Thursday 29 December 2016

Kulwap IIP Solo Raya #5 - Go Green Mommy

KITA dan SAMPAH #ZeroWasteLifestyle



RESUME MATERI KULWAP #5 - 22 Des 2016
_Kulwap Sepekan IIP SOLO RAYA_

PEMATERI - ANILAWATI NURWAKHIDIN
Domisili : Bandung

EXPERIENCE
2016 - Program Manager Creative Net, Riset Indie – Hivos
2015 - Facilitator Foodlab Program, Riset Indie – Hivos
2015 - Facilitator Program Creative Net, Riset Indie – Hivos
2014 - Campaign Team of #BdgTolakInsinerator, YPBB

EDUCATION
Pendidikan Biologi, Universitas Pendidikan Indonesia

AWARD
2012 Wanita Inspiratif Jawa Barat bidang sosial dari Netty Awards



🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃🍂

*MATERI KULWAP #5 _Kulwap Sepekan Iip Solo Raya_*
👩🏻 Narasumber : Anilawati
👩🏻 Host : Chika Rachma
👩🏻 Co Host : Wahyu Mardhatillah
*Reportase Kegiatan Narasumber oleh Relawan*

“Sudah capek pilah-pilah tapi tetap ujung-ujungnya disatuin sama petugas yang mengumpulkan sampah”,

Kurang lebih demikian pemikiran kita kalau-kalau diminta untuk memilah sampah. Buat apa? Toh, nanti disatuin juga. Tanggapan kita ini tidak salah karena demikianlah yang sering terjadi dan akhirnya membuat kita menjadi malas memilah sampah.

Namun jangan patah semangat  dulu, karena ada solusi lain yang bisa kita lakukan yakni dengan memanfaatkan sampah organik kita misalnya untuk komposting. Kita secara tidak langsung telah membantu pengelolaan sampah di kota kita dengan tindakan sederhana.

Nah, pada hari ini, Rabu 7 September 2016, saya beruntung untuk menjadi bagian dari #relawanzerowaste yang bisa belajar bareng-bareng terkait persampahan. Plus, jalan-jalan meng-explore kota Bandung.

Di sini, saya belajar bersama trainer YPBB (Yayasan Pengembangan Biosains dan Bioteknologi) yakni mbak Anill dan mbak Ayu,  dan salah seorang  relawan, kak Nurlaida.

Kali ini YPBB diundang untuk memberikan pelatihan pada warga Perumahan Riung Permai RW 11 Kel Cisaranten Kidul Kecamatan  Gede Bage Bandung tentang #zerowastelifestyle.

Antusias bapak-bapak dan ibu-ibu Perumahan Riung Permai sangat tinggi. Terlihat dari banyaknya tanggapan peserta ini sewaktu sesi tanya jawab. Pelatihan yang dimulai pukul 09.30 -12.00 ini pun terasa singkat namun bermakna. Ruang serbaguna Perumahan Riung Mulya pun ramai dengan penjelasan dan diskusi.

“Sampah organik sudah ga pernah ke luar rumah.”, demikian kata seorang ibu.

Ternyata sebagian ibu-ibu di Perumahan Riung Mulya sudah melakukan praktek pemilahan dan menerapkan perilaku minim penggunaan plastik.

Sampah organik yang terdiri dari sisa makanan, kulit buah, dan sisa sayur dimasukan ke dalam tanah yang telah dilubangi (biopori).

*Melalui pelatihan ini, YPBB menyarankan dua teknik sederhana yakni biopori dan keranjang Takakura untuk mengatasi masalah sampah kota.*

Menariknya, ada salah satu tanggapan warga yang mengaku ragu, apakah kegiatan individual seperti ini dapat membawa perubahan besar pada pengelolaan sampah pada tingkat yang lebih luas, nasional atau dunia misalnya. Jawabannya, tentu saja iya. Jangan ragu mengubah perilaku terhadap pengelolaan sampah kota.

Meskipun kebiasaan #zerolifestyle kita terkesan ga ada apa-apanya, tetapi jangan salah individu bisa mengubah keluarga, RT/RW, dan tingkat selanjutnya serta generasi berikutnya.

