Saturday, 21 January 2017

Waspada Pre-eklampsia

Salah satu materi seminar hari Sabtu, 21 Januari 2017 di Hotel Aston Tanjung adalah mengenai pre-eklampsia.


Pre-eklampsia merupakan penyebab kematian karena kehamilan no 3 di seluruh dunia.
Di Indonesia sendiri, saya belum menemukan sumber pasti yang dapat menyebutkan angka kejadian pre-eklampsia. 

Lalu, apa sih pre-eklampsia itu?
Diagnosa pre-eklamsia didasarkan pada :
● Tekanan Darah ≥ 140/90, pada pemeriksaan dengan Usia Kehamilan lebih dari 20 minggu
● Pada pemeriksaan Urine, didapatkan adanya proteinuria, jika dgn dipstick +1
Edema pada tungkai tidak bisa dijadikan acuan untuk mendiagnosa pre-eklampsia, walaupun jika didapatkan edema tungkai harus ada kecurigaan mengarah ke sana. 

Pre-eklampsia yg tidak segera ditangani, dapat berkembang menjadi eklampsia. Tanda-tanda pasien pre-eklampsia yang akan mengalami eklampsia atau kejang, yang disebut impending eklamsia adalah nyeri kepala hebat, mual muntah, dan nyeri daerah epigastrium. 

Penyebab pasti pre-eklampsia belum diketahui secara pasti, namun ditemukan adanya kelainan pembuluh darah di plasenta (pembuluh darah di plasenta lebih sempit). Beberapa faktor resiko terjadinya pre-eklampsia adalah :
Kehamilan pertama
Pernah mengalami pre-eklampsia pada kehamilan sebelumnya
Jarak dengan kehamilan sebelumnya lebih dari 10 tahun
Faktor usia. Wanita yang hamil di usia > 40 tahun beresiko mengalami pre-eklampsia lebih tinggi
Obesitas saat hamil
Faktor keturunan

Penatalaksanaan pre-eklampsia :
● Melakukan kontrol teratur
● Pemberian obat antihipertensi, sesuai dengan anjuran dokter, pilihan utama adalah Nifedipin
● Pemberian obat untuk pencegahan kejang dgn MgSO4, dgn syarat RR >16x ,refleks patella (+), urine minimal 30ml/jam dlm 4 jam terakhir
● Jika umur kehamilan sudah mencapai 34 minggu, dan bayi available untuk dilahirkan, maka dilakukan terminasi kehamilan dengan SC

Selamatkan 4000 ibu dari kematian akibat kompliasi kelahiran

No comments:

Post a Comment