Thursday 14 January 2016

Ketika Salah Tujuan


 

Hari ini dapat jadwal pusling ke desa Dahur, anak Desa Barimbun. Salah satu desa di kecamatan Tanta, kabupaten Tabalong. Terus terang, sejak 6 bulan yang lalu pindah tugas di Tanta, baru kali ini saya berkunjung ke Dahur, desa yang cukup jauh, sekitar 30 menit perjalanan melalui hutan, dengan akses yang tidak mudah, jalan setapak, dan tidak ada kendaraan umum. Hanya orang-orang yang memiliki kendaraan saja yang bisa lalu lalang setiap hari.




Cukup banyak pasien pada pusling kali ini. Tapi ada yang satu yang berkesan bagi saya. Seorang bapak berusia sekitar 60 tahunan yang mengeluh sudah 5 bulan ini sakit sakitan. Ketika saya periksa dan kemudian saya anjurkan untuk pergi ke puskesmas, dengan harapan mendapatkan pemeriksaan yang lebih lanjut, si bapak hanya menjawab bahwa tidak ada yang mengantar. Dari jawaban yang saya dapat, saya berasumsi bahwa selama 5 bulan ini si bapak belum pernah mendapatkan pertolongan dari tenaga medis. 

Si Bapak kemudian melanjutkan kisahnya kalau dia sudah "bersuntik" (berobat) ke mantri-mantri (perawat) sebanyak 5 atau 6 kali, dengan tarif yang lumayan, diatas 100rb tapi tidak sembuh-sembuh juga. Saya pun heran, bukankah tadi beliau bercerita bahwa tidak ada yang mengantar, tapi kenapa bisa berobat ke mantri? Dengan biaya yang cukup mahal pula, padahal di puskesmas gratis. Alasan si bapak kenapa beliau bela-belain pergi ke mantri dengan tarif yang "mahal" adalah karena dalam pikiran beliau, semakin mahal obat semakin baik, jadi obat di puskesmas yang gratis itu tidak baik.

Saya pun hanya bisa menjelaskan bahwa biaya berobat di Puskesmas gratis itu adalah salah satu tanggung jawab Pemerintah Daerah menyediakan fasilitas berobat yang terjangkau oleh masyarakat luas. Dan tentu saja obat yang tersedia juga obat-obatan yang berkualitas.
Kesembuhan seseorang pun tidak tergantung pada harga obat.
***


Dialog bersama si Bapak itu menjadi renungan saya. Bahwa sesungguhnya selama ini kita (aku aja kali yaaaa...) masih salah meletakkan harapan. Seperti berharap kesembuhan dari obat-obatan yang mahal, berharap hidup tenang ketika tua dengan menjadi PNS, berharap banyak dagangan terjual ketika promosi gencar-gencaran, berharap pasangan hidup bisa selalu mengerti, berharap anak-anak selalu pintar dan tidak melakukan kenakalan, dan masih banyak harapan-harapan lain...

Namun ternyata, ketika kita salah tujuan, kita salah meletakkan harapan, kita akan kecewa, jika ternyata yang terjadi tidak sesuai dengan harapan kita. Kita sering lupa dengan Yang Maha Kuasa, Yang Maha Berkehendak, yang tidak akan pernah mengecewakan kita. Kita masih sering lupa meminta kepada Yang Maha Kaya...






No comments:

Post a Comment