Friday, 22 December 2017

Mendadak Mendongeng

Huwaaaaaa, cukup kaget dengan tantangan kali ini. Selama ini, saya merasa cukup dengan kegiatan Read Aloud menjelang anak-anak tidur. Dengan pilihan buku yang beragam. Tapi mendongeng?

Awalnya, saya masih kagok, ketika mendadak bikin rekaman bersama si kecil. Tanpa ada plot cerita. Sambil menggambar, sambil mendongeng, sambil merekam. Hasilnya? Jangan ditanya. Bikin ketawa yang melihat...

Di hari kedua, saya kali ini mencoba mendongen bersama si kakak. Saya belajar membuat cerita, menuliskannya, dan kemudian belajar membacanya dengan intonasi yang menarik. Si kakak pun iku-ikutan melakukan rekaman. Hasilnya? Lumayan dibanding hari pertama.

Di hari-hari selanjutnya, saya berusaha menuliskan sebuah cerita dulu sebelum saya mendongengkannya kepada anak-anak. Namun adakalanya saya kehabisa ide dan mati gaya. Kalo sudah kaya itu, saya menceritakan tentang masa kecil saya. Tapi ternyata mereka suka. Apalagi ketika kisahnya tentang kekonyolan-kekonyolan saya.

Setelah beberapa hari mendongeng, saya menyadari kalau saya kurang bisa berimajinasi. Saya mungkin sedikit lebih pintar jika saya menceritakan hal-hal yang nyata atau sesuatu yang pernah saya alami dibandingkan dengan kisah fiksi.

Tapiiii, anak-anak tetap suka, dan mereka ketagihan. Mengajak diskusi, ngobrol, cerita ngalor-ngidul.

Ayo Bu, kita cerita lagiii...

#AliranRasa
#KuliahBunSayIIP
#GrabYourImagination

Saturday, 16 December 2017

Ketika Bencana Datang

Em, tau ga, kalo tadi malam, di daerah Tasikmalaya, di Jawa Barat, kena gempa lho.

Ih iya kah Bu? Trus ada yang meninggal ga? Tanya Duo Binar.

Nah itu ibu belum tau. Tapi, penting lho kita belajar menjaga keselamatan kalo pas ada bencana datang.

Gimana gimana?

Kemudian kami bercerita sambil mensimulasikan beberapa kejadian bencana dan juga cara melindungi diri.

#Tantangan10Hari
#Level10
#KuliahBunSayIIP
#GrabYourImagination

Friday, 15 December 2017

Bara

Hari ini kami sedang melakukan percobaan mengolah jelantah. Untuk menjernihkan jelantah, digunakan arang yang telah membara dan dimasukkan ke dalamnya.

Selama membakar arang, saya berdiskusi kepada si kakak mengenai bahan bakar neraka.

Menjelaskan bahwa bahan bakarnya adalah orang-orang munafik...

#Tantangan10Hari
#Level10
#KuliahBunSayIIp
#GrabYourImagination

Saturday, 9 December 2017

Yerusalem dan Masjidil Aqsha

Hari ini, saya berkesempatan berkisah mengenai Masjidil Aqsha, yang terletak di Yerusalem. Yerusalem yang sedang jadi trending topik gara-gara diakui menjadi ibukota Israel oleh Presiden Amerika Donald Trump.

Mas yang sekarang menginjak usia 10 tahun, saya anggap sudah cukup besar untuk mnegetahui sejarah terjadinya peperangan Israel dan Palestina. Alhamdulillah, ada beberapa buku yang sudah saya baca sebagai sumber cerita, antara lain EPI, terbitan Tazkia Publishing jilid Yerussalem, dan Sejarah Peradaban Islam.

Saya berharap kisah-kisah ini bisa menjadikan pemantik semangat si Mas dalam menegakkan Islam dan kebenaran.

#Tantangan10Hari
#Level10
#KuliahBunSayIIP
#GrabYourImagination

Thursday, 7 December 2017

Ketika Ciput Mati

Saya mengeluarkan motor dan menutup pagar. Dan.... astaghfirullah, saya melihat Ciput di bawah pohon ceri berdarah-darah.

Memang saat saya mengantar suami dan anak-anak berangkat tadi pagi, Mami dan 3 ekor anaknya lagi tidur-tiduran di jalan. Saya sudah mengajak masuk dengan bujukan makanan, namun mereka tampak tidak tertarik. Saya pun segera menguburkannya di halaman.

Sepulang Duo Binar dari sekolah, saya menceritakan kejadian tadi pagi. Si Mas tampak sedih, sedangkan si Adik langsung nangis.

Setelah agak mereda emosinya, saya ajak mereka bercerita tentang kematian, dan apapun yang kita miliki hanyalah titipan.

Sambil menyiapkan mereka sholat Jum'at, saya bertitip pesan kepada mereka untuk mendo'akan si Ciput.

#Tantangan10Hari
#Level10
#KuliahBunSayIIP
#GrabYourImagination

Siapkah Menjadi Fasilitator?

Bismillahirrahmanirrahim...

Fasilitasi memiliki artian mempermudah. Jadi fungsi fasilitasi adalah mempermudah atau memperlancara peserta/kegiatan dalam mencapai suatu tujuan.

Tentang kesiapan diri menjadi fasilitator, jika ditanya, mungkin sampai selamanya saya akan menjawab belum siap, karena merasa belum cukup ilmu. Namun dengan memaksakan diri terjun ke dunia ini, dimana -siap atau tidak siap- saya harus siap berbagi dan melayani, maka saya harus tetap menyiapkan diri. InsyaAllah dengan berjalannya waktu, saya pun bisa menjalani learning by teaching.

Kedudukan seorang fasilitator di Komunitas IIP menurut saya adalah sesuatu yang sangat penting. Karena saat akan memasuki komunitas ini, peserta harus mengikuti proses matrikuasi dimana yang bersentuhan pertama kali dengan peserta adalah member. Oleh karena itu, bagaimana cara fasilitator bersikap dan bertindak akan membawa nama besar IIP, dan mempengaruhi penilaian peserta terhadap Komunitas IIP.

Rencana dan strategi saya dalam memfasilitasi kelas, yang pertama adalah berusaha mengenal para peserta lebih dalam, mengajak peserta untuk saling mengenal, agar memudahkan komunikasi dan interaksi. Jika memungkinkan, bisa diadakan kopdar per wilayah kabupaten agar para peserta bisa lebih mengenal dan menyamakan frekuensi. Langkah selanjutnya adalah mengajak berdiskusi dan melontarkan pertanyaan tingkat tinggi (untuk poin yang ini, saya harus belajar lebih banyak lagi) untuk memancing keaktifan peserta.

Kekhawatiran dalam menjadi fasilitator? Tentu ada. Saya khawatir jika tidak bisa mengajak peserta untuk jatuh cinta dengan IIP.

Proses adaptasi dan keterlibatan diri dalam kelas TfFM. Saya menyadari bahwa saya saya kurang begitu aktif dalam kelas, karena syok dan sedikit minder dengan kemampuan saya. Saya pun mengakui bahwa dalam proses adaptasi saya memerlukan waktu agar bisa nyaman dengan sesuatu yang baru.

Alfa Adistia Afandy
Manajer Keuangan IIP Kalsel

Pemimpin Cilik

Satu berita di koran membuat si Mas mengajak diskusi.

"Ibu, Jokowi sampai kapan jadi presiden?"
"Dia presiden ke berapa?"
"Emang presiden itu tua-tua ya?"

Tiba-tiba saya terpikir untuk bercerita tentang tokoh yang sudah menjadi seorang pemimpin hebat di masa mudanya. Usamah bin Zaid dan Muhammad Al-Fatih.

Usamah bin Zaid bin Haritsah adalah panglima perang termuda. Beliau ditunjuk oleh Rasulullah sebagai panglima perang menjelang Rasulullah wafat. Beliau akhirnya memimpin perang melawan Romawi di masa kekhalifahan Abu Bakar A.S.

Muhammad Al-Fatih adalah tokoh pembebas Konstantinopel. Beliau berhasil menaklukkan di usia 22-23 tahun.

Setelah bercerita sekilas mengenai dua pemimpin muda tersebut, saya mengajak si Mas berdiskusi. Kira-kira apa yang membuat Rasulullah percaya dan menunjuk Usamah untuk menjadi panglima perang? Apapula yang membuat Muhammad Al-Fatih berhasil menaklukkan Konstantinopel?

#Tantangan10Hari
#Level10
#KuliahBunSayIIP
#GrabYourImagination

Tuesday, 5 December 2017

Moli Bermain Air

Si Mas lagi sakit, jadi ga masuk sekolah. Saya pun ijin juga ga masuk kerja. Lalu apa yang kami lakukan?

Salah satu kegiatan hari ini adalah mendongeng. Kali ini saya mendongeng tentang Moli, si Mobil kuning kecil yang sedang bermain air.

Setelah saya tuliskan dongengnya, saya dan si Mas mencoba membacakannya bergantian. Hihihi, skalian mengasah keberaniannya. Saya jugaaaaaa 🙈



#Tantangan10Hari
#Level10
#KuliahBunSayIIP
#GrabYourImagination

Si Penjaga Kebersihan Hutan


Lala Landak, tinggal bersama sahabat karibnya si Mimi Monyet. Mereka hidup di hutan yang sangat asri. Hmmm, landak bersahabat dengan monyet? 

Iyaaa, Lala dan Mimi bersahabat karena memiliki kesenangan yang sama. Apa itu? Ada yang tau? Mereka senang sekali bersih-bersih hutan. Mereka saling membantu ketika melihat daun-daun yang tercecer, atau kulit-kulit buah yang berserakan. Caranya?

Hihihi, ini kerjasama yang lucu lhooo. Lala akan menggulung tubuhnya dan menggelindingkannya hingga sampah-sampah akan menamcap di durinya. Kemudian tugas Mimi adalah membantu melepaskan sampah-sampah itu dari duri Lala dengan menggunakan sebatang tongkat.
Trus, sampahnya dibawa kemana? Gimana kalo kita bikin cerita bersambung?



#Tantangan10hari
#Level10
#KuliahBunSayIIP
#GrabYourImagination

Saturday, 18 November 2017

Mengarang Pantun

Hari ini si Ayah wisuda. Alhamdulillah, akhirnya selesai juga perjuangannya di titik ini. Semoga bisa berlanjut ke titik yang berikutnya.

Tak disangka, Ayah diminta mewakili para wisudawan untuk memberikan pesan dan kesan. Bukan apa-apa, ini karena yang lulusan pascasarjana cuma berdua, dan si Ayah berangkat dari tempat yang cukup jauh, jadi mungkin pengalamannya akan lebih berkesan.

Lalu, gimana bikin pesan dan kesan yang menarik? Kami memutuskan untuk mengakhiri kesan dan pesan itu dengan sebuah pantun. Lama ga mengarang pantun, sejak jaman sekolah dulu, jadi kagoklah saya. Terutama ketika berusaha memasukkan kata-kata yang memyangkut daerah Palangka Raya.

