Monday 11 January 2016

Rangkuman Halaqah Silsilah Ilmiyah 3 : Mengenal Rasulullah SAW (3.1 - 3.7)

3.1 Pentingnya Mengenal Rasulullah SAW


Pertanyaan kedua di alam kubur adalah "Siapakah Nabimu". Wajib atas setiap muslim dan muslimat untuk mengenal Rasulullah SAW. Beliau adalah Muhammad bin Abdullah Bin Abdul Muthallib, termasuk keturunan nabi Ismail AS bin Ibrahim AS.




Beliau lahir di Mekkah dan diutus menjadi nabi yang terakhir pada umur 40 tahun dan menyampaikan risalah Allah SWT selama 23 tahun. Meninggal di kota Madinah setelah Allah SWT menyempurnakan agama ini bagi beliau dan juga umatnya.

Mengenal Nabi Muhammad SAW tidaklah cukup hanya dengan mengenal nama dan nasab beliau, atau menghafal keluarga dan sahabat beliau. Mengenal Nabi Muhammad SAW adalah mengenal tugas beliau sebagai utusan Allah SWT kepada kita dan mengetahui apa kewajiban kita kepada beliau.

Allah SWT telah mengutus beliau kepada kita dengan membawa 4 perkara :
1. membawa perintah dari Allah SWT supaya kita jalankan
2. membawa larangan dari Allah SWT supaya kita jauhi
3. membawa berita dari Allah SWT supaya kita benarkan
4. membawa tata cara ibadah dari Allah SWT supaya kita beribadah kepada Allah SWT dengan cara tersebut

Kalau kita menaati beliau dalam 4 perkara ini pada hakikatnya kita telah menaati Allah SWT karena perintah, larangan, berita dan tata cara ibadah berasal dari Allah sedangkan tugas beliau hanyalah menyampaikan kepada kita.



3.2 Rasulullah SAW Membawa Perintah Dari Allah SWT


Rasulullah SAW sebagai seorang utusan membawa perintah-perintah dari Allah SWT. Beliau sampaikan perintah-perintah tersebut kepada kita supaya kita jalankan sesuai kemampuan kita.

Rasulullah SAW bersabda :
Dan apa saja yang aku perintahkan kepada kalian maka hendaklah kalian kerjakan sesuai dengan kemampuan kalian. (HR Imam Muslim)

Dan perintah Allah SWT ada 2 yaitu wajib dan sunnah.
Amalan wajib apabila kita tinggalkan maka kita akan berdosa, seperti sholat lima waktu, berpuasa ramadhan, haji bagi yang wajib, memakai hijab bagi wanita dan lain-lain.
Adapan amalan yang sunnah (dianjurkan) apabila tidak dikerjakan maka seseorang tidak berdosa, seperti sholat rawatib, sholat dhuha, puasa senin kamis, puasa Nabi Daud A.S dan juga amalan-amalan sunnah yang lain.

Kita kerjakan perintah-perintah tersebut sesuai dengan kemampuan kita.
Bila kita tiddak mampu sholat wajib sambil berdiri maka kita sholat dengan duduk.
Apabila tidak mampu melaksanakan sholat berjamaah dimasjid karena sakit, maka diperbolehkan melaksanakan sholat wajib tersebut dirumahnya.
Apabila seseorang tidak mampu berpuasa ramadhan karena sakit ataupun bepergian, maka bisa dia ganti pada hari-hari yang lain.
Orang yang tidak mampu sholat malam 11 rakaat maka dia bisa sholat malam lebih sedikit daripada itu.
Demikian pula apabila seseorang tidak mampu berpuasa Nabi Daud A.S maka dia biasa berpuasa dengan puasa yang lebih ringan.

Dan Allah SWT tidaklah memerintah kita dengan suatu perintah kecuali dalam perintah tersebut ada hikmah dan kebaikan dibalik itu semua. 



3.3 Rasulullah SAW Membawa Larangan Dari Allah SWT


Rasulullah SAW sebagai seorang utusan membawa larangan-larangan dari Allah SWT. Rasulullah SAW menyampaikan larangan-larangan tersebut supaya kita menjauhi.

Rasulullah SAW bersabda :
Apa yang aku larang maka hendaklah kalian jauhi. (HR. Imam Muslim)

Dan larangan Allah SWT ada 2 macam, yaitu haram dan makruh.
Larangan yang haram apabila dikerjakan maka akan berdosa, seperti berzina, membunuh tanpa sebab, riba, mengghibah, membicarakan orang lain, sihir dan perdukunan, minum-minuman keras dan lain-lain.
Adapun larangan yang makruh (dibenci) apabila dikerjakan, perbuatan tersebut dibenci namun tidak sampai berdosa, seperti memakan bawang merah dan bawang putih dalam keadaan masih mentah, makan sambil bersandar, tidur sebelum isya dan lain-lain.

