Saturday 1 April 2017

Ketika Campak Menyerang

Ruam itu muncul di hari ketiga demam. Masih bingung, ini kenapa ya? Kaya 'keringet buntet' istilahnya orang Kawa, tapi kok si adik ga mengeluh gatal.

Malam harinya, semakin banyak di daerah punggung dan dada. Wajah? Penuh. Ditambah lagi cerita adik kalau tadi pagi sempak muntah 2x dan BAB yang encer 2x. Saya langsung curiga campak.

Kebetulan hari sabtu sebelum adik sakit, adik ikut ke puskesmas, dan kebetulan pula ada pasien yang saya curigai menderita campak. Hasil lab nya belum keluar jadi masih curiga. Tapi kan adik sudah imunisasi? Eh tapi kan imunisasi tidak mencegah penyakit? Saya bertanya-tanya terus. Dan sebelumnya juga ada beberapa pasien yang saya curigai campak dengan riwayat imunisasi yang lengkap.

Nah lhooooo, tapi ya sudah lah. Yang penting sekarang gimana caranya adik tetap berjuang untuk melawan sakitnya. Minum alhamdulillah mau. Air putih hangat jadi favorit. Makan? Maunya nyemil buah aja. Sempat makan nasi dan ayam goreng sedikit. Minum obat yang harus dengan perjuangan saya merayunya. Sampai demam 39,6° pun dia ga mau minum obat. Akhirnya saya ajak dia beremdam air hangat, kompres dan skin to skin contact, biar cepet turun panasnya.

Hari ini, hari ke 6 demam, ruam di dada dan punggung mulai berkurang, dan menjalar ke arah tangan dan kaki. Mudah-mudahan bisa segera sehat kbali dan bisa segera bermain seperti biasanya. Amiin...

No comments:

Post a Comment