Demikian liputan singkat bersama YPBB untuk gaya hidup zero life style. Bagi warga Bandung yang tertarik untuk mendapat pelatihan bisa menghubungi YPBB untuk konfirmasi lebih lanjut. Semoga bermanfaat.

Salam baik.

🍀🍁🍀🍁🍀🍁🍀🍁🍀🍁🍀🍁🍀🍁🍀🍁🍀🍁🍀

*- Reportase Kegiatan Narasumber #2 -*

“Kita dan Sampah” , MKAA Zero waste lifestyle training
“Peace on earth depends on our ability to secure our living environment.”

-Wangari Maathai-

Minggu pagi ini untuk pertama kalinya hidup 25 tahun di bandung, saya berkunjung ke Gedung Merdeka Museum konferensi Asia Afrika, “aslina pertama kali”, terima kasih kepada teh Anil ypbb yang mengajak saya untuk jadi relawan reporter di acara training kali ini.

Jadi pada hari minggu ini7 april 2013,  kawan-kawan ypbb Bandung di undang oleh teman2 AAYF (asia afrika youth forum indonesia) untuk mengisi training zerowaste lifestyle bagi para relawan kepanitiaan HUT KE-58 Konferensi Asia Afrika dan para penitia Apple Day.

Rencananya pada HUT ke-58 KAA, event yang diselenggarakan akan di setting untuk dapat menerapkan konsep zero waste lifestyle, seperti apakah konsep zero waste lifestyle ini dan kenapa penting, kedua hal ini lah yang coba untuk diperkenalkan kepada para peserta relawan panitia HUT Ke-58 KAA dan Panitia Apple day (peringatan hari bumi).

Nah inilah foto para peserta training zerowaste lifestyle hari ini, dari tim YPBB menurunkan dua orang trainer yaitu Teh Anil dan Kang Adnan, serta ada dua orang relawan Aga Ginanjar sebagai notulen dan Saya sendiri.

Training dibuka pada pukul 10:00 oleh Koordinator relawan Kang Rahyang kemudian dilanjutkan oleh Teh Anil dari YPBB. Sebagai pembuka Para peserta training di ajak untuk coba menyadari apa yang kita sebut sebagai “perjalanan sampah”. Bagaimana sampah yang berawal dari aktivitas kita sehari-hari kemudian Berpindah dari satu tempat hingga ke tempat sampah itu berakhir.

Sampah saat ini yang terjadi di masyarakat kita seperti diungkapkan 3 orang peserta (pesertanya mahasiswa dari polban ada 7 orang loh), jalurnya adalah dari rumah/kamar-gerobak-tps dan kemudian berakhir di TPA.

Pola konvensional yang terjadi ini adalah pola penyelesaian masalah di akhir, sehingga berakhir dengan tumpukan sampah yang menggunung di TPA. Pastinya masih segar di memori kita mengenai TPA leuwi gajah yang mengalami longsor sampah pertama di Dunia karena tumpukan gas methane akibat sampah organik di tumpuk dalam jangka waktu yang lama. Selain itu sampah dapat menjadi masalah karena memiliki efek kepada estetika, kesehatan dan lingkungan.

Pola konvensional ini ialah pola yang sifatnya hanya memindahkan masalah dan memiliki cost yang sangat tinggi, cost pertama adalah cost dari sisi Tempat Penampungan, berdasar data dari YPBB Bandung dengan penduduknya yang mencapai 3 juta jiwa dapat untuk menampung sampah warga tersebut membutuhkan lahan sebesar 55 kali besar candi borobudur, selain itu ongkos tranport dari tps ke TPA Sari Mukti dapat menghabiskan dana Rp. 100 juta perhari.

Melalui penerapan zero waste life style kita mencoba untuk memangkas beban pola konvensional sebesar mungkin dengan menerapkan konsep bahwa “sampah kita dalah tanggung jawab kita” dimana pengelolaan sampah dimulai dari rumah dan dari komunitas dengan menerapkan prinsip 3R (reduce, reuse dan recycle).

Langkah pertama dalam penerapan zero waste lifestyle ialah “Memilah”, pada saat training para peserta diminta untuk melakukan simulasi pemilahan yang paling sederhana yaitu organis dan non-organis.

Pemilahan menjadi penting karena, ketika sampah organis bercampur menjadi sampah anorganis hal ini menjadi sulit untuk diolah, sampah organis mempunya karakteristik untuk membusuk dan menghasilkan bau tidak sedap, selain itu sampah anorganis yang dapat dipisahkan menjadi sulit untuk dipisahkan.

Sampah di rumah bila dipilah terdiri dari 50% Organis dan 50% anorganis, dari 50% sampah organis 70%nya dapat diolah dan hanya 30% saja yang dibuang ke TPA, bayangkan 3 juta penduduk jika dapat mengurangi volume sampah organiknya saja berapa pengehematan yang bisa dilakukan.

Sampah organis di rumah tangga dapat di manfaatkan (langkah kedua) untuk diolah menjadi kompos, pada training kali ini YPBB oleh kang Adnan, mengenalkan takakura untuk limbah organis rumah tangga dan aplikasi biopori untuk limbah organis kebun.

Nah Bagaimana untuk Limbah Non-Organis. Untuk limbah non-organis kita menerapkan konsep 3R, dan langkah yang paling utama adalah “REDUCE”. Pada training ini kita perlu untuk menyadari bahwa penggunaan bahan non-organis pada aplikasi makanan seperti styreofoam adalah cukup beracun pada kesehatan kita.

*Aplikasi dari penerapan konsep reduce sebagai berikut:*

*– Stop use plastic Bag, bawa kantong sendiri kalau belanja.*

*– Kurangi penggunaan bahan berkemasan, optimalkan isi ulang yang ramah lingkungan serta pikirikan dulu ketika membeli, apakah kita benar-benar membutuhkan barang tersebut.*

*Tahap berikutnya adalah Re-Use gunakan barang-barang sampai semaksimal masa penggunaannya dan atau kita gunakan barang-barang bekas untuk aplikasi lainnya seperti gunakan untuk Pot tanaman.*

Untuk tahap Re-cycle kita memerlukan proses pemilahan, seperti barang-barang dari plastik dapat di daur ulang kembali menjadi bahan-bahan lainnya yang diperlukan, menjadi plastik kembali menjadi bata bangunan dan lainnya.

Acara training pun ditutup dengan “satu kebaikan apa yang mau kita lakukan selama satu bulan kedepan terkait konsep zerowaste lifestyle ini”, nah para peserta pun menuliskan dan sharing apa saja yang akan dilakukan selama satu bulan kedepan, langkah sederhana untuk mengurangi permasalahan sampah perkotaan yang sehari-hari kita hadapi.
Hayu kita olah sampah dari sumbernya…
Salam organis
Antapani, 7 April 2013

*TANYA JAWAB*

1⃣ Emma_ Ketapang
1.Pelatihan yg diadakan YPBB apakah hanya utk warga bandung saja,kl km yg d luar Bandung ingin mengikuti pelatihanny gmn caranya?

Pelatihan yg diadakan YPBB apakah hanya utk warga bandung saja,kl km yg d luar Bandung ingin mengikuti pelatihanny gmn caranya?

Sementara ini layanan pelatihan hanya untuk kawasan Bandung Raya. Kalau warga di luar ingin mengikuti pelatihan juga, biasanya jarang bisa kita penuhi, kecuali untuk permintaan yang kita rasa sangat strategis dan sumber daya yang ada pun memadai

Lengkapnya tentang penyelenggaraan pelatihan, silakan tengok  www.ypbbblog.blogspot.co.id/p/pelatihan-zerowaste-lifestyle.html  ✔

2. Langkah apa saja yg hrs km lakukan utk m'edukasi masyarakat dskitar yg msh mbuang sampah tidak pada tempatnya (k sungai)

Membuang sampah pada tempatnya pun belum menyelesaikan masalah! Jalur yang selama ini banyak digunakan dalam pembuangan sampah (terutama di area perkotaan) adalah dari rumah, sampah dibawa oleh petugas sampah menggunakan gerobag ke TPS. Lalu dibawa oleh truk ke TPA.

