Tuesday 8 March 2016

Kapal Feri Rafelia, antara Kematian dan Nabi Yunus

Ngajak duo BinAr nonton di Youtube tentang tenggelamnya kapal Feri Rafelia di Selat Bali. Saya sebetulnya agak shock lihatnya
karena kurang lebih 1 bulan lalu saya dan keluarga bersama rombongan dari kantor suami jalan-jalan ke Kotabaru, yang artinya kami harus menyeberangi Selat Pulau Laut dengan menaiki kapal feri.

Saya ingin mengajak ngobrol mereka tentang kematian. Bahwa kematian bisa datang kapan saja. Bahwa kita harus siap saat malaikat maut menjemput. Bahwa kita harus selalu berusaha untuk berbuat baik, agar saat meninggal nanti, kita dalam keadaan yang baik. Suasana agak melow, karena saya teringat betapa saya dan keluarga masih diselamatkan oleh Allah saat naik kapal feri bulan lalu.

Tiba-tiba tema pembicaraan berubah
B : kenapa bu kok kapalnya tenggelam? ada yang salah ya?
I : apanya yang salah mas?
B : itu, kenapa kok tenggelam? apa ada yang salah
I : ya ibu ga tau, ibu belum baca beritanya lagi
A : kok ga diundi aja?
B : iya, kenapa kok ga diundi aja?
I : apanya yang diundi?
A : nyari tau yang salah..
I : maksudnya gimana? ‪#‎gakmudeng‬
B : itu na, perahunya nabi yunus kan pas mau tenggelam trus diundi trus yang keluar namanya nabi yunus. trus nabi yunus dibuang
A : iya, yang dimakan paus itu, ibu lupa ya?
I : ‪#‎hedeeeeh‬, ga lupa sih, tapi kan ga kepikiran kesana


Si duo BinAr ternyata teringat dengan kisah Nabi Yunus, yang juga masih diselamatkan oleh Allah melalui paus. Langsung deh suasana berubah, saya ngikik-ngikik sendiri, kok ya mereka berdua kepikiran kisah Nabi Yunus.

Sambil bercerita lagi, dengan suasana yang lebih santai, saya mengingatkan mereka kembali untuk selalu berbuat baik. Mengingatkan pula tentang ayah seorang teman yang meninggal saat menjadi imam sholat jum'at (kebetulan mereka saya ajak takziah). Dan membandingkannya dengan kecelakaan yang terjadi di Depok Town Square, ketika mobil terjatuh dari lantai 2, dan diduga pengemudinya sedang mabuk. Mengingatkan saya dan mereka bahwa kita akan kembali, dan berakhir dengan apa yang biasa kita lakukan.


 #ODOP 8/99




No comments:

Post a Comment