Sunday, 6 November 2016

Merajut Cinta, Meraih Asa

"Ayah, hmmmm, pe-er minggu ke-tiga disuruh nulis surat buat suami nih."
"Hwaaaa, kok pe-ernya aneh-aneh sih," katanya sambil ketawa. "Eh, tapi aku ga disuruh nulis balasan kan? tanyanya lebih lanjut.
"Engga ada sih."
"Ya sudah, tulis aja" katanya dengan ekspresi datar.



di Pendopo Bersinar, setelah mengikuti FunBike


Hmmmm, ikut kelas matrikulasi IIP menurut saya benar-benar mengupas diri saya selapis demi selapis seperti mengupas bawang. Di minggu ketiga, pe-ernya yang berupa menulis surat buat suami membuat saya berpikir keras.

Sebetulnya hampir tiap hari kami ngobrol, baik sambil makan, maupun menjelang tidur. Tentang apa saja. Anak-anak, uneg-uneg di kantor, kerjaan rumah, rencana masa depan, atau bahkan sekedar berkhayal hal-hal yang aneh dan konyol (contohnya cetak baliho besar berisi foto kami berdua, dan dipasang di taman kota --> calon bupati dan wakil bupati ceritanya, hahahaha). Abaikan yang terakhir ya. Tapi saya dan suami hampir ga pernah surat-suratan. Pernah sih saya mencoba beberapa kali menulis sedikit ucapan, dan karena ingin bikin kejutan, saya memasukkan ke dalam tas, di dalam laptop, bahkan di kantong baju. Namun kebanyakan saya yang kembali terkejut, karena menemukan kertas yang telah tercuci di dalam kantong baju suami, huhuhu).

Karena itu, begitu mendapatkan tugas Nice Homework #3, saya langsung cerita kepada suami. Dan reaksinya, seperti yang tertera pada paragraf di atas.

Hari terakhir mengumpulkan tugas, saya terus terang masih bingung mau nulis apa. Akhirnya saya terinsiprasi dengan cara mba Nia yang membuat surat dengan menggunakan Viva Video. Saya pun mulai mengumpulkan foto-foto lama kami, menyusunnya menjadi video dan memberikan sedikit tulisan berupa ucapan terima kasih dan harapan-harapan yang perlu diraih keluarga kami ke depan.

Dengan menulis surat ini, dan mengenang masa-masa yang telah lalu melalui foto-foto, sungguh saya kembali merasakan yang namanya jatuh cinta (gubrak), setelah hampir 10 tahun menikah. Harapannya sih bisa selalu menyemai, merawat dan memetik buah cinta. Kalo kata Ust Bachtiar Nasir, bisa masuk surga sekeluarga. Kalo yang terakhir tadi mah pengen pake banget.

Respon suami? Mau tau atau mau tau banget? Saya jugaaaaaa, karena saat saya mengirimkan surat cinta, si Ayah sedang mengikuti pengajian dan belum pulang sampai saya menulis blog ini :D

1 comment: