Tuesday 29 March 2016

Mereka Yang Mudah Memaafkan


Hari menjelang malam, sudah saatnya tidur. Kami berdua pun segera memasang seprai bersih.

Dengan tergesa-gesa, saya segera mendorong kasur yang sudah rapi menuju ke dinding. Terdengar teriakan, dan ternyata kaki si adik terjepit. Kasur pun saya tarik kembali, dan kemudian saya gendong dia.

Sambil saya pijit kakinya, saya meminta maaf. Dan diantara isakan tangisnya, sambil tersenyum dia berkata, "ga papa, ibu kan ga sengaja".

MasyaAllah, begitu mudahnya dia memaafkan, padahal saya tahu kalau kakinya masih sakit, akibat dorongan kasur yang kencang tadi.

Mendadak saya teringat, betapa panjang dan lamanya saya ngomel-ngomel ga jelas hanya karena mereka memotong-motong kertas dengan cutter diatas buku Muhammad Teladanku. Yang berakibat sampul depan si buku menjadi penuh sayatan. Dan saya tahu, kalau mereka melakukan itu juga dengan tidak sengaja.

Sesungguhnya bersama mereka kita belajar, tumbuh dan berkembang.

No comments:

Post a Comment