Namun, akhirnya jadi juga. Alhamdulillah, pantun yang dibacakan ayah bisa mencairkan suasana.

Membuat Kolam Tahan Bocor

Pagi di Wisma Tamrin Palangka Raya. Duo Binar yanh menemukan halaman wisma yang penuh dengan pasir putih, seperti menemukan harta karun.

Mereka berdua langsung mengambil posisi duduk di atas pasir. Tak lama kemudian sudah tampak asyik bermain dengan pasir tersebut.

Saya tinggalkan mereka berdua sebentar untuk membantu si Ayah mencuci mobil yang tampak sangat kotor karena kehujanan dalam perjalanan 10 jam. Tiba-tiba terdengar suara teriakan-teriakan mereka "ayo cepat ambil daun", "susun di sini", "ambil lagi, masih kurang", "yang sebelah sini belum", dan teriakan lainnya.

Saya pun penasaran dan mencoba menengok mereka. Ketika saya tanya sedang apa, mereka menjawab sedang berusaha membuat kolam renang yang ga bocor, jadi perlu dialasi daun biar air ga kemana-mana. Hehehe, lucu juga idenya...

#Tantangan10Hari
#Level9
#KuliahBunSayIIP
#ThinkCreative

Thursday, 16 November 2017

Membunuh Bosan di Jalanan

Akhir pekan ini kami -saya bersama Duo Binar- melakukan perjalanan panjang ke Palangka Raya, mengikuti kegiatan ayah di sana. Hmmm, sempat kepikiran juga sih, minimal 8-9 jam perjalanan darat kalau istirahat sebentar. Trus kalau Duo Binar bosan gimana? Secara mereka adalah anak-anak yang aktif.

Beberapa permainan sudah saya siapkan, tapi nyatanya belum sampai di tempat tujuan sudah berakhir. Dan rupanya harus cari ide lagi. Entah kenapa memdadak saya pengen bikin survey kecil-kecilan. Saya tantanglah mereka.

Kira-kira, banyak mana ya mobil hitam dan mobil putih? Gimana kalau kita hitung? Dan setelah berunding, mereka memutuskan membagi tugas kalo Mas bertugas menghitung mobil putih dan Adik mobil hitam.

Hasilnya? Dari perbatasan kalsel-kalteng hingga memasuki kota kapuas, jumlah mobil hitam lebih banyak, yaitu 64 mobil. Sedangkan mobil putih hanya 47.

Daerah lain? Kita coba esok hari ya, mungkin dalam perjalanan pulang ke Tanjung.

#Tantangan10Hari
#Level9
#KuliahBunSayIIP
#ThinkCreative

Thursday, 9 November 2017

Belajar Menulis Indah

Malam ini, saya memilih mengisi me time saya dengan belajar menulis indah. Setelah penasaran dengan beberapa postingan di IG, saya pun akhirnya berani mencoba.

Pasca mengantar Duo Binar tidur dengan kegiatan bergantian membaca buku yang berjudul Pohon Kue Madu, saya memulai proyek (halah...) ini.

Lumayan lah, malam ini bisa menghasilkan tiga tulisan. Yang dua menggunakan pensil warna, yang satu pakai spidol sn*wm*an yang saya potong miring ujungnya.

Belum keren banget sih, makanya ga berani posting di IG, hehehe. Posting di IG itu kalo hasilnya keren dan eye catching. Pencitraan maksudnya. Tapi posting di blog pakai hape ga bisa masukin foto. Mesti langsung terhenti aplikasinya. Ya sudahlah, saya tulis dulu hasil kreasi saya malam ini. Besok-besok baru diperbaiki blognya.

#Tantangan10Hari
#day6
#Level9
#KuliahBunSayIIp
#ThinkCreative

Tuesday, 7 November 2017

Panahan dari Sapu Lidi

Ibu, bolehkah aku bikin ini jadi panah? Tanya si mas sambil menunjukkan sapu lidi.

Boleh. Emang bisa?

Bisa lah.

Jadi apanya panah?

Jadi busurnya.

Boleh, ibu jadi pengen tau gimana caranya.

Nah kan gampang aja. Gini nih, ibu lihat ya...

Dan tring, ga sampai 10 menit, jadilah si busur panah.

Trus gimana cara mainnya? Tanya saya.

Bentar, kita bikin anak panah dulu.

Dari apa?

Dari ini... katanya sambil menilunjukkan sebatang lidi yang ujungnya sudah diberi peluru nerf.

Ternyata proses membuat anak panah lebih rumit daripada membuat busur. Dia harus mencoba beberapa kali hingga akhirnya menambahkan beberapa batang lidi lagi agar tidak terlalu lentur.

Dan jadilah sepasang mainan panahan.

***
#Tantangan10Hari
#day4
#Level9
#KuliahBunSayIIP
#ThinkCreative

Monday, 4 September 2017

Tentang Setip, Penghapus dan Ketapel

"Mas, setip dong, setip," teriak saya, ketika saya keliru mengisi buku penghubungnya.

Dan dia pun bengong melihat saya.

"Ibu nih bilang apa sih, setip setip," jawabnya.

Dan saya pun tertawa melihat wajah bingungnya. Saya baru sadar kalau dia tidak mengerti arti kata setip.

"Eh, maaf Mas, setip itu penghapus. Minta tolong dong ambilkan, ini ibu keliru ngisi buku penghubungmu."

"Itu bahasa apa Bu?"

"Bahasa Jawa lah," jawab saya.

Seketika, saya ingat kejadian saat saya kecil, ketika saya dan saudara-saudara sepupu berkumpul di rumah Nenek. Saat itu kami beramai-ramai mencoba mengambil buah jambu dengan ketapel. Mendadak ada rombongan burung yang terbang melintas.

"Setip, setip, cepetan setipen," kata saudara sepupu saya.

Saya dan saudara-saudara yang lain bengong. Apanya yang disetip? Jambu? Burung? Dihapus?

"Lhaaa, kesuwen, manuke wis ilang kabeh," kata sepupu saya yang tadi teriak-teriak setip.
(kelamaan, burungnya udah hilang semua)

"Opo to Mas Ais ki, setip setip. Opone sing disetip?"
(Apa sih Mas Ais ini, setip setip. Apa yang mau disetip?)

Iku mau, manuke disetip!
(Itu tadi, burungnya disetip)

"Lha lapo manuk mabur kok disetip?" Tanya saya sambil ketawa.
(Kenapa burung terbang kok disetip?)

"Iki lho, disetip," lanjutnya sambil memegang ketapel.

Oalaaaaah, kami semua tertawa, baru ngerti, kalau disetip itu diketapel.

Hahaha, beda tempat, beda bahasa.

Karena itulah, ada pepatah, dimana bumi diinjak, disitu langit dijunjung.

※※※

Si Mas pun tertawa ngakak ketika mendengar cerita saya.

Friday, 11 August 2017

Matematika, Siapa Takut?

Menyelesaikan tantangan 10 hari I Love Math, rupanya sulungku sudah mulai jatuh cinta dengan matematika.

Dia tidak lagi mengeluh dan menangis ketika ketemu matematika. Hehehe, alhamdulillah...

#AliranRasa
#ILoveMath
#MathAroundUs
#KuliahBunSayIIP

Thursday, 10 August 2017

Hati-hati Menjaga Hati

Pernah merasakan susahnya menjaga hati?

Saya sering 😭.
Berulang kali dan dalam banyak hal.

Mendadak pengen ganti profil di WA dengan foto. Dan baru sadar setelah dikomentari teman.

Mendadak pengen tampil dan tampak bisa dihadapan orang. Dan baru sadar ketika diingatkan suami.

Saya yang kebetulan bekerja, berkecimpung di beberapa kegiatan sosial, dan aktif di komite sekolah anak, tentunya akan sering berinteraksi dengan banyak orang. Dan disitulah saya sering terjebak dengan masalah hati. Karena saya kurang hati-hati dalam menjaga hati.

Kadang, saya berfikir, haruskah saya mengurangi intensitas saya bertemu dengan banyak orang, agar hati ini tetap terjaga. Tak ada lagi riya yang melanda, dan bisa menjaga keikhlasan.

Mungkin itulah sebabnya, Allah memerintahkan kita untuk menjaga pandangan. Biar ga pengen ini itu, ga pengen kaya ini itu, ga pengen dilihat ini itu.

Huuuufffttt. Harus banyak istighfar kayanya. Dan harus sering-sering kembali menata niat.

***
Edisi curcol pagi, ketika galau melanda.

Thursday, 3 August 2017

Bermain Zakati

Dua atau tiga tahun yang lalu, saya ditawari oleh seorang teman, permainan anak-anak sejenis monopoli, namun lebih islami, namanya Zakati.

Permainan ini jadi salah satu permainan kesukaan Duo Binar dan Ayah, terutama kalau hari libur, karena perlu waktu yang tidak sebentar. Saya, cukup jadi bank.

Permainan ini, ternyata menjadi salah satu cara untuk belajar matematika sambil bermain. Mata uang yang tersedia pun, selain rupiah, ada juga dinar. Menambahkan, mengurangi, bahkan mencari nilai dalam persentase.

Lumayan bikin heboh, karena selain bersaing jumlah aset, mereka juga bersaing dalam hal sedekahnya.

Seru, iyaaaa, bahkan untuk bermain, bisa sampai beberapa putaran, dan si Zakati akan tetap ditempat selama berhari-hari 😍

#ILoveMath
#MathAroundUs
#KuliahBunSayIIP
#level6
#day10

Tuesday, 1 August 2017

Berdamai Dengan Diri Sendiri

Astaghfirullah....

Entahlah, saya sendiri ga tau, kenapa saya begini. Masih suka iri dengan orang lain.
Lihat si A, yang bisa selalu mendampingi anak-anaknya berkegiatan.
Lihat si B, yang bisa berkreasi dan sukses dengan kegiatan masak-memasaknya.
Lihat si C, yang pandai mengolah berbagai kerajinan tangan.
Lihat si D, dengan rentetan kegiatan yang bermanfaat untuk orang banyak.
Lihat si E, yang tinggal di kota besar, dan segala kemudahan untuk mendapatkan berbagai informasi.
Lihat si F, yang mengabdikan dirinya di pelosok dan senantiasa menebarkan kebaikan.
Dan saya cemburu kepada A, B, C, D, E, F dan mungkin akan sampai Z.

Beberapa hari ini, saya merasa sungguh sangat tidak berharga.
Saya kembali mencoba merenung, mencari jawaban "benarkah jalan yang sudah saya tempuh ini?"

Mencoba flashback, dan banyak sekali jawaban-jawaban yang menguatkan.
Nikmatilah peranmu saat ini, jalankan saja dengan ikhlas.
Mba, tahu sarang laba-laba kan? Nah begitulah kita di dunia ini. Saling menghubungkan, saling bergandengan tangan, agar bisa menjadi sarang yang indah dan kuat. Mungkin kita merasa ga berarti, tapi mba tahu kan, kalau satu benang dari sarang itu rusak, maka rusaklah keseluruhan sarang. Dan yakinlah, bahwa kita adalah salah satu dari benang di sarang laba-laba itu.
Dan masih banyak lagi.

Dan saya masih mencoba untuk berdamai dengan diri sendiri. Berusaha menikmati dan memaksimalkan peran saya, sebagai istri, anak, ibu, tetangga, teman, ...





Berebut Ibu

Bahagia itu sederhana.
Ketika setiap pulang dari masjid, 3 lelakiku berebut masuk rumah, hanya untuk pelukan dan bersalaman dengan yang namanya ibu.

Ibu itu aku.
Dan saya hanya senyum-senyum menahan geli ketika Duo Binar bertengkar, menentukan siapa yang lebih dulu masuk pintu dan berhak memeluk ibu.

Yup, bahagia itu sederhana.
Hadirkan diri kita saat mereka menjalani awal kehidupannya..

Hanya bisa berharap
Agar senantiasa membersamai mereka
Karena batas waktu pastilah tiba

Saturday, 29 July 2017

Beli Lampu, Pilih yang Mana?

Mendadak, lampu di ruang bermain kami mati. Ayah selepas maghrib mengajak Duo binar membeli lampu.

Sesampainya di rumah, mereka bercerita trntang memilih lampu.

"Yang besar lebih mahal Bu."

"Kalau mau terang, harus beli yang besar Sya," kata si Mas ke Adik.

"Trus jadinya pilih lampu yang mana?"

"Ayah beli dua kok, satu besar untuk di kamar, satu kecil, untuk lampu meja."

"Nah sekarang kita lihat yuk."

Saya ajak mereka mengamati kardus lampu. Membaca berapa watt lampunya, dan menanyakan berapa harganya.

Setelah dipasang oleh Ayah, mereka pun berkomentar, "Oh iya, yang ini lebih terang."

"Yup, karena untuk kamar, jadi perlu yang lebih terang karena yang diberi sinar lebih luas, kalo yang di meja kan kecil aja, jadi ga perlu yang wattnya besar."

Malam itu mereka belajar memilih lampu.

#ILoveMath
#MathAroundUs
#KuliahBunSay
#Level6
#day9

Friday, 28 July 2017

Bermain Kartu Boboi Boy, Bermain Matematika

"Ayo Bu, kita main kartu Boboi Boy."

"Gimana cara mainnya? Ibu belum tau nih."

"Ayo sini dulu, nanti kami kasih tau caranya."

Okelah, setelah kartu dikocok, dan dibagi sama rata, kemudian masing-masing orang mengerluarkan kartunya satu persaru, dan...

"Aku menang, yeeeeee," teriak si kecil.

"Ini Bu, dilihat angkanya, yang jumlahnya paling banyak yang menang," kata si sulung.

"Oh, oke." Kita sambil belajar tambah-tambahan dan lebih besar lebih kecil kali ini, dalam benak saya.

Setelah selesai satu putaran, Ayah yang dari tadi penasaran dengan keseruan kami, akhirnya ikut bergabung.

#ILoveMath
#MathAroundUs
#KuliahBunSayaIIP
#Level6
#day8

Thursday, 27 July 2017

Kembali Belajar Pecahan

Mohon maaf Ayah Bunda, Curhat sedikit. Hehe...

Mohon maaf tadi pelajaran matematika --yang sudah mulai menghitung (menyederhanakan pecahan)-- kurang terkendali sampai ada 2-3 anak yang kurang sabar minta bimbingan individu nangis 😂, dan mengapa saya harus membimbing satu-satu karena baru tau, ternyata perkalian dan pembagian ananda banyak yang belum hafal bahkan perkalian dan pembagian 2.

Harusnya kelas 4 sudah hafal nggih Ayah-Bunda sehingga pembelajaran Matematika kelas 4 bisa berjalan lebih lancar.

Mohon bantuannya Ayah-Bunda untuk ananda menghafalkan perkalian 1-10.

InsyaAllah ulun akan berusaha juga fokus membantu diperkalian dan pembagiannya.

LUAR BIASA. Hehe...
SEMANGAT teman-teman kelas 4. PASTI BISA 😃✊

***
Ada chat dari wali kelas si Mas di group kelas. Hehehe, langsung deh ibu-ibu pada heboh. Saya pun iseng-iseng bertanya, "em, katanya tadi ada yang nangis ya di kelas?"

"Iya Bu, banyak lho."

"Mas juga?"

"Iya," katanya sambil nyengir.

"Kenapa nangis?"

"Karena aku ga ngerti."

"Sekarang mau belajar sama Ibu?"

"Ayo," sembari mengambil buku matematikanya.

Akhirnya setengah jam kami berkutat dengan pecahan dan belajar menyederhanakan pecahan. Alhmadulillah, rekor lho. Biasanya belajar matematika ga sampai sepuluh menit 😂.

Sampai selesai, lumayanlah si Mas mengerti. Semoga ga bingung ketika di sekolah, dan ga pakai nangis.

#ILoveMath
#MathAroundUs
#Level6
#KuliahBunSayIIP
#day7

Wednesday, 26 July 2017

Berbagi Kerupuk

"Aku tadi beli kerupuk 2, satu buat aku, satu buat mas," kata si Adik.

"Lho, Adik bawa uang berapa?" tanya saya.

"Bawa uang dua ribu."

"Trus habis uangnya?"

"Engga, masih ada seribu."

"Emang harga kerupuknya berapa?"

"Lima ratus aja."

"Oooh. Kerupuknya lima ratus. Kalo uang Adik yang dua ribu dibelikan kerupuk semua, kira-kira dapat berapa?"

"Hmmm, empat."

***
Obrolan siang, sambil menanti si Mas pulang sekolah.

#ILoveMath
#MathAroundUs
#KuliahBunSayIIP
#Level6
#day6

Tuesday, 25 July 2017

Tujuh Baris Tulisan

"Ibu, aku tadi disuruh ustadz bikin tujuh baris tulisan. Enaknya aku nulis apa ya?"

"Adik pengen nulis apa?"

"Boleh ga kalo aku nulis tentang Ayah memotong pohon mangga kemarin?"

"Boleh."

"Terus aku nulis apa aja?"

"Coba kita bikin coret-coret dulu yuk."

Saya mengambil kertas dan pensil, dan menyerahkannya kepada Adik.

"Yuk, coba Adik tulis, baris 1 apa dulu nih?"

Hehehe, setelah kami diskusi selama setengah jam, akhirnya jadi juga tulisan sebanyak tujuh baris.

#ILoveMath
#MathAroundUs
#KuliahBunSayIIP
#Level6
#day5

Monday, 24 July 2017

Berapa Harga Korek Apinya Bu?

Duo Binar beberapa hari ini lagi senang bermain api. Mencoba membakar berbagai macam benda, membuat roket, kabut asap, dan lain sebagainya.

Kebetulan, sore hari ini, korek api di rumah habis. Adek langsung mengambil sepeda dan berangka ke warung untuk membeli korek api.

Setelah puas bermain api, dan saya ajak untuk membersihkan diri, dengan wajah penasaran, Adek bertanya, "Bu, sebetulnya harga korek apinya itu berapa sih?"

"Lho, tadi kata Adek 2000 dapat 3."

"Ya kalo itu, aku tahu. Tapi jadinya satunya berapa?"

Awalnya saya berusaha menjelaskan berkali-kali dengan bantuan jari tangan, tapi tidak berhasil juga. Adek tetap belum mengerti. Akhirnya saya mensimulasikannya menggunakan batang korek api yang ada. Satu batang korek api dianggap 100 rupiah.

Dan ketika sisa 2 batang korek api, si Adek bertanya lagi, "nah ini gimana Bu membaginya?"

"Saya jelaskan bahwa orang yang jualan, perlu mengambil untung. Mungkin 2 korek api yang berarti nilainya 200 rupiah adalah keuntungan si pedagang.

#ILoveMath
#MathAroundUs
#KuliahBunSayIIP
#Level6
#day4

Sunday, 23 July 2017

Menghitung Harga Burung Merpati

"Ibuuuu, tau ga, Pakde Surono jual burung juga lho," teriaknya ketika masuk ke rumah sepulang bermain.

"Waaah, burung apa?" tanya saya.

"Burung merpati, ada 6 semuanya."

"Banyaknyaaaaa, harganya berapa?"

"Kata Pakde, satunya 150 ribu," jawab si Mas.

"Kami nanti mau beli, patungan juga sama Ismail," lanjut si Adek.

"Wuih, emang mau beli burung merpati berapa banyak?"

"Kalo beli dua kan berarti 300 ribu ya. Trus kalo dibagi 3 kan berarti satu orang bayarnya 100 ribu aja."

"Trus burungnya kan cuma dua, gimana membaginya?" lanjut saya.

"Bintang sama Arsya aja yang pelihara," jawab Ismail, teman akrabnya.

"Oh gitu, boleh-boleh. Eh tapi, Pakde Surono punya 6 burung merpati, harga satunya 150 ribu, jadi kalo 6 dijual semua, uang yang diterima Pakde Surono jadi berapa?" tanya saya lebih lanjut.

Mereka pun kemudian menunjukkan ekspresi berpikir...

Hmmmm, lucu.

#ILoveMath
#MathAroundUs
#KuliahBunSayIIP
#Level6
#day3

Saturday, 22 July 2017

Menghitung Dosis Obat

Menjelang Maghrib, si Mas mengeluh pusing. Ketika saya raba dahinya, memang sedikit demam. Saya ajak dia istirahat dan mengusahakannya agar cukup minum air.

Setelah sholat Isya, dia mengeluh tambah pusing, disertai bersin-bersin. Hmmm, sepertinya terserah flu. Saya tawari untuk minum obat pengurang sakit, dan dia mau. Sekalianlah saya ajak dia untuk menghitung dosis obat yang dia perlukan.

"Oh, jadi gitu ya Bu? Jadi aku kalo minum obat harus 10 ml?" tanyanya lebih lanjut.

"Engga sih Mas, tergantung obatnya juga, karena dosisnya kan beda-beda," jawab saya.

"Sekarang sudah siap tidur?" lanjut saya.

"Siap, tapi bacain buku dulu," serunya.

#MathAroundUs
#ILoveMath
#KuliahBunSayIIP
#Level6
#day2

Thursday, 20 July 2017

Belajar Pecahan Bersama Telur Dadar

Ihhh, tugas dari kuliah bunda sayang yang ke enam ini, bikin saya baper. Serius. Soalnya si Mas sudah memproklamirkan diri kalau dia ga suka matematika. Nah lhoooo...

