banyak yang harus saya benahi. Semangat...