Kita sebagai seorang muslim dan juga muslimah hendaklah meninggalkan larangan-larangan tersebut, dan yakin bahwa Allah SWT tidaklah melarang sesuatu kecuali disana ada hikmahnya dan ada kebaikan bagi diri kita.

Terkadang kita mengetahui hikmah tersebut dan terkadang kita tidak mengetahuinya.



3.4 Rasulullah SAW Membawa Berita Dari Allah SWT


Rasulullah SAW sebagai seorang utusan diantara tugasnya adalah membawa berita-berita dari Allah SWT, baik berita dari masa lalu seperti kisah para nabi dan umat-umat terdahulu dan juga kisah di masa yang akan datang seperti kejadian setelah mati dan kejadian-kejadian di hari akhir.

Kewajiban kita sebagai orang beriman adalah membenarkan berita-berita tersebut apabila memang dalilnya shahih.

Allah SWT berfirman :
Dan tidaklah yang diucapkannya itu (Al-Qur'an) menurut keinginannya. Tidak lain (Al-Qur'an) adalah wahyu yang diwahyukan kepadanya.
(QS. An-Najm : 3-4)

Kalau kita benarkan beliau maka sebenarnya kita telah membenarkan Allah SWT dan apabila kita dustakan beliau maka sebenarnya kita telah mendustaan Allah SWT.

Akal yang sehat sebenarnya tidak akan bertentangan dengan dalil yang shohih. Apabila dalil yang shahih sepertinya tidak masuk akal maka sebenarnya kekurangan ada pada akal kita yang memang sangat terbatas, bukan pada dalil.

Rasulullah SAW dikenal oleh kaumnya sebagai orang yang jujur semenjak sebelum beliau diutus menjadi nabi. Tidak pernah beliau sekalipun berdusta kepada anak kecil, sebaya maupun orang tua, baik ketika bercanda maupun dalan keadaan bersungguh-sungguh.

Apabila beliau tidak berani berdusta atas nama beliau dan dan juga atas nama manusia maka bagaimana beliau berani berdusta atas nama Allah SWT Rabbul 'alamin.



3.5 Rasulullah SAW Membawa Tata Cara Beribadah Kepada Allah SWT


Allah SWT ketika mengutus seorang Rasul untuk membawa perintah beribadah, juga mengutus Rasul tersebut untuk menyampaikan tata cara perintah tersebut.
Rasulullah SAW membawa perintah sholat dari Allah SWT dan juga membawa tata caranya.
Rasulullah SAW membawa perintah puasa dari Allah SWT dan juga membawa tata caranya.

Tata cara ibadah tidak diserahkan kepada akal kita masing masing, atau kepada budaya, atau kepada guru kita, akan tetapi tata cara ibadah adalah dari Allah SWT melalui lisan RasulNya.
Dan Allah SWT tidak menerima amal ibadah kecuali yang dilakukan sesuai dengan cara yang dilakukan Rasulullah  SAW.

Rasulullah SAW bersabda :
Barangsiapa yang mengamalkan sebuah amalan yang tidak ada dalilnya dari kami maka amalan tersebut tertolak. (Hadist ini shahih, diriwayatkan Imam Muslim).

Barangsiapa yang mengaku sebagai pengikut Nabi Muhammad SAW maka hendaklah dia mencukupkan diri dengan ibadah yang telah beliau ajarkan.

Tidak boleh seseorang membuat ibadah yang baru yang tidak diajarkan oleh Rasulullah SAW dan tidak boleh seseorang beribadah kecuali setelah yakin bahwa dalilnya shahih.

Alhamdulillah semua ibadah yang mendekatkan diri kita kepada surga telah Rasulullah SAW ajarkan.

Rasulullah SAW pernah mengatakan :
Tidaklah tersisa sesuatu pun yang mendekatkan diri kepada surga dan menjauhkan dari neraka kecuali sudah diterangkan kepada kalian. (HR. Tabrani dalam Al-Mu'jamil Kabir)

Lebih baik seseorang beribadah sedikit tapi berdasarkan dalil yang shahih daripada dia beribadah yang banyak tetapi berdasarkan dalil yang shahih.



3.6 Mengenal Inti Da'wah Rasulullah SAW


Inti da'wah Rasulullah SAW adalah sama dengan nabi-nabi sebelum beliau, yaitu mengajak untuk meng-Esakan Allah SWT dalam beribadah dan meninggalkan kesyirikan.