Padahal, dari materi yang saya dapat dari kuiah bunda sayang ini, matematika itu seru, dan ada di kehidupan sehari-hari. Setelah melihat beberapa contoh, kali ini saya memutuskan bahwa dalam tantangan kali ini, saya harus sukses membuat si Mas jatuh cinta dengan matematika.

Hari ini, hari pertama tantangan berjalan, kebetulan saya bikin sarapan dengan telur dadar. Saya mengajak si Mas untuk memotongnya, dan kami belajar pecahan. Belum berharap banyak agar dia bisa mengerti, tapi yang jelas dia tampak 'happy'.

#MathAroundUs
#ILoveMath
#KuliahBunSayIIP
#Tantangan10Hari
#Level6
#day1

Rindu

Hai,
Tahu ga sih
Aku merindukanmu

Lama tak berjumpa
Lama tak bercerita

Yaaaa, aku merindukanmu
Dan kali ini, aku memberanikan diri
Untuk bersua denganmu

#KangenNulis
#BlogGaDiintip

Saturday, 13 May 2017

Aliran Rasa Mengamati Gaya Belajar Anak

Game level 4. Mengamati gaya belajar anak.

Mungkin selama ini saya adalah seorang ibu yang kurang peka terhadap anak. Duuuh, kasian banget ya yang jadi anaknya...

Tapi, semenjak mengikuti kuliah bunda sayang ini, khusunya level 4 ini, saya jadi tahu, kalo si kakak ini seorang pengamat yang detail, suka penasaran dengan sejarah terjadinya sesuatu, misalnya tahun berapa kereta api ini dibuat, kapan pertama kali penyakit rabies ditemukan, dan lain sebagainya.

Sedangkan si adik, tipe yang ga bisa anteng. Dulu saya suka cerewet, kalo nemani ngaji, dia suka goyang-goyang, atau pegang-pegang bibir, wajah dan lain sebagainya. Ternyata kebutuhannya akan bergerak belum terpenuhi. Saat ini, jika sedang mengaji, saya sediakan pensil untuk diketuk-ketuk di meja, atau bola pingpong untuk dipegang-pegang. Dan goyangan badannya pun berkurang.

Dan saya pun semaikn menikmati keseruan menjadi ibu.

#level4
#kuliahbunsayiip
#gayabelajaranak
#aliranrasa

Saturday, 6 May 2017

Mengamati Gaya Belajar Anak #day10

"Ada pameran buku Gramedia lho di Saraba Kawa", cerita saya tadi pagi saat sarapan. "Enaknya kapan ya kita ke sana?"

Ternyata, ketika saya berangkat kerja, Duo Binar diajak Ayah jalan-jalan ke pameran buku. Saat saya pulang, mereka memamerkan 7 buah komik yang mereka dapat saat di pameran.

"Murah-murah Bu, yang ini harganya 10 ribu-an," jelas mereka sebelum saya tanya.

Si kakak segera melahap 7 buah komik tersebut, sambil duduk di pojok kamar. Sedangkan adik, ketika saya tanya, "kok ga baca buku?", dia hanya menjawab "aku nanti dibacakan ibu aja pas mau tidur."

#day10
#tantangan10hari
#level4
#kuliahbunsayiip
#gayabelajaranak

Mengamati Gaya Belajar Anak #day9

Main apa sore ini?

Diawali bermain sepatu roda, ketika istirahat dekat rak sepatu dan menemukan tali, permainan berganti. Satu naik sepeda, dan satu lagi pakai sepatu roda sambil memegang tali, terus ditarik.

Capek. Ganti lagi permainan.

Salah satu ujung tali diikat ke pagar, dan ujung satunya dipegang hingga tali terentang. Ya, main lompat tali. Tak disangka, permainan lompat tali ini menarik minat anak-anak tetangga sekitar.

Akhirnya, 5 orang anak bermain lompat tali. Duo Binar, sebagai anak yang paling besar, bergantian memegang tali. Ketika salah satu bertugas memegang tali, yang satu bertanggung jawab mengatur antrian.

#day9
#tantangan10hari
#level4
#kuliahbunsayiip
#gayabelajaranak

Mengamati Gaya Belajar Anak #day8

Saatnya pulang. Jadwal penerbangan jam 6 pagi, maka kami harus sudah berangkat jam 4. Sesampainya di bandara, seperti biasa, mereka tidak bisa diam. Berkeliling dari stand ke stand, masuk Periplus (dan setelahnya laporan "Ibu, bukunya pake bahasa Inggris semua"), melihat aquarium, beberapa photo booth (tapi ga mau di foto).

Penerbangam Semarang - Banjarmasin kali ini harus transit di Surabaya. Dan begitu pula ketika sampai di Bandara Surabaya. Naik turun eskalator dan sebagainya. Karena saya kelelahan mengikuti, akhirnya saya biarkan mereka berkeliling sendiri.

Sampai Banjarmasin menjelang dzuhur, dan kami masih harus menempuh perjalanan darat selama kurang lebih 5 jam. Mereka tampak kelelahan dan akhirnya tertidur di mobil. Alhamdulillah, akhirnya sampai juga kami di rumah saat adzan maghrib. Apa yang pertama kali mereka lakukan? Menjemput kucing-kucingnya yang dititipkan ke tetangga.

#day8
#tantangan10hari
#level4
#kuliahbunsayiip
#gayabelajaranak

Mengamati Gaya Belajar Anak #day7

Hari terakhir di Semarang. Huuuu sedih rasanya ketika harus kembali meninggalkan kampung halaman...

Duo Binar hari ini menghabiskan waktunya bersama ketiga saudara sepupunya. Lomba balap sepeda, sampai ke sawah sambil melihat Kakek, bermain bola, lempar balon, sampai susun balok dan bermain mobil-mobilan.

Mereka tampak bahagia. Semoga kami segera diberi kesempatan untuk bisa mudik kembali.

#day7
#tantangan10hari
#kuliahbunsayiip
#level4
#gayabelajaranak

Mengamati Gaya Belajar Anak #day6

Sore yang cerah. Duo Binar sudah kangen main air. Kami memutuskan untuk mencoba berenang di Lakers BSB Semarang.

Dari rumah, Duo Binar sudah siap dengan baju renangnya. Ketika Ayah masih sibuk membayar tiket masuk, mereka sudah tidak sabar untuk masuk kolam renang.

Kami memulai dengan mencoba kolam mini. Seperti biasa, kakak langsung mencoba beberapa wahana permainan yang ada. Jika saat berenang sebelumnya dia memakai gaya paus, kali ini dia memakai gaya ikan hiu. Dan si adik yang disasar sebagai korban hiu pun teriak-teriak sambil melarikan diri. Setelah hari mulai tampak mendung dan hujan rintik-rintik datang, kami berpindah menuju kolam air hangat dan menghabiskan waktu hingga menjelang senja.

#day6
#tantangan10hari
#kuliahbunsayiip
#level4
#gayabelajaranak

Friday, 5 May 2017

Mengamati Gaya Belajar Anak #day5

Hari kedua di Semarang. Ayah mengajak kami untuk berkeliling kota Semarang. Terakhir kali kami pulang ke Semarang, belum ada Bus Trans Semarang, oleh karena itu, Ayah mengajak untuk mencobanya.

Dari rumah nenek, halte hanya berjarak sekitar 500m. Sekitar 15 menit menanti, BTS sudah datang. Wah ternyata peminatnya banyak juga lho. BTS nya penuh. Tapi walaupun penuh, masih terasa nyaman, dan tampak bersih terawat.

Tujuan pertama kami adalah bangunan bersejarah Lawang Sewu. Ternyata disinilah sejarah perkeretaapian Indonesia berasal. Ketika menemukan bacaan mengenai Lawang Sewu dan Kereta Api, si Kakak langsung 'anteng' membaca, dan mengamati beberapa model kereta api. Sedangkan si Adik lebih suka keliling dari satu ruangan ke ruangan lain.

Kami mengakhiri kunjungan ke Lawang Sewu dengan berfoto-foto di kereta api.

#day5
#tantangan10hari
#level4
#kuliahbunsayiip
#gayabelajaranak

Thursday, 4 May 2017

Mengamati Gaya Belajar Anak #day4

Apa sih yang ditunggu-tunggu Duo Binar ketika berlibur ke Semarang?

Main ke sawah. Iya, main ke sawah. Liburan terakhir kami ke Semarang, mereka diajak Ayag dan Kakek ke sawah, dan berhasil memancing 2 ekor belut. Ternyata pengalaman tersebut membuat mereka ketagihan.

Bagun pagi, selesai mandi dan sholat subuh, mereka langsung bertanya "kapan ke sawah?"
Si kakek pun menjelaskan, bahwa berangkat ke sawahnya agak siangan, kalau matahari sudah terbit, biar jalannya kelihatan.

Ketika kakek siap berangkat ke sawah, mereka pun segera mengekor, dengan berlari-lari kecil. Sawah yang berjarak kurang lebih 300 meter dari rumah pun segera menyambut Duo Binar. Mereka segera berlarian, mengamati tanaman kacang panjang, mencoba memetik dan kemudian belajar memakannya dalam keadaan mentah. Setelah sampai di tengah sawah, mereka pun bertanya, kapan kita mancing belutnya? Kakek menjelaskan bahwa padi sudah mau dipanen, jadi belum bisa mencari belut.

Kekecewaan segera terobati ketika melihat kakek menarik tali-tali yang terentang diatas padi untuk menghalau burung. Aku mau nyoba, aku mau nyoba....

Setelah capek menarik tali, mereka saya ajak melihat ke sawah sisi lain, dimana tampak beberapa orang yang sedang memanen padi. Melihat bapak-bapak yang memotong padi dengan ani-ani, adik pun bertanya, "ibu bisa kaya itu? Kayaknya kok gampang ya?" Hihihi, saya jawab kalau saya belum pernah mencoba, dan tidak mungkin untuk mencoba di sini, karena takut merusak hasil panen beliaunya.

Kami pun kembali keliling persawahan, dan melihat seorang bapak yang tampak sedang mencuci sesuatu di sana. Ketika kami menghampiri, ternyata si bapak sedang mencuci usus kambing. Waaaa, baru kali ini kami menyaksikan sendiri proses membersihkan bagian-bagian perut hewan. Biasanya tinggal makan.

Tak terasa hari sudah siang, dan matahari mulai terasa menyengat. Kami memutuskan untuk pulang.

#day4
#tantangan10hari
#level4
#kuliahbunsayiip
#gayabelajaranak

Mengamati Gaya Belajar Anak #day3

Tak terasa, liburan 4 hari di Malang sudah terlewati. Saatnya menuju ke Semarang. Duo Binar memilih untuk naik kereta api, karena di Kalimantan, transportasi ini belum tersedia.

Sejak pagi hari, Duo Binar sudah ga sabar.  Terus bertanya, kapan berangkat, ke stasiun naik apa, dan sebagainya.