Pola pembuangan sampah yang seperti itu boros biaya (di bandung, lebih dari 100juta per hari dikeluarkan untuk HANYA mengangkut sampah kota), habisnya lahan (di bandung, setahun sampahnya mencapai paling tidak 55x besarnya candi borobudur), dan menimbulkan banyaknya penyakit yang berbahaya dan masih sulit disembuhkan (seperti kanker dll). Apalagi yang tidak dibuang pada tempatnya seperti ke sungai, dibakar dll.

Maka yang perlu dilakukan tentunya penginformasian dampak dari pengelolaan sampah yang salah tersebut beserta solusi praktisnya dan biarkan orang tersebut memilih: cara terbaik apa yang akan dia tempuh selanjutnya untuk mencegah dampak negatif sampah yang dia hasilkan dari rumahnya kalau di bandung, kami melakukan 3 strategi yang dikombinasikan antara edukasi, pengembangan komunitas dan pengembangan teknologi untuk mulai mengajak orang berubah ✔

2⃣ Barlian-Purwokerto
Bagaimana pengelolaan sampah minyak goreng? selama ini saya kesulitan mengelolanya.

Sejauh ini di bandung sendiri belum ada langkah jitu dalam pengelolaan sampah minyak goreng.
masih dibuang begitu saja kebanyakan. sebelum ada solusi nyata, lebih baik dikurangi saja penggunaan minyak goreng ini. Selain isu sampah, juga isu kesehatan. Makan yang non gorengan (direbus, dikukus dll) tentunya jauh lebih sehat kan ya? ✔

3⃣ Ludfi-Solo
1. Apa benar pembakaran sampah plastik bisa menghasilkan racun?

Ya betul. Yang selalu kami sampaikan di pelatihan-pelatihan: pembakaran sampah dapat menyebabkan penyakit yang berbahaya. Salah satu contohnya adalah: pembakaran PVC dapat menyebabkan KANKER, menurunnya kekebalan tubuh, cacat pada bayi⁠

2. Bagaimana cara mengelola sampah pampers?
Sampai saat ini belum ada solusinya. Ini termasuk sampah residu alias yang gak bisa diapa-apain alias hanya ditumpuk saja di suatu tempat misalnya di TPA selama-lamanya.

Prinsipnya: apapun yang belum ada solusinya yang aman (atau ada solusinya tapi mahal sekali biayanya), perlu kita kurangi penggunaannya dari awal

Sama halnya dengan pembalut ataupun pampers. Caranya dengan menggunakan pembalut reuse ataupun popok reuse. Saat ini banyak dijual di pasaran. Asal rajin mencuci dan mau invest di awal untuk membelinya

saya sekitar 2-3 tahunan kemarin menggunakan pembalut reuse dan hanya bolong2 pakainya saat banyak menginap di luar rumah (saat pelatihan ke luar kota dll) ✔

4⃣ Indah - Klaten
salam lestari
salam kenal mbak anil....
alhamdulillah di tempat saya sdh tdk ada yg buang sampah ke sungai. dikampung sebelah malah diterapkan jimpitan sampah plastik/kertas (jimpitan  uang/beras diganti dgn sampah plastik/kertas). tp sayangnya byk warga yg mengeluhkan jimpitan sampah ini. mrk merasa keberatan dan  susah mencari sampah katanya. dan akhirnya merekapun hrs beli pada pemulung sampah. padahal niat awal jimpitan sampah yg sdh disepakati bersama ini utk mengelola sampah rmh tangga (seperti bank sampah). tp setelah diterapkan kok mlh byk yg mengeluh. blm diteliti scr detail,apakah warga yg mengeluh ini memang tdk punya sampah atau malas mengumpulkan sampah dirumahnya sendiri. pertanyaan saya, kalo seperti kondisi diatas,bgmn cara mengefektifkan jimpitan sampah ini,ada kah kiat2 menyadarkan warga ttg pengelolaan sampah?
(krn sdh beberapa kali walhi mengedukasi ttg sampah dikampung ini).  tp tetap sj sebagian warga msh kurang kesadarannya.
pertanyaan kedua; skg byk berdiri bank2 sampah....dgn adanya bank sampah tersebut apakah tidak malah memicu warga utk semakin konsumtif membeli produk2 yg byk menghasilakan sampah. krn pada realitanya, tetangga sekitar byk yg bilang..."ah sampah nya bisa dijual/dituker uang/barang ini". jd mereka tidak berupaya menekan sampah yg ada. tp mlh berlomba" mengumpulkan sampah yg laku dijual. terakhir mbak .....bisakah disertakan foto biopori dan keranjang takakuranya. Seekian.makasih

