Thursday 1 February 2018

Pilihan Ketika Tak Ada Pilihan

Hmmm, judul yang aneh 😕

Senin, 28 Januari 2018, ba'da sholat maghrib, saya membuka hp yang kebetulan sedang di-silent. Ternyata oh ternyata, ada 8 panggilan tak terjawab. Salah satunya dari kepala puskesmas tempat saya bekerja. Yang lain? Nomor tak dikenal. Ada apakah?



Saya mencoba menghubungi kepala puskesmas saya dulu. Begitu hp terangkat, saya dapat ucapan "selamaaaaaaaaaat". Saya pun bengong. Ada apa? Ternyata beliaunya cerita kalau baru dapat kabar dari bagian kepegawaian Dinas Kesehatan kalau saya dapat SK mutasi ke puskesmas lain sebagai Kepala Puskesmas. Saya mendadak "blank". Ga tau harus apa.

Begitu si ayah pulang, saya langsung curhat, dan nangis. Saya ga siap, kaget, bingung, syok. Sampai-sampai saya menyampaikan usul yang aneh. Mengajak menghadap ke Bupati malam-malam gini, untuk membatalkan SK yang akan dibagikan keesokan harinya. Tapi, ternyata, ga hanya saya yang syok. Suami kemudian tampak terdiam, dan pasrah, ya sudah kalo kaya gitu, mau apa lagi. Dijalani dulu. Ga mungkin juga SK tiba-tiba batal. Huuuuu, asli tamabh galau gara-gara suami ga mau mengabulkan permintaan saya yang aneh bin ajaib.

Pagi menjelang pembagian SK, saya ga nafsu makan sama sekali. Hal yang aneh, karena biasanya kalau saya dalam tekanan, saya malah nyemil macam-macam sebagai pengalihan. Saya pun meminta suami untuk menemani di luar gedung, takut kalo saya pingsan. Hahahah, berlebihan banget ya 😅. Tapi itulah nyatanya, suami sampai ijin kerja gara-gara menemani saya yang tampak kacau dan kusut.

Hari ini, hari ke3 setelah menerima SK. Dan setelah ngobrol banyak dengan suami, teman curhat setia saya, keluarlah jawaban. Walaupun tampaknya kita tidak punya pilihan, kita tetap bisa memilih. Saya memang tidak punya pilihan ketika SK pengangkatan keluar, tapi saya masih memiliki pilihan, menjalani denagn baik, belajar menjadi seorang pemimpin yang baik, yang memiliki kemampuan leadership dan manajerial yang baik, atau menjadi pemimpin yang gitu-gitu aja.

Dalam diskusi itu, saya memutuskan untuk menjadi lebih banik, dimana konsekuensinya adalah saya harus lebih banyak belajar lagi. Tapi saya yakin, bahwa dibalik apa yang terjadi, saya dapat SK, pindah ke tempat baru, ada hikmah, ada kebaikan untuk saya.

Bismillah. Semoga apa yang saya jalani ini bisa menjadikan diri saya pribadi yang lebih baik, istri dan ibu yang lebih baik. Menjadi bekal bagi saya kelak. Aamiin...

- Tanjung, 2 Februari 2018 -
setelah belajar ngomong di depan kaca, persiapan memimpin apel 😂

No comments:

Post a Comment