Sesampainya di stasiun, mereka mengikuti Ayah untuk print out tiket, dan meminta untuk segera naik ke atas gerbong, padahal waktu keberangkatan masih 1 jam lagi. Dan seperti biasa, ketika sampai di atas gerbong, si kakak melihat berkeliling dan melihat pemberitahuan di stasiun mana saja kereta akan berhenti. Sedangkan si adik, segera mengajak saya berjalan-jalan untuk menghitung jumlah gerbong yang ada. Jadilah kami berdua berjalan dari gerbong 5, ke gerbong 1, dan balik lagi le belakang hingga gerbong 8.

Saat kereta berangkat, hampir sepanjang jalan mereka sibuk pindah dari jendela sebelah kanan ke sebelah kiri, begitu seterusnya. Atau saling berteriak memberitahukan apa yang mereka lihat di masing-masing sisi jendela.

Sesampainya di Stasiun Semarang Poncol, mereka pun berkata "asyik ya naik kereta, nanti kapan-kapan lagi ya".

#tantangan10hari
#day3
#kuliahbunsayiip
#level4
#gayabelajaranak

Friday, 28 April 2017

Mengamati Gaya Belajar Anak #day2

Mbah Der pagi itu mengeluarkan 'benda unik'. Terompet buatan sendiri, yang dibuat dari botol bekas, gelas bekas minuman kemasan, sedotan dan pipa, sambil meniupnya. Dan segeralah mereka penasaran.

"Apa itu Mbah? Aku nyoba, aku nyoba".

Mereka pun berebut. Mbah Der pun mengajak Duo Binar untuk membuatnya satu lagi. Tak lama kemudian, Duo Binar duduk di teras sambil mengamati dan sesekali ikut mencoba membuatnya. Melubangi pipa, tapi kali ini yang dipakai adalah spidol, dan gelas plastik, memotong bagian bawah botol dan melubangi tutupnya.

Setelah terompet buatan sendiri telah jadi, mereka meniupnya bersahutan, dan sesekali berkhayal. Menirukan sirine ambulan, menirukan peluit, kapal siar dan lain sebagainya.

Si kakak dengan penuh penasaran, mencecar Mbah dengan beberapa pertanyaan. Kenapa bisa bunyi? Kenapa begini, kenapa begitu dan lain sebagainya.

Acara meniup terompet pun baru berakhir ketika menjelang adzan dzuhur. Mereka pun bilang, nanti di Tanjung kita bikin ya Bu...

#day2
#level4
#tantangan10hari
#kuliahbunsayiip
#gayabelajaranak

Mengamati Gaya Belajar Anak #day1

Game level 4 di kuliah bunda sayang menantang saya untuk mengamati gaya belajar anak. Terus terang, saya sampai saat ini masih sedikit bingung dengan gaya belajar mereka. Gimana ga bingung, lha wong gaya belajar saya sendiri saja masih ga pasti.

Kebetulan, hari Sabtu kemarin, anak-anak diajak berenang oleh saudara ke Pemandian Kendedes di Singosari. Dengan senang hati mereka bersiap-siap untuk segera berangkat.

Sesampai di sana, si kakak yang memang senang berenang, dan segera memperagakan berbagai gaya, termasuk berenang gaya ikan paus. Hehehe, lucu juga idenya. Setelah menyelesaikan berenangnya, dia segera menuju seluncuran untuk bermain.

Si adik, yang lebih aktif, namun sedikit takut dengan air, hanya bermain-main di tepi kolam dan belajar melompat ke kolam dari tepinya. Mengulang beberapa kali, kemudian berlari keliling wahana, melompat-lompat lagi dan seterusnya. Ketika sesekali kepalanya masuk ke air, dan dia berusaha tampak berani, saya hanya nyengir dari kejauhan.

#day1
#tantangan10hari
#level4
#kuliahbunsayiip
#gayabelajaranak

Sunday, 23 April 2017

Berlibur di Pemandian Kendedes Singosari

Hari ke 2 di Malang, enaknya kemana ya? Berhubung Duo Binar ingin berenang, dan kami harus bersilaturahim ke beberapa sanak saudara, maka kami memutuskan untuk pergi menuju arah Singosari.

Selain bisa ke rumah sepupu, yang sudah hampir 2 tahun tidak berjumpa, di Singosari juga terdapat beberapa arena bermain air. Kolam pemandian Kendedes dan mata air Sumber Awan yang sering menjadi target wisata dan juga arena perkemahan.

Setelah bersilaturahim, kami segera meluncur ke Pemandian Kendedes, yang jaraknya sekitar 1 km dari Candi Singosari - peninggalan Kerajaan Singosari.

Tiket masuk untuk orang dewasa Rp 10.000, dan untuk anak TK - SD sebesar Rp 7.000, dengan tiket parkir mobil Rp 5.000. Cukup terjangkau. Di pintu masuk, disajikan kolam yang dipenuhi oleh ikan koi. Pemandangan ini cukup menarik minat anak-anak, namun begitu mendengar teriakan dan suara air, mereka langsung berlari menuju tempat pemandian.

Yang bikin rasa khawatir saya dan suami hilang adalah begitu kami mengetahui bahwa air yang dipakai di pemandian ini adalah air dari mata air yang selalu mengalir. Jadi airnya selalu segar dan bersih. Rasa dingin air ternyata tidak mengalahkan rasa penasaran anak-anak dengan air. Wahana yang ada menurut saya sesuai dengan tiket masuk yang sangat terjangkau.

Begitu lewat waktu ashar, saya sudah wanti-wanti ke anak-anak agar segera menyelesaikan bermain airnya, agar tidak kesorean sampai ke rumah. Kebetulan juga hujan mulaibturun ribtik-rintik sehingga mereka pun mengakhiri sesi bermain airnya.

Sunday, 16 April 2017

Family Gathering di PonPes Hidayatullah

Minggu yang kami tunggu-tunggu. Acara family gathering kelas 5 dan 6 SDIT An Nahl di Pondok Pesantren Hidayatullah Maburai. Duo Binar belum kelas 5 dan 6 sih, tapi kami dapat tawaran untuk mengikutinya karena kebetulan saya jadi pengurus komite.

Beberapa kali mengunjungi PonPes Hidayatullah ini, bikin anak-anak ketagihan, karena suasananya memang asyik. Alamnya yang masih alami, dan cukup luas, disertai dengan adanya kolam ikan yang bisa dipakai bermain air menjadi daya tarik sendiri buat anak-anak. Mbolang ceritanya.

Kegiatan dimulai dengan perkenalan orang tua, kemudian mengajak anak-anak berkeliling pondok. Acara inti pada hari ini adalah pemberian materi P3K untuk anak-anak dari tim ERT (Emergency Respons Team) ADARO. Mas pemberi materinya cukup lucu, jadi anak-anak merasa happy. Setelah sesi tanya jawab dan pembagian doorprize, acara dilanjutkan dengan kegiatan outdoor. Telah disiapkan arena flying fox oleh panitia. Anak-anak dan bapak-bapak ngantri main flying fox, ada juga yang mancing, ibu-ibunya menyiapkan makan siang.

Kegiatan flying fox juga menjadi daya tarik tersendiri, karena flying fox nya melintas diatas kolam. Jadi seru banget. Malah ada beberapa anak yang sengaja menceburkan diri ke kolamnya.

Setelah makan siang dan sholat dzuhur, acara ditutup dengan pemberian donasi ke pondok pesantren. Alhamdulillah acara berjalan lancar. Anak-anak senang, dan bapak-bapak bisa saling berkenalan.

Saturday, 15 April 2017

Aliran Rasa "My Family Project"

Alhamdulillah, akhirnya berhasil juga menyelesaikan game level 3 di Kelas Bunda Sayang IIP, dengan tema "My Family Project". Walaupun menyelesaikan tantangan ini tidak dengan tertib alias loncat-loncat, karena Duo Binar yang sakit bergantian.

Dengan adanya tantangan ini, saya merasa bahwa keluarga kami makin kompak dalam menjalani kegiatan-kegiatan yang seringkali muncul secara spontan. Selain itu, antusias suami dan anak-anak dalam mengambil peran di suatu kegiatan sungguh patut diacungi jempol.

Tantangan dan game dalam Kuliah Bunda Sayang ini, ternyata sangat berkaitan, dimulai dari komunikasi produktif dan kemandirian anak. Dan ketika keluarga kami berhasil menjalankan dua tantangan sebelumnya walapun dengan tertatih-tatih, ternyata keberhasilan tersebut sangat membantu keberhasilan tantangan di level selanjutnya.

Saya pun semakin semangat mengikuti Kuliah Bunda Sayang, dengan dukungan suami dan anak-anak yang suka iseng bertanya, "tantangan selanjutnya apa Bu"?

Semoga, perjalanan mengikuti Kuliah Bunda Sayang ini dapat semakin mengikata kebersamaan kami. Aamiin...

Tuesday, 11 April 2017

Minyak Kelapa VS Minyak Kelapa Sawit

Bulan lalu, ketika kami berlibur ke Banjarmasin, kami menyempatkan diri untuk mampir ke Giant Extra di pal 7. Ketika berkeliling, secara tak sengaja saya melihat minyak goreng merk Ikan Dorang. Saya pun membujuk suami untuk membeli minyak tersebut. Perlu usaha yang lumayan agar dapat "anggukan" dari Ayah, karena harganya hampir 3 x lipat harga minyak goreng biasa. Dengan alasan nostalgia, akhirnya Ayah mengangguk pasrah.

Sesampainya di rumah, saya pun segera mencari tahu apa kelebihan minyak goreng yang terbuat dari kelapa dibanding minyak goreng yang terbuat dari kelapa sawit. Ini merupakan pe er dari suami, kalau mau di acc untuk pembelian minyak goreng kelapa yang selanjutnya.

Sunday, 9 April 2017

Karnaval Tabalong Etnik Festival

Karnaval yang digadang-gadang jadi puncak acara kegiatan Tabalong Etnik Festival 2017 berlangsung hari Minggu, 9 April 2017. Duo Binar sudah menanti-nanti acara ini.

Awalnya saya ragu mengajak mereka berdua, karena mereka sedang dalam masa penyembuhan, dan kebetulan pula Ayah dinas keluar kota. Namun, tak disangka, ada perintah dari Dinkes ke PKM Tanta untuk menjadi tim kesehatan, dan saya ditawari menjadi salah satunya. Dan mendadak saya punya ide, gimana kalau nonton karnavalnya sambil jadi tim kesehatan? Tentunya anak-anak bisa nonton dari dalam ambulance tanpa harus berpanas-panas ria. Ketika saya utarakan ide ini kepada Duo Binar, mereka pun setuju.

