Friday 10 March 2017

Ayah dan Pengasuhan Anak

Dalam beberapa diskusi masalah pengasuhan anak yang saya ikuti, banyak ibu-ibu yang curhat bahwa suaminya kurang bersedia turut campur dalam hal ini. Entah karena sibuk bekerja, atau alasan-alasan lainnya. Dan saya pun merasakannya. Padahal banyak pakar parenting bahwa sentuhan ayah sangatlah penting bagi masa depan anak. Sayangnya yang hadir dan mendengar hal ini adalah ibu-ibu yang cukup kesulitan untuk menyampaikan hal ini kepada sang ayah.

Saran dari pakar-pakar parenting adalah terus istiqamah mengajak dan mendo'akannya, semoga ayah tergerak hatinya. Padahal mengajak suami untuk hal-hal yang menurutnya tidak menarik adalah hal yang tidak mudah. Ketika saya menyadari bahwa pesan saya via WA yang cukup panjang, hanya dilewatkan, maka saya mencoba mengirimkannya kepada seorang teman wanita yang suaminya sudah 'sadar' tentang peran sang ayah. Kemudian meminta tolong suami teman untuk menshare ke suami saya. Jalan yang panjang untuk ditempuh karena pesan tersebut harus keliling terlebih dahulu.

Tapi begitulah pria, mereka lebih mudah menerima saran dari para pria lain daripada menerima pesan dari perempuan, terutama dalam hal-hal pengasuhan anak. Mungkin karena egonya yang masih tinggi.

Selain pesan berantai, saya mencoba melibatkan anak-anak untuk mengajak ayah bermain dan berkegiatan lain. Awalnya sih ogah-ogahan juga,  dan tampak malas terlibat bersama anak.

Tapi itu dulu. Belakangan ini, saya merasa bahwa ayah telah berubah. Apakah 180°? Tidak. Bagi saya perubahan sekecil apapun tetap berarti. Ketika si ayah berinisiatif mengajak Duo Binar berkegiatan di hari sabtu, bagi saya itu adalah suatu prestasi. Atau membaca buku bersama dan kemudian mendiskusikannya. Sengaja pulang saat istirahat siang agar bisa mengajak anak-anak ke masjid juga sesuatu yang luar bisa.

Apresiasi kepada sang ayah tak kalah penting. Ucapan terima kasih, pujian hebat, keren, dan yang lain-lain sering saya sampaikan ketika ayah telah selesai berkegiatan bersama mereka. Pujian yang tampak lebay kadangkala saya munculkan, walaupun ayah tahu kalo 'digombalin' dan kemudian tersipu-sipu. Ah tapi tak masalah. Yang penting, ayah sudah berusaha hadir untuk membersamai mereka.

No comments:

Post a Comment