⁠⁠⁠4⃣ Indah - Klaten

Jawab:
Jimpitan atau bank sampah adalah pilihan metode untuk mulai belajar mengelola sampah yang dihasilkan sejak dari rumah atau komunitas. Yang perlu diingat: tujuannya adalah untuk memudahkan setiap orang untuk mulai memisahkan sampah dari awal. Bila satu metode dirasa kurang pas (misalnya malah bikin produksi sampah jadi makin banyak atau menjadi pembenaran) ada kemungkinan metode yang digunakan mungkin kurang pas.
Yang perlu diperhatikan: apakah paradigma atau cara berpikirnya sudah tepat atau belum. Dan apakah kesadaran untuk mengelola sampah secara mandiri sudah terbentuk atau belum.
Jadi, silakan perhatikan di daerah masing-masing  sarana apa yang dapat mempermudah kita untuk menyalurkan sampah yang sudah terpilah. Lapak terdekat ataupun tukang sampah yang berinisiatif memilah sampah, tentunya sarana yang dapat kita manfaatkan secara maksimal.

5⃣ Inaak - Yogya
1. Sebenernya pgn bgt bs pilah sampah gt. dulu pas KKN bikin program gt. Sudah pernah ajak utk mulai pilah sampah di rumah tp terkendala sama budaya generasi jaman dulu. Jadi, ya gitu.. blom bs direalisasikan. Ada tips mungkin?

Tipsnya dilakukan dan dikonsistenkan dan carilah teman yang bisa berbagi pengalaman dan saling mendukung. SEMANGAT!

2. kalo sampah popok bayi itu masuknya apa ya? sudah pake clothdiaper tp msh pake diapers biasa juga. Pengolahan sampahnya gmn?
Sampah residu (yang tidak bisa diapa-apakan lagi)  tiada pengelolaan sampah yang aman sejauh ini, jadi kita coba kurangi sebanyak mungkin. Penggunaan clodi walaupun belum bisa sepenuhnya sudah pilihan yang tepat untuk mengurangi sampah dari awal dan mengurangi jumlah sampah yang perlu dilarikan ke tps dan akhirnya ke TPA

3. Adakah sumber rujukan utk mempelajari lbh lanjut mengenai zero waste dan pengelolaan sampah yg lain? krn setau inaak ni, sampah batre dan obat itu tidak bs sembarangan dibuang.
Pengelolaan sampah baterai kalau di bandung belum ada yang cukup aman. Jadi prinsipna sama: sebanyak mungkin perlu kita kurangi. Bisa digantikan oleh baterai yang bisa diisi ulang. Investasi sih, karena perlu modal di awal untuk membelinya. ✔✔✔

⁠⁠⁠6⃣ Wahdah - Yogya
Mb, saya kalau smpah pembalut, dlu pas kkn, sya pernah diajari utk memisahkan bagian kapas dan bagian plastik ke smpah non dan organik, itu bsakah dterapkan? Cuma mmg agak ribet

Saya belum pernah coba cara tsb. Tetap rekomendasinya adalah gunakan bahan yang bisa dipakai ulang untuk pembalut. Gunakanlah pembalut yang dapat digunakan ulang. cukup banyak dijual di online saat ini. ✔

7⃣ 🙋 defi - solo
1. Mba, tlg jelaskan ttg takakura
1) tlg jelaskan ttg takakura
Takakura adalah salah satu metode untuk mengkompos dalam rumah (untuk rumah yang minim lahan). Secara sederhana: memindahkan kompos jadi ke dalam kotak berventilasi. Secara rutin kita tinggal memasukkan sisa makanan kita ke dalam keranjang tersebut. Detilnya saya share manual pembuatan dan pemakaiannya ya. Besok tak apa ya?