Karnaval TEF 2017 ini menampilkan berbagai pesona adat suku Dayak dan Banjar sebagai suku asli daerah Tabalong. Kostumnya lucu-lucu. Asyik dan menarik. Sayangnya menurut saya pemilihan waktunya kurang tepat. Karena acara baru dimulai jam 14.00 WITA, tentu dapat dibayangkan betapa kasihannya para peserta, yang sudah berdandan dan harus membawa aneka aksesoris yang melekat dibadannya. Belum lapi peserta wanita yang harus memakai high heels. Saya lihatnya saja merasa capek.

Alhamdulillah, dari sekian banyak peserta, hanya ada 3 orang yang mampir ke posko kami untuk beristirahat sejenak karena kelelahan dan kepanasan. Alhamdulillah pula Duo Binar dapat menikmati karnaval ini dan melupakan sakitnya.

Friday, 7 April 2017

Proyek Keluarga #day10

Jum'at barakah...

Horeeee, hari jum'at datang. Kami sekeluarga biasa mengantar sampah-sampah anorganik yang telah kami pilah ke bank sampah. Berhubung hari jum'at kemarin kami libur memilah sam pah dan mengantarnya karena si adik sedang sakit, maka jumlah sampah hari ini yang harus kami pilah cukup banyak.

Adik bertugas menyusun sampah kertas agar rapi, dan si kakak membersihkan dan merapikan botol dan gelas mineral. Saya sendiri bertugas menyusun kardus dan bungkus-bungkus plastik kemasan sabun, minyak goreng dan lain sebagainya.

Ba'da ashar, kami segera mengantarnya ke bank sampah. Namun sayang, kami tidak sempat menunggu dan menyaksikan penimbangan, karena harus mengikuti les tahsin untuk yang pertama kalinya.

#tantanganhari10
#level3
#MyFamilyMyTeam
#KuliahBunSayIIP

Tuesday, 4 April 2017

Ketika Hidayah Menyapa

Alhamdulillah...

Sungguh bahagia tak terkira, ketika suami mengajak si sulung mendengarkan kajian salah seorang ustadz via Youtube. Dan ketika isi kajian tersebut 'menyindir' keadaan keluarga kami, mereka bisa saling mengingatkan sambil bercanda.

Saya dan suami berasal dari keluarga yang awam masalah agama. Alhamdulillahnya, orangtua kami selalu mengajarkan untuk melaksanakan sholat 5 waktu, dan jangan lupa membaca Al Qur'an. Ya, sebatas itu. Dan kami pun memulai pernikahan dengan kodal agama yang minim. Sekedar menjalankan kewajiban sholat, puasa, selesai.

Ketika saya mulai berkecimpung di suatu kajian, saya mulai sedikit terbuka, tentang betapa pentingnya untuk belajar ilmu agama. Ilmu yang selama ini dianaktirikan. Namun untuk mengajak suami serta membuka hati dan pikirannya bukan hal yang mudah.

Tetapi akhir-akhir ini, saya melihat suami mulai rajin tilawah, dan mendengar kajian-kajian ustadz via online. Mulai mengajak diskusi anak-anak tentang akhirat, padahal selama ini yang dibahas hanya masalah duniawi saja. Si kakak pun sudah semangat 45 mengerjakan sholat 5 waktu di masjid.

"Ayah tuh pengen lho kayak ayahnya kakak X, masak sambil nunggu jualan sambil baca Qur'an. Ayah masih sering pegang HP aja nih."

"Ibuuuu, aku ke masjid dulu ya, aku mau jadi anak sholih, ga mau jadi anak sholihah."

"Pengen ga Mas nanti kita kumpul lagi di surga? Ayah sih pengen, tapi Ayah nih takut banget nanti ga bisa masuk surga. Rasanya masih ga pantes."

"Waduh, kalo hafalanmu sudah sampai disitu, dan Ayah belum, nanti di surga, kamu di surga yang diatasnya Ayah dong. Trus nanti dadah dadah sama Ayah dari atas?" --> "Ya enggak lah Yah, nanti Ayah kuajak naik ke atas kok."

Sungguh bahagia rasanya ketika saya mulai mendengar diskusi-diskusi kecil seperti ini. Ya, ketika hidayah itu menyapa, sambutlah dia. Jangan pernah lepaskan.

Proyek Keluarga #day9

Saatnya panen, horeeee...

Setelah 2 minggu yang lalu panen sawi hidroponik, sore tadi ba'da ashar, kami memutuskan untuk panen lagi. Ya beberapa batang sudah tampak besar dan menunjukkan siap untuk dipanen.

Alhamdulillah, panen sore ini dapat 14 buah 'pohon' sawi. Duo Binar pun langsung bertanya, mau dibagi kemana Bu?

Saya berikan kesempatan mereka untuk memutuskan, dan akhirnya mereka berdua bersepeda sambil membawa 4 kantong sawi untuk dibagikan ke tetangga.

#TantanganHari9
#Level3
#MyFamilyMyTeam
#KuliahBunSayIIP

Sunday, 2 April 2017

Minuman Jeruk Segar #day8

"Ibu, kita bikin minuman jeruk yuk," pinta Adik.
"Aku juga mau, boleh dibawa sekolah kah Bu?" tanya Kakak.
"Boleh, silahkan." jawab saya.

Segera mereka berbagi tugas. Kakak dan adik bertugas membelah jeruk dan memerasnya, dan saya dapat tugas membuat air gula.

4 butir jeruk telah diperas, dan kemudian mereka membaginya menjadi 2. Punya kakak dimasukkan ke dalam botol minumnya, untuk bekal sekolah. Sedangkan punya adik sebagian segera diminum, dan sebagian dimasukkan ke dalam kulkas.

Proyek sederhana kami hari ini.

#TantanganHari8
#Level3
#MyFamilyMyTeam
#KuliahBunSayIIP

Tabalong Ethnic Festival 2017

Tabalong Ethnic Festival, merupakan salah satu kegiatan yang cukup ditunggu-tunggu oleh masyarakat Tabalong. Ya, karena ini merupakan sesuatu yang baru -baru berjalan beberapa tahun ini- dan minimnya wisata di sini.

Rupanya, mulai tahun ini, TEF digarap lebih profesional, dengan menetapkan waktu 1-9 April, sejak jauh - jauh hari. Tidak seperti tahun - tahun kemarin, yang jadwal berubah - ubah sesuai dengan "kepentingan penguasa". Kalo pejabatnya kebetulan ga bisa, dipindah jadwalnya. Nah, tahun ini tidak. Supaya iklan mengenai TEF bisa tersebar luas, dan para wisatawan dari luar kota tidak "kecelik" (apa yo bahasa Indonesia nya?).

Hari ini saya dan keluarga berkesempatan melihat sedikit kegiatan TEF. Sayangnya pas pembukaan tadi malam ga bisa datang, karena gerimis dan adik lagi sakit. Sayangnya lagi, musik panting yang dijadwalkan mulai main jam 15.00 WITA ternyata masih sedang dipersiapkan. Akhirnya kami ke sana hanya untuk foto - foto saja.

Berikut jadwal kegiatan TEF selama 1 minggu ini. Yang biasanya menjadi penarik minat wisatawan dan juga warga adalah karnaval yang dijadikan acara penutup. Mudah - mudahan nanti pas tanggal 9 April bisa diberi kesempatan untuk nonton karnavalnya. Aamiin...

Saturday, 1 April 2017

Proyek Keluarga #day7

Waaaah, sudah hari minggu lagi. Apa nih kegiatan hari ini?

Setelah beberapa hari menemani adik yang lagi sakit, hari ini kami memutuskan untuk bersih-bersih halaman. Ayah bertugas memotong dahan-dahan pohon mangga dan phpn ceri yang sudah tak cantik lagi. Saya membuat lubang biopori, karena komposter sedang disiapkan untuk panen, dan si kakak menyapu daun-daun yang berserakan.

Lalu adik? Karena sedang dalam masa pemulihan, dan belum benar-benar fit, kali ini adik menemani kami berkegiatan sambil membaca buku di teras rumah.

#TantanganHari7
#Level3
#MyFamilyMyTeam
#KuliahBunSayIIP

Ketika Campak Menyerang

Ruam itu muncul di hari ketiga demam. Masih bingung, ini kenapa ya? Kaya 'keringet buntet' istilahnya orang Kawa, tapi kok si adik ga mengeluh gatal.

Malam harinya, semakin banyak di daerah punggung dan dada. Wajah? Penuh. Ditambah lagi cerita adik kalau tadi pagi sempak muntah 2x dan BAB yang encer 2x. Saya langsung curiga campak.

Kebetulan hari sabtu sebelum adik sakit, adik ikut ke puskesmas, dan kebetulan pula ada pasien yang saya curigai menderita campak. Hasil lab nya belum keluar jadi masih curiga. Tapi kan adik sudah imunisasi? Eh tapi kan imunisasi tidak mencegah penyakit? Saya bertanya-tanya terus. Dan sebelumnya juga ada beberapa pasien yang saya curigai campak dengan riwayat imunisasi yang lengkap.

Nah lhooooo, tapi ya sudah lah. Yang penting sekarang gimana caranya adik tetap berjuang untuk melawan sakitnya. Minum alhamdulillah mau. Air putih hangat jadi favorit. Makan? Maunya nyemil buah aja. Sempat makan nasi dan ayam goreng sedikit. Minum obat yang harus dengan perjuangan saya merayunya. Sampai demam 39,6° pun dia ga mau minum obat. Akhirnya saya ajak dia beremdam air hangat, kompres dan skin to skin contact, biar cepet turun panasnya.

Hari ini, hari ke 6 demam, ruam di dada dan punggung mulai berkurang, dan menjalar ke arah tangan dan kaki. Mudah-mudahan bisa segera sehat kbali dan bisa segera bermain seperti biasanya. Amiin...

Wednesday, 29 March 2017

Proyek Keluarga #day6

Adik demam hari ke 4, tapi kekeuh ga mau diajak periksa. Dan akhirnya kami memutuskan untuk berlibur di rumah hari ini.

Setelah mengantar Ayah dan Kakak berangkat kerja dan sekolah, saya mengajak adik berjalan-jalan di sekitar kompleks agar tidak bosan, karena seharian kemarin sudah 'ngendon' di kamar.

Dan tak disangka, kami berdua menemukan induk ayam yang gaduh di dalam selokan. Kami pun penasaran apa yang terjadi dengan induk ayan tersebut dan memutuskan untuk mendekat.

Ternyata, ketika kami mendekat, induk ayamnya ketakutan dan berlari meninggalkan 2 ekor anak ayam yang basah dan kedinginan. Si adik pun segera meminta saya untuk menolongnya. Saya pun meminta adik menggiring dari sisi sebelah dan saya menunggu di sisi yang lain.

Alhamdulillah kami berhasil menolong 2 anak ayam yang terjebak masuk selokan. Menangkapnya dan meletakkannya di jalan, dan dengan segera induk ayam mendatangi anak-anaknya. Sayangnya kami menemukan 1 lagi anak ayam yang telah mati di selokan tersebut. Rupanya anak-anak ayam itu sudah beberapa lama masuk ke selokan dan kedinginan sampai akhirnya ada yang mati.