Allah SWT berfirman :
Dan tidaklah Kami mengutus sebelummu seorang Rasul kecuali Kami wahyukan kepadanya bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kesuali Aku, maka hendaklah kalian menyembah-Ku. (QS. Al-Anbiya : 25)

Allah berfirman tentang Nabi Nuh A.S :
Sungguh, Kami benar-benar telah mengutus Nuh kepada kaumnya, lalu dia berkata "Wahai kaumku! Sembahlah Allah SWT, tidak ada Tuhan (sesembahan) bagimu selain Dia. Sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa azab pada hari yang dahsyat (kiamat)."
(QS. Al-A'raf : 59)

Ucapan yang semakna juga diucapkan oleh nabi-nabi setelah Nabi Nuh A.S, lihat QS. Al-A'raf ayat 65, 73, dan 85.

Demikian pula Rasulullah SAW selama 10 tahun pertama beliau berda'wah kepada tauhid dan mengingatkan manusia meninggalkan kesyirikan. Kemudian turunlah perintah sholat lima waktu pada tahun ke 10 kenabian dan tidak disyariatkan kebanyakan syariat kecuali di kota Madinah ketika manusia sudah memiliki aqidah yang kuat dan tauhid yang benar, seperti puasa ramadhan, zakat, haji, adzan, dan lain-lain.

Yang demikian karena amal ibadah tidak diterima oleh Allah SWT kecuali bila dalam diri seseorang ada tauhid oleh karena itu wasiat Rasulullah SAW kepada Mu'adz bin Jabbal ketika mengutusnya untuk berdakwah ke Yaman adalah :
Hendaknya engkau mengajak pada syahadat Laa ilaaha illallah dan syahadat Muhammadurrasulullah. (HR. Bukhari Muslim)

Dan sampai akhir hayat beliau, beliau berusaha menjaga tauhid dan membentengi umat dari kesyirikan. 5 hari sebelum beliau meninggal dunia, beliau mengingatkan umat Islam bahwa orang-orang sebelum mereka dahulu menjadikan kuburan nabi-nabi mereka sebagai tempat ibadah. Maka beliau melarang menjadikan kuburan sebagai masjid. (HR. Imam Muslim)

Yang demikian karena membangun masjid di atas kuburan adalah pintu menuju kesyirikan. Semua ini menunjukkan bahwasanya inti da'wah Rasulullah SAW adalah tauhid.


3.7 Mengenal Rasulullah  SAW Sebagai Nabi Yang Terakhir


Rasulullah  SAW meninggal pada tahun ke-11 hijriyah setelah menyempurnakan tugas menyampaikan risalah dari Allah SWT. Beliau meninggal dunia sebagaimana manusia yang lain yang juga meninggal dunia.

Allah SWT berfirman :
Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan hanya pada hari Kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu. (QS. Ali Imran : 185)

Allah SWT juga berfirman :
Sesungguhnya engkau (Muhammad) akan mati, dan mereka akan mati (pula).
(QS. Az-Zumar : 30)

Beliau adalah Rasul terakhir, tidak ada Rasul sepeninggal beliau.

Allah SWT berfirman :
Muhammad SAW itu bukanlah bapak dari seseorang diantara kamu, tetapi dia adalah utusan Allah SWT dan penutup para Nabi. Dan Allah SWT Maha Mengetahui segala sesuatu.
(QS. Al-Ahzab : 40)

Dalil-dalil dari hadist Nabi bahwasanya beliau adalah Nabi terakhir mencapai derajat muthawathir. Dan sebagian ulama mengatakan kalau seseorang tidak mengetahui kalau Muhammad SAW adalah Nabi terakhir maka dia bukan muslim, karena ini termasuk perkara yang diketahui secara darurat dalam agama Islam.

Diantara hadist yang menunjukkan bahwa beliau adalah nabi terakhir adalah :
Sesunguhnya akan ada diantara umatku 30 orang pendusta, semuanya mengaku menjadi Nabi dan aku adalah penutup para Nabi. Tidak ada nabi setelahku. (HR. Abu Dawud)

Hadist yang muttafaqqun 'alaih, beliau bersabda :
Dan aku adalah al 'aaqib - yang terakhir - yang tidak ada setelahnya Nabi.

Meskipun Rasulullah SAW telah meninggal dunia, Allah SWT akan tetap menjaga agama ini dengan menjaga sumbernya, yaitu Al-Qur'an dan Al Hadist, dan menyiapkan para ulama yang amanah untuk menyampaikan keduanya kepada umat.

Allah SWT berfirman :
Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur'an, dan (pasti) Kami pula yang memeliharanya.
(QS. Al-Hijr : 9)

Dan Rasulullah SAW bersabda :
Dan sesungguhnya para ulama adalah pewaris para Nabi, dan sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, akan tetapi mereka mewariskan ilmu.
(HR. Abu Dawud Tirmidzi dan Ibnu Majah)









No comments:

Post a Comment