Keluarga (orang) yang punya mimpi besar, tidak akan
disibukkan dengan hal-hal yang remeh.
Deg! Kata-kata Ustadz Harry Santosa, dalam acara seminar Mendidik Anak Zaman Now dengan Kekuatan Fitrah, yang diselenggarakan di Gedung
Informasi Kabupaten Tabalong, 12 Agustus 2018, terasa menampar saya. Yaaaa, kami sekeluarga telah merumuskan
nama hometeam kami, Omah Semut, namun tidak berlanjut dengan merajut mimpi. Nama yang terlalu cantik jika dibiarkan terlantar begitu saja.
Beberapa hari kemudian, saya secara tak sengaja, menonton
video pendek, percakapan Ustadz Anis Matta dan Ustadz Bakhtiar Nasir, dalam acara Saling saapa, yang membahas tentang kepemimpinan. Disebutkan oleh Ustadz Anis Matta,
bahwa sesungguhnya negara ini, ibarat naik mobil besar, dengan muatan yang
banyak, dan berjalan sangat pelan. Oleh karena itu, diperlukan GPS baru, dan
(mungkin) supir baru yang dapat membawa kendaraaan besar ini berjalan lebih
baik dengan tujuan yang lebih baik.
Dan lagi-lagi, percakapan ini menampar saya, karena saya merasa,
bahwa saya merasa menjadi seorang supir yang gagal, yang tidak bisa membawa banyak
perubahan untuk kendaraan yang kami tumpangi bersama-sama.
Hari ini, saya membaca buku kenangan tentang Hernowo Hasim,
yang berjudul Mengikat Makna Selamanya. Dalam buku tersebut dinyatakan bahwa beliau adalah orang yang monumental, yang membawa banyak
perubahan dalam dunia literasi Indonesia. Dan buku ini sukses membuat saya
merenung, apa sesungguhnya yang telah saya berikan untuk lingkungan saya?
Ketika harimau mati meninggalkan belang, dan gajah mati meninggalkan gading, lalu
apa yang saya tinggalkan?
Seketika saya teringat dengan buku Cracking Values karya Renald Kasali yang membuat saya
kembali terhenyak. Bahwa perjalan sebuah korporasi (dalam buku ini, yang dicontohkan dalah revolusi dalam Pertamina), tergantung pada langkah
yang dimbil oleh pemimpin. Pemimpin yang memiliki visi dan leadership, akan
sangat mempengaruhi keberhasilann. Dan saya?
Malam ini, saya merenung, setelah tertampar dan terhempas
berkali-kali, hanya dalam waktu satu pekan. Dan akhirnya berhasil membangkitkan semangat menulis
(kembali, setelah sekian lama libur), untuk terus maju, bergerak, menentukan arah tujuan dan terus berproses. Amanah yang telah diberikan kepada saya, baik sebagai manajer Omah Semut, supir mobil Puskesmas Wirang, dan juga ban serep dari berbagai macam
komunitas, mengharuskan saya untuk terus memperbaiki diri.
Hasil Talent Mapping yang saya anggap bahwa saya tidaklah
cocok menjadi seorang pemimpin, karena saya ya memang begini orangnya, tidaklah
bisa dijadikan suatu alasan. Karena sesungguhnya dalam suatu team, kita bergerak
bersama, menuju perubahan yang lebih baik. Dan justru hasil Talent Mapping itu
menunjukkan bahwa manusia, karena ketidak sempurnaanya, memerlukan orang lain.
Seperti pesan Allah dalam firmanNya
“Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum
sehingga mereka merubah
keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.”
[Ar-Ra’d/13:11].
dan juga Hadits riwayat Ibnu Umar Radhiyallahu’anhu:
Dari Nabi Shallallahu alaihi wasallam bahwa beliau bersabda: Ketahuilah! Masing-masing kamu adalah pemimpin, dan masing-masing kamu akan dimintai pertanggungjawaban terhadap apa yang dipimpin. Seorang raja yang memimpin rakyat adalah pemimpin, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap yang dipimpinnya. Seorang suami adalah pemimpin anggota keluarganya, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap mereka. Seorang istri juga pemimpin bagi rumah tangga serta anak suaminya, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap yang dipimpinnya. Seorang budak juga pemimpin atas harta tuannya, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap apa yang dipimpinnya. Ingatlah! Masing-masing kamu adalah pemimpin dan masing-masing kamu akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dipimpinnya.
Dari Nabi Shallallahu alaihi wasallam bahwa beliau bersabda: Ketahuilah! Masing-masing kamu adalah pemimpin, dan masing-masing kamu akan dimintai pertanggungjawaban terhadap apa yang dipimpin. Seorang raja yang memimpin rakyat adalah pemimpin, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap yang dipimpinnya. Seorang suami adalah pemimpin anggota keluarganya, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap mereka. Seorang istri juga pemimpin bagi rumah tangga serta anak suaminya, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap yang dipimpinnya. Seorang budak juga pemimpin atas harta tuannya, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap apa yang dipimpinnya. Ingatlah! Masing-masing kamu adalah pemimpin dan masing-masing kamu akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dipimpinnya.
Jadi, teruslah berproses Adis, jangan pernah menyerah, siaplah untuk berubah, dan berkarya!!!
No comments:
Post a Comment