#TantanganHari6
#Level3
#MyFamilyMyTeam
#KuliahBunSayIIP

Proyek Keluarga #day5

Libuuuur, mau apa ya?

Kebetulan tetangga pulang memancing dan mengantari kami 3 ekor ikan nila hasil memancing. Tiba-tiba si kakak punya ide. Kita bakar ikan yuk. Dia pun menawarkan diri untuk membeli arang. Ayah menyiapkan alat untuk memanggang dan juga kipas serta minyak tanah untuk menyalakan bara.

Sementara saya ditemani adik yang sedang demam segera menyiangi ikan dan menyiapkan  bumbu. Ayah dan kakak sibuk menyalakan bara api.

Tak lama kemudian, kami sibuk menyelesaikan proyek bakar ikan. Alhamdulillah, sekitar 30 menit kemudian, telah tercium bau harum 3 ekor ikan nila panggang yang siap untuk disantap.

Selamat makan...

#TantanganHari5
#Level3
#MyFamilyMyTeam
#KuliahBunSayIIP

Monday, 27 March 2017

Proyek Keluarga #day4

Sejak kemarin adik demam, dan hari ini masih kurang enak badan, sehingga tidak masuk sekolah. Namun karena saya tidak bisa ijin untuk tidak masuk kerja, akhirnya si adik diangkut ke puskesmas menemani saya.

Adik mengikuti kegiatan saya di puskesmas hingga jam 12 siang, dan dilanjutkan dengan kegiatan puskesmas keliling ke desa tamiang. Alhamdulillah sangat kooperatif walaupun badannya masih sumeng-sumeng.

Hingga jam 2 dan harus menunggu 1 jam lagi untuk menjemput si kakak, maka saya ajak adik untuk bersilaturahim ke tempat seorang teman yang hampir 6 bulan tidak berjumpa, karena kepindahan beliau keluar kota. Saat ini sedang mengunjungi suaminya yang masih dinas di kota tanjung.

Seusai bersilaturahim, adik saya ajak menjemput kakak, dan kemudian pulanglah kami ke rumah. Tak disangka, ketika anak-anak mandi dan bersiap sholat ashar, saya menerima telepon dari seorang teman yang terkena musibah. Maka selepas sholat ashar, saya ajak kakak dan adik untuk mengunjungi rumah teman tersebut.

Proyek beres-beres rumah hari ini belum terlaksana, karena ada beberapa halangan, namun terganti dengan kunjungan silaturahim. Ya, hari ini kami belajar mengenai pentingnya menyambung silaturahim.


#TantanganHari4
#Level3
#MyFamilyMyTeam
#KuliahBunSayIIP

Sunday, 26 March 2017

Proyek "Rumahku Surgaku" #day3

Minggu tlah tiba, minggu tlah tiba, hatiku gembira...

Minggu berarti libur? Iya, setelah sekian lama tidak libur dihari minggu, karena banyak kegiatan, kami memutuskan meneruskan proyek keluarga hari minggu ini. Berkegiatan di rumah.

Dimulai dengan melanjutkan beres-beres kamar, dan Duo Binar semangat mengepel lantai, dan saya membersihkan ruang tamu dan dapur. Namun, kegiatan mengepel lantai ini ternyata banyak sekali iklannya.

Diawali dari menemukan sebuah bola pingpong di balik lemari, dilanjutkan dengan main bola dengan raket bulutangkis. Kemudian dapat ide memakai meja. Saat mengangkat meja ke ruang depan, ternyata bola pingpong tertindih dan penyok :D. Dan saya diminta untuk memperbaikinya dengan memasukkannya ke dalam air mendidih. Emang ga meleleh ya, tanya saya. Engga Bu, coba lihat di buku ini. Memang cara memperbaikinya seperti itu, katanya.

Kegiatan bermain bola berhenti ketika si adik merasa pusing bdan ternyata badannya demam. Oke, kegiatan mereka di stop dulu, dan sayalah yang melanjutkan mengepel lantai.



#TantanganHari3
#Level3
#MyFamilyMyTeam
#KuliahBunSayIIP

Saturday, 25 March 2017

Proyek "Rumahku Surgaku" #day2

Sabtu, harusnya menjadi hari kedua menjalankan proyek keluarga kami. Namun, kegiatan rutin hari sabtu yang cukup padat membuat saya merasa sedikit kesulitan mencari waktu.

Hari ini, kami hanya sempat sedikit merapikan kamar. Menjemur kasur dan merapikan rak buku sekolah. Duo Binar mengangkat sendiri.kasur-kasur mereka untuk dibawa keluar rumah. Ayah memang sengaja mencarikan kasur yang cukup ringan, agar saya dan anak-anak bisa mengangkatnya sendiri.

Sore hari menjelang maghrib, sambil menunggu waktu adzan, saya ajak mereka untuk merapikan rak buku. Tapiiii, ternyata merapikan rak buku tidak semudah menata lemari pakaian atau mengangkar kasur. Karena, ketika mereka menemukan buku-buku lamanya, kegiatan akan terhenti sejenak, dan berganti dengan acara membaca buku.

Fiuuuuh, sampai suara murattal mulai terdengar dari masjid, menata rak buku tak kunjung selesai. Akhirnya saya putuskan untuk menghentikannya, dan segera bersiap-siap ke masjid. Mudah-mudahan, proyek merapikan rak buku bisa berjalan lancar esok hari.

#TantanganHari2
#Level3
#KuliahBunSayIIP
#ProyekKeluarga

Friday, 24 March 2017

Panen Sawi Hidroponik

Dua bulan berjalan, kami belajar bercocok tanam hidroponik. Di bulan pertama, bibit kami terima dari bapak yang merakit hidroponik yang kami pesan, dan alhamdulillah sawi dapat kami panen 1 bulan kemudian dengan subur dan segar.

Bulan kedua, kami mencoba dengan bibit yang kami semai sendiri. Kebetulan ayah memilih jenis sawi pakcoy dan sawi yang sering digunakan untuk campuran bakso atau mie ayam yang bertangkai hijau. Saya kurang tahu namanya :D.

Setelah 30 hari, dan saatnya panen, inilah hasil yang kami dapatkan...

Sebaskom penuh sawi. Horeeee...

Sebanyak 16 batang sawi berhasil kami panen, dan kemudian saya pun langsung membaginya menjadi beberapa kantong untuk diantar sebagian kepada tetangga. Alhamdulillah bisa sedikit berbagi.

Selain memanen sawi, kami sekalian melakukan penyemaian kembali. Mudah-mudahan dalam 3 hari ke depan sudah bisa dipindah ke rak hidroponiknya. Dan mudah-mudahan, beberapa hari mendatang, segera menyusul lagi hasil paben sawinya, karena rak hidroponik yang kami pesan ini memuat 50 pcs lubang. Yang artinya 34 batang sawi menunggu dipanen.

Proyek "Rumahku Surgaku" #day1

Dapat tantangan bikin proyek keluarga di kelas bunda sayang IIP bulan ke 3.

Setelah berdiskusi dengan ayah dan anak-anak, kami memutuskan untuk membuat proyek merapikan rumah dengan judul "Rumahku Surgaku". Kesibukan yang padat dalam 2 minggu terakhir membuat kami semua 'tidak sempat' mengurus rumah, sehingga sangat berantakan.

Hari pertama ini, saya mengajak anak-anak untuk memulai dengan merapikan lemari pakaiannya. Menyortir, melipat dan menatanya kembali ke dalam lemari. Alhamdulillah mereka cukup antusias. Karena, selain menemukan baju-baju kesayangan yang terselip, saya mengajak mereka melipat kaus dalam dengan model baru, sehingga mereka semangat untuk mencoba.

Setelah menyelesaikan tugas dengan lemari pakaian, saya tanya mereka, besok dilanjutkan dengan merapikan apa. Ternyata  mereka memuruskan untuk merapikan lemari buku-bukunya.

#TantanganHari1
#ProyekKeluarga
#KuliahBunSayIIP

Wednesday, 15 March 2017

Aliran Rasa Melatih Kemandirian

Bismillahirrahmanirrahim...

Materi melatih kemandirian yang telah diberikan di kulaih bunda sayang ini benar-benar membantu. Bagaimana tidak?

Dalam 1 minggu ini, saya disibukkan dengan kegiatan persiapan seminar, plus tugas-tugas laporan dari puskesmas, yang artinya waktu untuk rumah cukup tersita. Alhamdulillah, anak-anak mengerti, dan tidak lagi ada terikan ibu tolong nyalakan lampu kamar mandi, ibu minta tolong siapin makan, dan lain sebagainya.

Mereka sudah mulai mengerti kenapa saya harus tegas dan tega untuk melatih kemandiriannya, setelah berusaha konsisten selama 2 minggu sebelumnya.

Semoga saya bisa tetap konsisten dalam menerapkan ilmua yang sudah saya dapatkan ini. Aamiin..

Saturday, 11 March 2017

Melatih Kemandirian #day10

Apa kabar dengan tantangan kemandirian adik?
Kemarin malam, adik membangunkan saya, meminta untuk diantar ke kamar mandi. Alhamdulillah, dengan kesadaran sendiri, sehingga tidak ada tragedi 'mengompol' lagi.

Malam ini, menjelang tidur, setelah melaksanakan ritual pipis, gosok gigi, wudhu dan sholat isya, kami membuat perjanjian untuk bangun jam 2 (dengan bantuan alarm) agar bisa pipis ke kamar mandi.

Yup, 2 jam lagi menjelang jam 2 dini hari. Semoga saya bisa bangun untuk menemani adik ke kamar mandi.

#tantangan10hari
#melatihkemandirian
#kuliahbunsayiip

Melatih Kemandirian #day9

Bagaimana kelanjutan si kakak dengan tantangan kemandiriannya?

Berangkat tidur sendiri masih susah-susah gampang, tapi mengingat penyebabnya adalah 'meniru saya', jadi saya pun harus introspeksi diri, dan bersama-sama berjuang untuk berani tidur sendiri. Alhamdulillah malam ini aman.

Tantangan yang lain adalah mencuci piring sendiri. Hari ini si kakak mencuci piring setelah makan pagi dan makan siang. Untuk makan malam belum terlaksana karena keburu ngantuk. Si kakak sudah rewel ingin istirahat. Ya sore tadi berangkat les memilih naik sepeda.

Sejauh ini berjalan lancar. Semoga besok bisa lebih baik lagi. Aamiin.

#tantangan10hari
#kulaihbunsayiip
#melatihkemandirian

Melatih Kemandirian #day8

Hari ke 8 ini saya ingin menuliskan perjuangan saya dalam berlatih menyetir mobil. Terus terang saya masih sering takut-takut untuk lebih berani dalam mengendarai mobil. Selama masih bisa naik sepeda motor, saya lebih memilih naik sepeda motor.

