Sunday 10 June 2018

Sampahmu Tanggungjawabmu


Beberapa waktu ini, entah kenapa saya tertarik sekali untuk mengulik masalah sampah. Ketika saya berselancar di dunia maya, khususnya di instagram, saya menemukan banyak orang yang juga concern terhadap sampah ini. Rupanya, masalah sampah ini sudah menjadi masalah di seluruh permukaan bumi. Ternyata tidak hanya masyarakat kelas pinggiran dan ekonomi menengah ke bawah yang berperan dalam masalah sampah, tapi hampir semua kalangan. Saat ini, merelalah yang tampaknya terkena dampaknya, padahal sebenarnya yang terkena dampak adalah semua makhluk hidup yang tinggal di bumi.

Saat saya mengintip sebuah akun instagram, ada seorang wanita yang menghasilkan sampah, ketika dikumpulkan, jumlah lnya hanyalah sebesar 1 toples kaca kecil. MasyaAllah. Sungguh hebat. Dan inilah yang menjadikan saya lebih semangat. Jika dia bisa, kenapa saya tidak?

Masalah sampah ini bermula karena budaya yang ingin instan dan serba cepat, sehingga banyak yang tidak mau sedikit berusaha untuk mengurangi. Yup mengurangi. Jika kita bisa menolak dan mengurangi penyebab sampah, kenapa tidak? Karena sesungguhnya, saat kita membuang sampah, kita tidak benar-benar membuangnya, tapi memindahkannya. Memindahkan dari rumah kita menuju tempat pembuangan akhir.

Apa saja sih, yang sudah saya dan keluarga OmahSemut lakukan dalam hal sampah ini?

Membawa tas kain kemana saja, sebagai salah satu usaha memgurangi kantong plastik.

Berani menolak kantong plastik saat belanja, dengan menyodorkan toples atau kantong yang kita bawa dari rumah.

Untuk sampah plastik yang memang tidak bisa kami hindari, karena ada beberapa yang sudah dikemas dalam kantomg plastik, kami berusaha membuat ecobrick. Walaupun ecobrick ini kami baru membuatnya 3 hari ini, saya sungguh terkejut, karena satu botol 600ml dapat menampung begitu banyak sampah plastik.

Membawa botol minum kemana aja. Untuk hal ini, yang masih jadi pe-er besar buat saya adalah mengajak si suami tercinta. Entah karena apa, si ayah belum tertarik menggunakan botol isi ulang ini. Huhuhuhu….

Sampah plastik yang benar-benar menuju tempat pembuangan, berkurang cukup banyak. Dalam 1 minggu, kira-kira saya membuang sampah plastik sebanyak 1 kantong kresek hitam ukuran sedang. Alhamdulillah. Pengennya sih bisa berkurang lagi.

Sampah organik, saya masukkan ke dalam komposter. Alhamdulillah saya memiliki dua buah komposter, yaitu dari tong biru dan satunya adalah compost bag. Yang kompost bag ini baru 2 minggu saya gunakan. Semoga bisa berjalan dengan baik.

Untuk biopori, walaupun saya punya bor nya, dan sempat membuat lubang biopori sekita 3 tahun yang lalu, tapi saat ini lagi terhenti. Karena tanah di rumah yang cukup liat, sehingga sulit untuk dilubangi.

Menanam beberapa sayuran dengan metode hidroponik.

Mengolah minyak jelantah menjadi sabun, yang bisa digunakan untuk mencuci baju, lap atau piring. Dalam hal memanfaatkan minyak jelantah ini, saya menemukan akun IG jelantah4change, yang kegiatannya adalah menampung donasi jelantah. Saya sih berharap ke depannya, saya juga bisa menjadi relawan dalam hal menampung jelantah, dimana sebagiannya saya buat menjadi sabun, dan yang lain disetorkan untuk diolah menjadi biodiesel, walaupun untuk sabunnya, saya masih harus banyak belajar agar atoma jelantahnya bemar-benar hilang atau tersamarkan.

Itulah beberapa kegiatan kami, keluarga OmahhSemut dalam rangka belajar zero waste, untuk menjaga kelestarian bumi. Bentuk tanggungjawab kami sebagai makhluk hidup yang bertempat tinggal di bumi. Karena sampahmu adalah tanggungjawabmu.

No comments:

Post a Comment