2. Apakah sampah sisa makanan bisa masuk kategori Untuk membuat pupuk kompos? Selama ini sy memilahnya untuk diberikan pd ternak sy.
Bisa. Sayapun di rumah hanya menggunakan itu sisa makanan untuk dimasukkan ke dalam takakura.
2. Apakah sampah sisa makanan bisa masuk kategori Untuk membuat pupuk kompos? Selama ini sy memilahnya untuk diberikan pd ternak sy.
Terimakasih

8⃣ Putri Helvetia
Apa boleh membakar pospak? Kalau memendam pospak dlm tanah jg apa blh? Tlg dishare alasannya jk boleh / tdk blh.
Pospak tiada jalan lain dibawa ke tps atau tpa. Itu termasuk sampah yang tidak bisa diapa-apakah. Jawabannya serupa dengan pertanyaan sebelumnya ya. Mari kita kurangi ✔

9⃣ Isna - Klaten
Bagaimana langkah  penyadaran ttg hidup zero waste di keluarga dan lingkungan? , Jika memiliki sampak organik dg memasukan ke lubang biopori, selanjutnya sampah dibiarkan sj atau diolah secara khusus?!

1) Prinsipnya upaya penyadaran perlu dilakukan lewat berbagai macam titik masuk dan perlu konsisten. Karena kesadaran mengelola sampah seperti keimanan. Kadang naik dan kadang turun.

2) Sampah organic yang dimasukkan ke lubang biopori, tidak perlu diapa-apakan. Tapi kalau mau dipanen, bisa saja setelah sekitar 6 bulan.  ✔✔

1⃣0⃣ Deasy - Cirebon
Bagaimana cara menangani limbah elektronik (tv, kipas angin dll? Serta limbah2 sperti kasur, Apa bisa di daur ulang? Mksh

Banyak yang dipreteli perangkat-perangkat yang masih bisa digunakan oleh pemulung dan sejenisnya. Ada juga yang bisa dikembalikan ke pabriknya (mreka memberikan fasilitas box yang akan ditarik dan didaur ulang oleh perusahannya).


Ada juga perusahaan yang berusaha mendaur ulang sampah elektronik secara aman, tapi biayanya biasanya cukup mahal

Kasur saya belum dengar bagaimana cara mendaur ulangnya. Jadiiii, lebih baik gunakan selama mungkin dan belilah kasur yang sekiranya cukup awet sehingga tidak perlu sering2 ganti. ✔

11.  Wahyu - Solo
1. Bisa cerita motivasi apa yg membuat teteh concern ke sampah dan nyemplung ke dunia ini? 😬

awalnya tertarik cari kegiatan di luar kampus untuk jadi relawan ypbb (tempat beraktifitas sampai saat ini)  sebagai mentor anak2 untuk tema lingkungan
dari situ kemudian bbrp bulan jadi relawan dan kemudian gabung jadi staf partime di ypbb mulai 2006 dan titik masuk untuk memperkenalkan gaya hidup organis adalah dari tema sampah atau zero waste.

Sdh brp lama teh mempraktekkan zero waste lifestyle?
Dari 2006 itu kenal isu dan sampai sekarang masih terus belajar untuk bisa melakukan gaya hidup zero waste dengan konsisten, begitu ceritanya~

1⃣2⃣ Fara - Lembang
Bagaimana cara menumbuhkan cinta lingkungan seperti itu.. ? serta disipilin.. sepertinya saya kurang motivasi..

banyak2 gaul di lingkungan yang kondusif sehingga semangat kita terus terjaga. pengalaman 10 tahun bareng di ypbb, cukup menjaga saya untuk bisa mempertahankan semangat berzero waste. jadi trainer menyuarakan semangat zw pun, sering membuat saya cukup malu untuk males2an dan kurang motivasi tapi kalau lagi turun semangat, ya gpp, yang penting semangat bisa bangkit kembaliii.

 1⃣3⃣ kadek madura
Bagaimana cara membuat biopori itu ya? Sedangkan saya tidak ada lahan krn diapartmen.Terkait biopori
memang cocoknya untuk yang ada lahan (walaupun sedikit
kalau tak ada lahan, bisa gunakan pilihan pengomposan lain seperti takakura dll✔


No comments:

Post a Comment