Pagi tadi, hujan turun cukup deras ketika saya hendak berangkat kerja. Dan sabtu ini, mendadak saya harus pergi sendiri. Berita kematian tetangga mengharuskan ayah untuk ikut serta mengurusi keperluan pemakaman, dan saya harus berangkat kerja dengan membawa anak-anak plus mampir ke pasar.

Si ayah pun memaksa untuk naik mobil saja. Dengan sedikit terpaksa, karena tidak ada pilihan lain, akhirnya saya berangkat naik mobil, walaupun saya berpikir tujuh keliling bagaimana  cara parkir di pasar nanti. Dan kemudian berangkatlah saya bersama Duo Binar.

Sepulang kerja, saya mampir ke pasar, dan sedikit bernafas lega, karena pasar tidak seramai  yang saya bayangkan. Dan kebetulan pula saya dapat tempat parkir yang cukup nyaman. Panduan dari juru parkir cukup membantu. Meskipun hati berdebar-debar takut menyerempet mobil sebelah, tapi sampai saya keluar dri pasar, semua berjalan lancar.

Komentar ayah ketika saya sudah sampai rumah "nah bisa kan? Kalo ga dipaksa gitu, trus kapan bisanya?" Dan saya pun nyengir. Ga tau nih ayah kalo sepanjang jalan saya kepikiran caranya parkir.

Alhamdulillah...

#tantangan10hari
#kulaihbunsayiip
#melatihkemandirian

Friday, 10 March 2017

Melatih Kemandirian #day7

Saya bertanya kepada diri saya sendiri. Apakah hanya saya yang maju mundur dalam melaksanakan tantangan kemandirian ini?

Tadi malam mas kembali meminta ditemani tidur. Saya pantang menyerah menolak dan memintanya untuk berani tidur sendiri.

Dengan wajah sedih, diapun berangkat tidur. Alhamdulillah sampai tengah malam masih aman, tanpa ada rengekan.

Tapi kemudian, saya kembali merenung. Apa yang menyebabkan si mas belum benar-benar berani tidur sendiri? Saya sama sekali tidak pernah menakut-nakutinya dengan hal-hal yang memyeramkan.

Dan mendadak, saya menemukan AHA...
Ya, saya pun seringkali ketakutan tidur sendiri. Ketika si ayah tugas keluar kota, saya suka 'nebeng' tidur di kamar anak-anak, dengan alasan 'takut tidur sendiri'. Nah lhoooo, jadi sebetulnya, tantangan kemandirian berani tidur sendiri ini bukan hanya berlaku untuk mas, tapi untuk semua. Heheheh...

Siap menerima tantangan ini? Bismillahirrahmanirrahim, siap atau tidak, saya harus tetap siap dan yakin bisa. Aamiin...

#tantangan10hari
#hari7
#kuliahbudsayiip
#melatihkemandirian

Ayah dan Pengasuhan Anak

Dalam beberapa diskusi masalah pengasuhan anak yang saya ikuti, banyak ibu-ibu yang curhat bahwa suaminya kurang bersedia turut campur dalam hal ini. Entah karena sibuk bekerja, atau alasan-alasan lainnya. Dan saya pun merasakannya. Padahal banyak pakar parenting bahwa sentuhan ayah sangatlah penting bagi masa depan anak. Sayangnya yang hadir dan mendengar hal ini adalah ibu-ibu yang cukup kesulitan untuk menyampaikan hal ini kepada sang ayah.

Saran dari pakar-pakar parenting adalah terus istiqamah mengajak dan mendo'akannya, semoga ayah tergerak hatinya. Padahal mengajak suami untuk hal-hal yang menurutnya tidak menarik adalah hal yang tidak mudah. Ketika saya menyadari bahwa pesan saya via WA yang cukup panjang, hanya dilewatkan, maka saya mencoba mengirimkannya kepada seorang teman wanita yang suaminya sudah 'sadar' tentang peran sang ayah. Kemudian meminta tolong suami teman untuk menshare ke suami saya. Jalan yang panjang untuk ditempuh karena pesan tersebut harus keliling terlebih dahulu.

Tapi begitulah pria, mereka lebih mudah menerima saran dari para pria lain daripada menerima pesan dari perempuan, terutama dalam hal-hal pengasuhan anak. Mungkin karena egonya yang masih tinggi.

Selain pesan berantai, saya mencoba melibatkan anak-anak untuk mengajak ayah bermain dan berkegiatan lain. Awalnya sih ogah-ogahan juga,  dan tampak malas terlibat bersama anak.

Tapi itu dulu. Belakangan ini, saya merasa bahwa ayah telah berubah. Apakah 180°? Tidak. Bagi saya perubahan sekecil apapun tetap berarti. Ketika si ayah berinisiatif mengajak Duo Binar berkegiatan di hari sabtu, bagi saya itu adalah suatu prestasi. Atau membaca buku bersama dan kemudian mendiskusikannya. Sengaja pulang saat istirahat siang agar bisa mengajak anak-anak ke masjid juga sesuatu yang luar bisa.

Apresiasi kepada sang ayah tak kalah penting. Ucapan terima kasih, pujian hebat, keren, dan yang lain-lain sering saya sampaikan ketika ayah telah selesai berkegiatan bersama mereka. Pujian yang tampak lebay kadangkala saya munculkan, walaupun ayah tahu kalo 'digombalin' dan kemudian tersipu-sipu. Ah tapi tak masalah. Yang penting, ayah sudah berusaha hadir untuk membersamai mereka.

Tuesday, 7 March 2017

Melatih Kemandirian #day6

2 hari ini Ayah lembur dan pulang kerja menjelang isya. Dan itu artinya saya mengatasi segala keruwetan rumah seorang diri. Bagi saya, itu tantangan tersendiri, yang selama ini cukup "ketergantungan" dengan suami.

Beberapa hal yang bisa saya lakukan hari ini tanpa bantuan suami adalah :
● memasang galon. Horee, ternyata saya bisa juga lho
● menyelesaikan tugas pagi memasak, mencuci, merapikan rumah dan mengurus anak-anak sebelum berangkat sekolah tanpa bantuan Ayah. Biasanya ketika Ayah sedang tidak sibuk, kami berbagi peran. Tantangan buat saya agar bisa mengerjakan sendiri, dan selesai tepat pada waktunya.

Untuk Adik, malam ini sudah tidak mengompol lagi. Dan mendadak membuat kejutan. Ketika saya sedang melipat baju, dan dia minta digorengkan telur dadar, saya memintanya untuk menunggu sebentar. Tak disangka, mungkin karena dia merasakan lapar yang amat sangat, Adik membuat telur dadar sendiri. Mulai dari memecah telur, memberinya sedikit garam dan lada, mengocok, menyalakan kompor, memasak, makan, hingga mencuci piring dia lakukan sendiri. Saya pun kemudian iseng-iseng menawarkan, gimana kalo Adik besok jadwal bikin sarapan? Kan udah pinter nih bikin telur dadar. Dia pun menyanggupinya.

Kita lihat besok pagi ya....

#tantangan10hari
#day6
#kuliahbunsayiip
#melatih kemandirian

Sunday, 5 March 2017

Melatih Kemandirian #day5

Tantangan kemandirian...

2 hari ini si kakak mengikuti kegiatan ESQ Kids perdana yang di laksanakan di Pendopo Bupati Tanjung. Materi-materi yang diberikan keren. Mengenai character building, bagaimana membangun karakter anak-anak. Ada sesi dimana orangtua boleh masuk untuk mengikuti kegiatan. Alhamdulillah, si kakak makin berani dan makin percaya diri, termasuk dalam hal tidur sendiri. Semoga bisa berlanjut. Dan besok waktunya mendiskusikan tantangan kemandirian yang baru buat dia. Saya sih kepengen dia mandiri dan bertanggungjawab dengan piring yang dia gunakan setelah makan. Semoga saja dia mau menerima tantangan ini.

Untuk adik, alhamdulillah sukses dengan rutinitas bangun pagi dan segera bersiap-siap menjelang subuh. Tak disangka, 2 malam ini dia kembali mengompol. Entah kenapa. Biasanya jika kurang enak badan, atau sedang kepikiram sesuatu, dia memang terkadang mengompol. Tapi 2 hari ini dia tampak ceria, tidak ada tanda-tanda sakit dan ga ada masalah. Pagi ini, saya ajak dia berdiskusi. Kira-kira apa penyebabnya dan bagaimana mengatasinya.
"Aku juga ga tau Bu, padahal aku sudah pipis tadi malam pas mau tidur."
"Nah nati malam gimana? Mau dibangunkan Ibu untuk diaja pipis?"
"Iya mau."
"Jam berapa adik mau dibangunkan?"
"Malam ini jam 10 ya Bu, besok jam 11, besoknya lagi jam 12, terus kaya itu, sampai jam 5 pagi."
"Oke deh, jadi kita mulai nanti malam ya. Siap."
"Siap!!!"

Semoga berhasil. Semangat semangat semangat!!!

Saturday, 4 March 2017

Melatih Kemandirian #day4

Hari ke-empat...

Sambil terus mengamati perkembangan anak-anak, saya berusaha untuk kembali menengok diri saya sendiri. Di sisi mana saya kurang mandiri?

Kebetulan pula Ayah sedang dinas keluar kota, dan disitulah kemudian saya merasa, bahwa ada hal-hal yang saya sangat bergantung dengan suami. Pengalaman pertama setelah menikah dan tinggal di daerah yang cukup terpencil, tanpa sinyal dan tanpa kendaraan, membuat saya ketergantungan dengan suami dalam hal-hal yang berhubungan dunia luar. Kebiasaan selama 2 tahun itu terbawa hingga sekarang.

Membayar tagihan air, listrik, internet, membeli galon dan tabung gas, iuran keamanan dan kebersihan, hampir semua hal-hal tersebut dilakukan oleh suami. Dan saya baru mengambil alih ketika suami sedang tidak berada di rumah. Jika masih ada suami, maka saya tinggal lapor, dan masalah pun terselesaikan.

Saya akhirnya membuat komitmen untuk diri saya sendiri. Bahwa saya harus bisa dan siap untuk melakukan hal-hal tersebut, tanpa harus merepotkan suami. Jika pun saya tidak bisa melakukannya sendiri, saya harus tahu kemana saya meminta bantuan.

Untuk anak-anak, alhamdulillah hari ini target si kakak untuk berangkat tidur sendiri dapat dilakukan dengan baik. Tinggal menjaga agar dapat konsisten. Sedangkan adik, bisa menjalankan kesepakatan mengenai bangun tidur pagi dengan bantuan alarm.

Semoga besok bisa berjalan lebih baik. Saya, suami dan anak-anak. Aamiin...

#tantangan10hari
#hari4
#kuliahbunsayiip
#melatihkemandirian